Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, mata uang Rupiah akan menguat ke level Rp16.000 per dolar AS, bahkan hingga Rp15.800 di bulan depan atau mulai Juni 2024.

“Penguatan nilai tukar rupiah itu akan terus berlangsung dari sekarang sampai dengan akhir tahun. Itu terpantau kalau kita lihat data-data di pasar yang non-delivery forward di luar negeri atau domestic non-delivery forward di dalam negeri dalam tempo satu bulan ke depan juga akan terus menguat mengarah ke Rp16.000,” kata Perry saat konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Jumat.

Menurut Perry, penguatan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS dikarenakan adanya empat faktor utama.

Yang pertama, dengan keputusan BI menaikan suku bunga atau BI Rate menjadi 6,25 persen. Selain itu, bank sentral juga menaikkan suku bunga deposit facility menjadi sebesar 5,5 persen dan suku bunga lending facility di level 7 persen.

Faktor kedua, penguatan Rupiah didorong dari Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang terus mencatatkan inflow. Hal ini mencerminkan kembali bahwa investasi portofolio Rupiah masih menarik bagi para investor.

"Ini daya tarik imbal hasil investasi portofolio di Indonesia kembali menarik dengan kenaikan itu kalau dibanding India, perbedaan yield lebih baik sehingga lebih attractive," ujarnya.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BI: Rupiah akan kembali menguat ke Rp16.000 di bulan depan

Pewarta: Bayu Saputra

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024