Antarajawabarat.com, 27/11 - Upaya penguatan penghargaan, pengakuan dan pemenuhan hak-hak politik kelompok masyarakat penyandang disabilitas dan lansia marjinal harus diperjuangkan lebih keras lagi, kata Deputi Direktur B-Trust Yuyu Komariyah di Bandung, Kamis.
"Antusiasme kelompok masyarakat disabilitas untuk datang ke TPU dalam pemilihan umum cukup tinggi, namun di sisi lain fasilitasi bagi mereka belum maksimal dan harus diperjuangkan lebih keras lagi sehingga mereka bisa lebih terakomodasikan," kata Yuyu Komariyah pada Seminar Membangun Kesetaraan Berpolitik bagi kelompok disabilitas itu.
Ia menyebutkan, B-Trust melakukan penelitian terhadap 14.000 penyandang disabilitas di Jabar, dimana sekitar 80 persen dari mereka datang ke TPS, namun dari angka itu sebagian masih mendapatkan kendala.
Hasil pembelajaran B-Trast pada Pemilu 2009 di lima kabupaten di Jabar menunjukkan penemuan penting yakni kalangan disabilitas dan lansia marjinal kesulitan mengakses informasi pemilihan dan akses pada hari pemilihan, fasilitas khusus untuk disabilitas yang terbatas khususnya bagi tuna netra.
"Lansia marjinal dan penyandang disabilitas menjadi kelompok yang paling sering ditelantarkan oleh pihak berwenang," katanya.
Padahal kenyataanya hampir 15 persen dari populasi total dengan setengah diantara mereka berpotensi menjadi pemilih. Dan lansia adalah 10 persen dari populkasi total penduduk dan menjadi pemilih prospektif.
"Ke depan hambatan-hambatan itu harus diminimalisasi, sosialiasi dan upaya untuk membenahi perlakuan bagi mereka perlu ditingkatkan lagi sehingga poteni dan kesetaraan berpolitik mereka bisa terakomodasi secara maksimal," katanya.
Ia berharap, temuan dan kajian terkait keetaraan berpolitik bagi para penyandang disabilitas dan lansia marjinal diharapkan menjadi perhatian Komisi Pemilihan Umum (KPU) menjelang pelaksanaan Pemilu mendatang.
"Peran serta masyarakat sangat penting terutama dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program diseminasi informasi dan pencerdasan pemilih agar meningkat demi pemilihan yang efektif, transparan dan partisipatif," kata Yuyu Komariyah menambahkan.
B-Trust mengakui upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah telah dilakukan, namun baru dalam tataran sosialisasi tapi pelaksanaan belum maksimal sesuai yang diharapkan.
"Upaya pemerintah sudah lumayan, namun baru pada tahapan sosialisasi, pelaksanaanya belum seperti yang diharapkan," kata Yuyu Komariyah menambahkan.***1***
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2014
"Antusiasme kelompok masyarakat disabilitas untuk datang ke TPU dalam pemilihan umum cukup tinggi, namun di sisi lain fasilitasi bagi mereka belum maksimal dan harus diperjuangkan lebih keras lagi sehingga mereka bisa lebih terakomodasikan," kata Yuyu Komariyah pada Seminar Membangun Kesetaraan Berpolitik bagi kelompok disabilitas itu.
Ia menyebutkan, B-Trust melakukan penelitian terhadap 14.000 penyandang disabilitas di Jabar, dimana sekitar 80 persen dari mereka datang ke TPS, namun dari angka itu sebagian masih mendapatkan kendala.
Hasil pembelajaran B-Trast pada Pemilu 2009 di lima kabupaten di Jabar menunjukkan penemuan penting yakni kalangan disabilitas dan lansia marjinal kesulitan mengakses informasi pemilihan dan akses pada hari pemilihan, fasilitas khusus untuk disabilitas yang terbatas khususnya bagi tuna netra.
"Lansia marjinal dan penyandang disabilitas menjadi kelompok yang paling sering ditelantarkan oleh pihak berwenang," katanya.
Padahal kenyataanya hampir 15 persen dari populasi total dengan setengah diantara mereka berpotensi menjadi pemilih. Dan lansia adalah 10 persen dari populkasi total penduduk dan menjadi pemilih prospektif.
"Ke depan hambatan-hambatan itu harus diminimalisasi, sosialiasi dan upaya untuk membenahi perlakuan bagi mereka perlu ditingkatkan lagi sehingga poteni dan kesetaraan berpolitik mereka bisa terakomodasi secara maksimal," katanya.
Ia berharap, temuan dan kajian terkait keetaraan berpolitik bagi para penyandang disabilitas dan lansia marjinal diharapkan menjadi perhatian Komisi Pemilihan Umum (KPU) menjelang pelaksanaan Pemilu mendatang.
"Peran serta masyarakat sangat penting terutama dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program diseminasi informasi dan pencerdasan pemilih agar meningkat demi pemilihan yang efektif, transparan dan partisipatif," kata Yuyu Komariyah menambahkan.
B-Trust mengakui upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah telah dilakukan, namun baru dalam tataran sosialisasi tapi pelaksanaan belum maksimal sesuai yang diharapkan.
"Upaya pemerintah sudah lumayan, namun baru pada tahapan sosialisasi, pelaksanaanya belum seperti yang diharapkan," kata Yuyu Komariyah menambahkan.***1***
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2014