Antarajawabarat.com, 24/2 - Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Indina Istiyantari menyatakan angka kematian ibu dan bayi di Jawa Barat pada tahun 2013 hingga 2014 menurun.

"Memang angka kematian ibu landai turunnya enggak terlalu kelihatan. Ini berbeda dengan angka kematian bayi," kata Indina, disela-sela acara "Collabrorative Learning: Upaya Gawat Darurat Penyelematan Ibu dan Bayi Baru Lahir, di Jawa Barat, di Haris Convention Hotel Bandung, Selasa.

Ia mengatakan, angka kematian ibu di Jawa Barat pada tahun 2013 adalah 781 kasus dan pada tahun 2014 turun menjadi 747 kasus.

"Sementara untuk angka kematian bayi pada tahun 2013 sebanyak 4.306 kasus dan turun menjadi 3.810 kasus pada 2014," kata dia.

Penurunan angka kematian ibu dan bayi di Jawa Barat tersebut, menurut dia, tidak terlepas dari upaya Pemprov Jawa Barat dalam peningkatan kesehatan dan pelayanan kesehatan untuk masyarakat.

"Salah satunya adalah melalui 'Gerakan Penyelamatan Ibu dan Bayi Baru Lahir' dengan program Emas atau Expanding Maternal dan Neonatal Survival ini," kata dia.

Selain itu, lanjut dia, Pemprov Jawa Barat telah sarana dan prasarana penunjang kesehatan seperti membangun Puskesmas Poned di setiap kabupaten/kota.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Ahmad Kustijadi menambahkan kepedulian pemda dan masyarakat dalam penurunan angka kematian ibu dan bayi sangat signifikan.

"Ini terlihat dari komitmen pemda dalam melahirkan regulasi yang berpihak pada penurunan angka kematian ibu dan bayi seperti perda, pergub dan SK," kata dia.

Anggaran pun, lanjut dia, mengaju pada hal tersebut yakni sebesar 17,6 persen dari APBD yang digunakan untuk memperbaiki infrastruktur, baik tenaga, sarana preasana ataupun anggaran.

ajats

Pewarta:

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015