Antarajawabarat.com, 20/10 - Sejumlah warga Kota Bandung berharap Presiden Joko Widodo dan wakilnya Jusuf Kalla tidak meninggalkan blusukan untuk menampung dan menyerap aspirasi masyarakat.

"Harus ada blusukan gaya presiden, itu kebiasaan bagus dan harus tetap dilakukan meski sudah menjadi presiden. Tentunya juga harus ada kejujuran dari semua pihak baik pemerintah, politisi dan rakyat," kata Herman salah seorang wirausaha di Bandung, Senin.

Herman mengaku mengikuti proses pelantikan Jokowi-JK sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI melalui televisi. Ia juga mencermati pidato pertama dari Presiden ke-7 Republik Indonesia.

Pada kesempatan itu pria asal Garut itu juga menyatakan sangat lega atas kehadiran pasangan Prabowo-Hatta Rajasa pada pelantikan itu.

"Saya apresiasi kehadiran Prabowo-Hatta di pelantikan itu, sangat melegakan dan saya salut. Saya kira ini pelajaran politik yang berharga bagi rakyat," kata Herman.

Hal senada juga diungkapkan warga Bandung lainnya, seperti Siti Halimah, salah seorang pedagang di kawasan Pasar Kosambi Kota Bandung. Ia berharap ada spirit bagi pengembangan ekonomi masyarakat khususnya para pedagang di pasar tradisional
"Saya berharap tak sekedar punya presiden baru, tapi bisa membawa perubahan ke arah yang lebih baik bagi masyarakat," katanya.

Ia juga terkesan denga gaya blusukan Jokowi yang berharap tetap dilakukan untuk medapat menyerap langsung keluhan masyarakat.

"Saya berharap semangat pemimpin kita bisa diterjemahkan secara positif oleh para pejabat di daerah dalam memecahkan persoalan di masyarakat," katanya.
Sementara itu Yayat Ruchiyat, seorang guru di Bandung menggantungkan harapannya kepada Jokowi-JK. Ia mendukung komitmen Indonesia Pintar yang diusung oleh pemimpin baru Indonesia itu.

"Saya kira kepedulian kepada sektor pendidikan dari pemerintahan Jokowi-JK menjadi prioritas, Indonesia Pintar harus diaplikasikan hingga ke bawah," katanya.

Sementara itu antusiasme masyarakat menyaksikan prosesi pelantikan Presiden ke-7 Indonesia cukup besar melalui televisi. Warga juga terlibat diskusi terkait kemungkinan kiat kepemimpinan dan kabinet yang akan diumumkan oleh Jokowi.

"Saya berharap tidak ada beban politik dari presiden, karena dia sudah menjadi presiden rakyat Indonesia bukan lagi milik kelompok atau partai," kata Yayat menambahkan.

Pewarta:

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2014