Presiden Joko Widodo mengingatkan semua pihak khususnya jajaran TNI-Polri mengenainya perlunya langkah-langkah proaktif untuk menetralkan residu-residu politik, karena tahapan pemilu masih berlangsung hingga Oktober 2024.
“Perlu juga saya ingatkan masih ada beberapa tahapan pemilu sampai Oktober nanti, yang perlu langkah-langkah proaktif untuk menetralisir (menetralkan) residu-residu politik, untuk memitigasi disinformasi-disinformasi pemilu serta menjaga kerukunan, menjaga persatuan kita sebagai sebuah bangsa dan negara,” ujar Presiden Joko Widodo.
Hal itu disampaikan Presiden Widodo dalam arahannya pada acara Rapat Pimpinan TNI dan Polri Tahun 2024 bertema “Siap Wujudkan Pertahanan Keamanan untuk Indonesia Maju“, di GOR Ahmad Yani, Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Rabu.
Kepala Negara berterima kasih kepada jajaran TNI dan Polri yang telah menjamin keamanan dan ketertiban selama pelaksanaan pemilu sehingga pemungutan suara dan penghitungan suara berlangsung dengan aman dan damai.
Dia mengakui memang ada dinamika dan riak-riak dalam penyelenggaraan pemilu, namun menurutnya hal tersebut wajar dalam berdemokrasi.
“Walaupun saya tahu ada sedikit dinamika dan riak-riak kecil. Itu biasa dan wajar dalam kita berdemokrasi. Perbedaan pendapat, perbedaan pilihan itu juga sangat wajar dalam demokrasi,” jelasnya.
TNI-Polri Bagian Indonesia Emas
Presiden Joko Widodo meminta jajaran TNI dan Polri menjadi bagian penting dalam menyongsong Indonesia Emas tahun 2045.
"TNI-Polri harus menjadi bagian penting untuk menyongsong Indonesia Emas 2045, karena kita berpeluang besar untuk menjadi negara maju dan keluar dari middle income trap, dan momentumnya adalah 15 tahun ke depan saat kita menikmati yang namanya bonus demografi," kata Jokowi dalam arahannya pada Rapat Pimpinan TNI dan Polri Tahun 2024 bertema "Siap Wujudkan Pertahanan Keamanan untuk Indonesia Maju" di GOR Ahmad Yani, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Rabu.
Jokowi menyampaikan peluang berupa bonus demografi hanya muncul sekali di suatu negara. Dia pun kembali mengingatkan agar Indonesia tidak seperti negara-negara di Amerika Latin yang gagal memanfaatkan peluang untuk menjadi negara maju.
"Negara-negara di Amerika Latin, tahun 1950, tahun 1960, tahun 1970, sudah menjadi negara berkembang saat itu; tetapi sampai saat ini, mereka tetap menjadi negara berkembang karena tidak mampu melakukan terobosan, tidak mampu melompat untuk menjadi negara maju," kata Jokowi.
Hal-hal tersebut, menurut dia, perlu diamati dan dipelajari agar Indonesia tidak terjebak pada jebakan pendapatan kelas menengah (middle income trap).
"Ada peluang, tetapi juga tantangannya tidak kecil. Sehingga, semua kebijakan-kebijakan harus hati-hati. Pembangunan harus dilakukan berkelanjutan, harus dijalankan secara konsisten. Ini yang penting dan harus dikawal dengan detail dan teliti," ujar Presiden Jokowi.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Presiden ingatkan perlunya langkah proaktif netralkan residu politik
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024