Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango mencatat video macan tutul yang diunggah akun Instagram resmi beberapa waktu lalu, merupakan video lama yang direkam pada Agustus 2014 silam, sehingga Kepala BBTNGGP Sapto Aji Probowo meminta maaf.
"Saya mewakili TNGGP meminta maaf karena video yang diunggah tim media sosial adalah video 10 tahun lalu, ini kesalahan saya tidak mencroscek ulang video yang diunggah," kata Sapto di Cianjur, Jumat.
Baca juga: Macan tutul dan macan kumbang terekam CCTV TNGGP
Namun pihaknya memastikan, macan tutul dan macan kumbang yang diunggah di medsos resmi TNGGP meski sudah 10 tahun lalu terekam kamera pengintai masih hidup karena dari 2014 hingga saat ini belum ada ditemukan bangkai satwa langka di area taman nasional.
Dia menjelaskan, TNGGP memiliki kurang lebih 60 kamera pengintai yang disebar untuk memonitor seluruh satwa liar yang hidup di TNGGP, petugas secara rutin saat melakukan patroli, mengambil data dari kamera untuk melacak keberadaan hewan liar guna pendataan.
"Data dari Spatially Explicit Capture-Recapture 2021, terdapat 24 ekor macan tutul yang hidup di area TNGGP, sedangkan data 2022 ada 416 ekor Owa Jawa, dan hingga 2019 terdapat 40 Elang Jawa yang hidup di taman nasional," katanya.
Sedangkan terkait beredarnya video macan tutul dan macan kumbang yang diposting beberapa hari lalu, katanya, pihaknya tidak berniat untuk menyebarkan hoax di media sosial, namun timnya ingin menunjukkan ke publik keberadaan sejumlah hewan langka masih ada di area koservasi Gunung Gede Pangrango.
"Video lama yang digunakan merupakan dengan alasan enak dipandang dan belum pernah dipublikasikan," katanya.
Saat ini, ungkap dia, TNGGP memiliki video terbaru dari tahun 2022 hingga 2024 yang menunjukkan keberadaan macan tutul dan macan kumbang yang direkam seorang anggota Kelompok Tani Hutan (KTH) yang sedang memonitor area Gunung Gede-Pangrango.
"Video terbaru macan kumbang terekam kamera pada tanggal 15 April 2024, jaraknya hanya beberapa meter dari hewan langka tersebut," katanya.
Guna meluruskan permasalahan tersebut, tambah dia, pihaknya akan membuat klarifikasi resmi di akun Instagramnya, dan akan mengunggah video terbaru macan tutul dan macan kumbang untuk meyakinkan publik terkait keberadaannya masih ada di taman nasional.
Baca juga: Seekor anak Elang Jawa lahir di TNGPP Cianjur
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: TNGGP minta maaf terkait video macan tutul dan macan kumbang
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
"Saya mewakili TNGGP meminta maaf karena video yang diunggah tim media sosial adalah video 10 tahun lalu, ini kesalahan saya tidak mencroscek ulang video yang diunggah," kata Sapto di Cianjur, Jumat.
Baca juga: Macan tutul dan macan kumbang terekam CCTV TNGGP
Namun pihaknya memastikan, macan tutul dan macan kumbang yang diunggah di medsos resmi TNGGP meski sudah 10 tahun lalu terekam kamera pengintai masih hidup karena dari 2014 hingga saat ini belum ada ditemukan bangkai satwa langka di area taman nasional.
Dia menjelaskan, TNGGP memiliki kurang lebih 60 kamera pengintai yang disebar untuk memonitor seluruh satwa liar yang hidup di TNGGP, petugas secara rutin saat melakukan patroli, mengambil data dari kamera untuk melacak keberadaan hewan liar guna pendataan.
"Data dari Spatially Explicit Capture-Recapture 2021, terdapat 24 ekor macan tutul yang hidup di area TNGGP, sedangkan data 2022 ada 416 ekor Owa Jawa, dan hingga 2019 terdapat 40 Elang Jawa yang hidup di taman nasional," katanya.
Sedangkan terkait beredarnya video macan tutul dan macan kumbang yang diposting beberapa hari lalu, katanya, pihaknya tidak berniat untuk menyebarkan hoax di media sosial, namun timnya ingin menunjukkan ke publik keberadaan sejumlah hewan langka masih ada di area koservasi Gunung Gede Pangrango.
"Video lama yang digunakan merupakan dengan alasan enak dipandang dan belum pernah dipublikasikan," katanya.
Saat ini, ungkap dia, TNGGP memiliki video terbaru dari tahun 2022 hingga 2024 yang menunjukkan keberadaan macan tutul dan macan kumbang yang direkam seorang anggota Kelompok Tani Hutan (KTH) yang sedang memonitor area Gunung Gede-Pangrango.
"Video terbaru macan kumbang terekam kamera pada tanggal 15 April 2024, jaraknya hanya beberapa meter dari hewan langka tersebut," katanya.
Guna meluruskan permasalahan tersebut, tambah dia, pihaknya akan membuat klarifikasi resmi di akun Instagramnya, dan akan mengunggah video terbaru macan tutul dan macan kumbang untuk meyakinkan publik terkait keberadaannya masih ada di taman nasional.
Baca juga: Seekor anak Elang Jawa lahir di TNGPP Cianjur
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: TNGGP minta maaf terkait video macan tutul dan macan kumbang
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024