Antarajawabarat.com, 30/1 - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo mendukung penggunaan aspal dari Pulau Buton sebagai bentuk dukungan penggunaan produk dalam negeri dan menekan impor aspal.

"Pada Desember kemarin ada musrembangnas, presiden mengeluarkan kebijakan ingin semaksimal mungkin menggunakan produk dalam negeri. Nah, kenapa aspal buton karena kita masih mengimpor 1,2 juta ton aspal minyak dari luar negeri," kata Indroyono Soesilo, di Bandung, Jumat.

Ditemui usai melakukan kunjungan kerja Balitbang Sumber Daya PU di Jalan Ir H Djuanda Kota Bandung, ia mengatakan ada sejumlah kelebihan yang dimiliki oleh aspal Buton tersebut.

"Selain produk dalam negeri, aspal buton ini juga bagus seperti Jalan Padalarang-Cimahi yang dibuat sejak tahun 60 an itu dari aspal Buton. Kondisinya masih bagus kan," kata dia.

Lebih lanjut ia mengatakan aspal Buton tersebut juga bisa digunakan dalam menyukseskan program kemaritiman yakni pembangunan jalan di pulau terluar, wilayah perbatasan atau pesisir pantai.

"Kemudian banyak kepala daerah yang meminta penggunaan aspal Buton, salah satunya Jabar," kata dia.

Sebelumnya, pemerintah melalui PT Pertamina telah berkomitmen untuk menghentikan impor aspal cair pada 2010 dan menggantinya dengan mengoptimalkan produksi aspal Buton.

Penghentian impor aspal cair ini disebabkan jumlahnya yang sangat terbatas di pasaran dunia sehingga memicu kenaikan harga. Pada tahun lalu harga aspal cair mencapai 540 dolar AS atau setara dengan Rp5,4 juta per ton, sementara aspal Buton hanya berkisar 250 dolar AS atau Rp2,5 juta per ton.

Saat ini, produksi aspal Buton hanya menyumbang sekitar 1,46 persen dari total kebutuhan aspal nasional. Pada 2008, produksi aspal Buton hanya mencapai 17.500 ton dari 1,2 juta ton kebutuhan nasional.

ajat sudrajat

Pewarta:

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015