Ratusan orang berkumpul di depan Kementerian Luar Negeri Swedia di Stockholm meminta agar Israel diboikot atas keikutsertaannya dalam Eurovision Song Contest yang akan diadakan di Malmo, Swedia pada 11 Mei.

Dua aksi demo akan diadakan di Malmo pada 11 Mei karena keikutsertaan Israel dalam Eurovision Song Contest. Selain itu para aktivis yang mendukung Palestina dari berbagai kota di Eropa juga akan ikut dalam aksi tersebut.

"Tahun lalu, Rusia dikeluarkan dari organisasi karena perang Rusia-Ukraina, tetapi tahun ini, dimasukkannya Israel yang melakukan genosida adalah munafik,” demikian pernyataan para demonstran.

Juru bicara kepolisian Malmo, Nils Norling mengatakan diperkirakan 100.000 pendemo akan datang ke kota itu, menurut saluran televisi pemerintah Swedia, SVT.

Norling juga mengatakan mereka akan mengambil langkah-langkah keamanan yang diperlukan untuk mencegah insiden selama demonstrasi, dan tim polisi dari Norwegia dan Denmark akan datang ke Malmo untuk memberi dukungan.

Selain itu Persatuan Penyiaran Eropa (EBU) menyatakan melarang bendera Palestina dan simbol-simbol pro-Palestina dalam ajang Eurovision Song Contest yang berlangsung pekan depan di Malmo, Swedia, menurut Anadolu, Jumat.

EBU selaku penyelenggara kontes lagu internasional yang telah digelar setiap tahunnya sejak 1956, kecuali ketika pandemi pada 2020, menyatakan bahwa mereka yang akan mencoba memasuki Malmo Arena dengan membawa bendera Palestina atau spanduk berisi pesan politik akan dihentikan dan atribut tersebut akan disingkirkan.

Pengumuman tersebut, seperti dilaporkan surat kabar Göteborgs-Posten, disampaikan di tengah meningkatnya ketegangan seputar partisipasi Israel dalam kompetisi lagu itu.
Gerakan Palestine Network juga telah menggalang dukungan untuk melakukan demonstrasi dan aktivitas budaya lainnya di Malmo selama pekan Eurovision, lapor media penyiaran nasional SVT Nyheter.

"Kami merencanakan dua demonstrasi besar dan damai pada 9 dan 11 Mei di Malmo. Kami berharap banyak orang datang dari Denmark untuk berparstisipasi," kata Per-Olof Karlsson, salah satu penyelenggara unjuk rasa.

Ketika ditanya mengapa protes itu penting dilakukan, ia berkata: "Karena Israel harus dikeluarkan dari Eurovision seperti yang mereka lakukan terhadap Rusia."

Pasalnya, Israel telah menewaskan 34.600 warga Palestina di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dalam serangannya ke daerah kantong Palestina itu sejak Oktober lalu.

Sebagai solidaritas dengan warga Palestina di Gaza dan sebagai bagian dari protes, acara musik tandingan bernama Falastinvision akan digelar pada hari terakhir Eurovision Song Contest pada 11 Mei di Malmo.

Sejumlah artis dari Swedia dan negara Eropa lainnya akan berpartisipasi untuk menunjukkan dukungan mereka bagi warga Palestina.

Otoritas setempat telah meminta peningkatan keamanan termasuk melengkapi polisi dengan senapan mesin ringan dan bala bantuan dari Denmark dan Norwegia.

Malmo, kota terbesar ketiga di Swedia, adalah rumah bagi sekitar 360.000 orang yang berasal dari 186 negara, termasuk sebagian besar penduduk Palestina dan Muslim.
Pada Desember, dewan Masyarakat Penulis dan Komposer Islandia (FTT) secara terbuka meminta lembaga penyiaran publik Islandia RUV untuk tidak ambil bagian dalam kontes lagu tersebut "kecuali jika Israel ditolak berpartisipasi dengan alasan yangs ama seperti Rusia pada kompetisi terakhir."

"Kita semua mempunyai kewajiban untuk mengambil sikap menentang perang dan pembunuhan warga sipil dan anak-anak yang tidak bersalah," kata Direktur Jenderal FTT Stefan Eiriksson dalam surat terbukanya kepada RUV.

Final kontes Eurovision 2024 akan berlangsung pada 11 Mei menyusul kemenangan Swedia pada edisi 2023 dengan lagi Tatoo karya Loreen.



Sumber: Anadolu

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ratusan di Swedia minta boikot Israel dari Eurovision Song Contest

Pewarta: Yoanita Hastryka Djohan

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024