Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor, Jawa Barat, menghitung ulang penambahan koridor transportasi massal Biskita Transpakuan, karena subsidinya dari Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) akan habis pada akhir 2025.

Kepala Dishub Kota Bogor Marse Hendra Saputra, di Bogor, Selasa, mengatakan lama subsidi tersebut tertuang dalam perjanjian kerja sama (PKS) antara Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dan BPTJ.

Dalam rencana awal, Biskita Transpakuan akan memiliki enam koridor. Namun, saat ini baru terealisasi empat koridor yakni 1, 2, 5, dan 6 yang pengelolaannya akan diserahkan ke Pemkot Bogor.

“Ke depan apakah kita harus hitung ulang? Iya. Kami harus hitung ulang apakah perlu koridor tambahan, atau ada bukan koridor yang direncanakan awal,” kata Marse.

Oleh karena itu, lanjut Marse, Pemkot mengandalkan angkutan kota (angkot) listrik yang akan mengaspal di kawasan Suryakencana. Angkutan ini untuk menggantikan Biskita Transpakuan koridor 3 yang belum terealisasi.

Sebab, kata Marse lagi, ruas Jalan Suryakencana yang sempit tidak memungkinkan untuk dilewati bus berukuran besar.

“Jadi ke depan bisa kita lihat apakah kemudian bertambah atau tidak. Tapi itu nanti menjadi kewenangannya Pemkot,” ujarnya pula.

 

Pewarta: Shabrina Zakaria

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024