Memantau warna urin dapat memberikan wawasan berharga mengenai tingkat hidrasi dan potensi masalah kesehatan.
 
Ditulis laman Eating Well, Minggu (17/3), Warna urin “sehat” atau “normal” dapat bervariasi berdasarkan faktor termasuk hidrasi, pola makan dan obat-obatan tertentu, kata Jason Kim , MD, anggota American Urological Association dan profesor urologi Pusat Medis Universitas Brook di Stony Brook, New York.
 
Menurut American Chemical Society, warna urin terutama dipengaruhi oleh adanya pigmen yang disebut urokrom (alias urobilin) yang merupakan produk sampingan dari pemecahan hemoglobin dari sel darah merah tua.
 
Alasan paling umum mengapa urin kita berubah warna adalah karena tingkat hidrasi.
 
“Ketika Anda cukup terhidrasi, urin Anda cenderung berwarna kuning pucat karena lebih encer. Saat Anda dehidrasi, warna urine bisa menjadi lebih gelap, yang menunjukkan bahwa urine lebih pekat dengan produk limbah,” jelas Kim.
 
Beberapa kondisi yang menyebabkan urin berwarna adalah dari makanan berwarna seperti buah bit atau sayur yang dapat membuat urin berwarna kehijauan.
 
Selain itu suplemen B dosis tinggi juga dapat membuat urin berwarna kuning cerah dan suplemen herbal membuat urin jd berwarna kecokelatan atau merah.
 
Pada kondisi medis, penggunaan obat-obatan dan infeksi saluran kemih dapat menyebabkan urin tampak keruh, gelap, atau bahkan berdarah karena adanya bakteri, sel darah putih, atau sel darah merah di dalamnya. Masalah hati atau ginjal juga bisa memicu perubahan warna urin, tambah Kim.
 
Jika Anda memperhatikan bahwa urin Anda lebih gelap daripada warna kuning pucat yang ideal, Kim menyarankan untuk menerapkan penyesuaian gaya hidup dengan minum banyak air.
 
“Tetap terhidrasi adalah kunci untuk memastikan warna urin Anda tetap sehat,” saran Kim.
 

 
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pantau warna urin untuk tahu masalah penyakit di tubuh

Pewarta: Fitra Ashari

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024