Pemerintah Kota Tasikmalaya, Jawa Barat menerjunkan tim khusus untuk mengatasi kasus demam berdarah dengue (DBD) agar tidak meluas dan tidak menimbulkan korban jiwa, dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), sosialisasi pencegahan DBD, dan pengobatan yang tepat.

"Iya betul, kami menurunkan tim untuk penyelidikan epidemologi dari dinas, khusus untuk PSN, tim kader bersama puskesmas dan masyarakat," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat saat dihubungi melalui telepon seluler di Tasikmalaya, Selasa.

Baca juga: Kota Tasikmalaya masuk 10 besar Standar Pelayanan Minimal Award 2024

Ia menuturkan kasus DBD masih menjadi perhatian jajaran Dinas Kesehatan, karena kasusnya saat ini tersebar di seluruh kecamatan di Kota Tasikmalaya, sehingga pihaknya berupaya melakukan pencegahan dan pengobatan bagi masyarakat yang terjangkit.

Upaya yang dilakukan saat ini, kata dia, di antaranya melakukan penyelidikan epidemologi yang setiap kali turun ke masyarakat menerjunkan tim kesehatan lingkungan, surveilans, kader kesehatan di lingkungan masyarakat, dan siap siaga petugas puskesmas.

"Sekali turun terdiri atas pengelola program DBD, pengelola program kesling, dan surveilans tingkat dinas dan kota empat atau lima orang, kader minimal satu orang, puskesmas satu orang," katanya.

Ia menyampaikan petugas lapangan itu mengedukasi masyarakat sebagai tindak lanjut surat edaran Wali Kota Tasikmalaya tentang kewaspadaan DBD, lalu penguatan gerakan masyarakat dalam memberantas jentik nyamuk di setiap rumah.

Selanjutnya, melakukan penanggulangan DBD di tingkat Kota Tasikmalaya maupun puskesmas, dan penyelidikan epidemologi setiap masyarakat yang terjangkit DBD, dan yang meninggal dunia karena penyakit DBD.

"Bila dipandang perlu dilakukan pengasapan (fogging) hasil penyelidikan epidemologi, lalu menggerakkan masyarakat bersama kader untuk PSN," katanya.

Ia menyampaikan upaya lainnya menyiapkan NS1 untuk mendeteksi dini kasus DBD, sehingga mereka yang terjangkit DBD bisa langsung cepat ditangani secara medis.

Masyarakat yang mengeluhkan sakit dengan gejala DBD, kata dia, secepatnya langsung datang ke tempat pelayanan kesehatan terdekat, seperti puskesmas maupun rumah sakit agar segera dilakukan pemeriksaan tanpa dipungut biaya.
"Bila positif DBD bisa cepat terdiagnosis, cepat ditangani guna mencegah komplikasi dan menurunkan risiko kematian, untuk pemeriksaan ini tersedia di puskesmas dan tidak dipungut biaya," katanya.

Ia menambahkan pemerintah juga menyediakan abate untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk yang dapat diambil secara gratis di puskesmas, sekaligus akan diberi penyuluhan terkait pencegahan DBD di lingkungan rumah.

Kasus DBD, kata dia, harus menjadi perhatian, masyarakat harus selalu waspada dengan peduli menjaga kebersihan lingkungan dan rutin memberantas sarang nyamuk aedes aegypti sebagai penyebab terjadinya DBD.

"Masyarakat harus tetap waspada dengan DBD ini, karena dengan adanya perubahan iklim dan perpanjangan musim hujan bisa memperpanjang siklus DBD," katanya.

Baca juga: Pemkot Tasikmalaya raih Penghargaan Pembangunan Daerah Terbaik ke-3

Dinkes Kota Tasikmalaya mencatat kasus DBD selama Januari sampai Mei 2024, sebanyak 548 kasus dengan sebaran seluruh kecamatan, sebanyak 22 kasus saat ini masih dirawat dan dua kasus meninggal dunia.

"Untuk kasus DBD dari bulan Januari sampai April ada kenaikan, yang cukup signifikan periode Mei ini. Ke depannya mudah-mudahan ada penurunan," katanya.

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024