Asosiasi Petani Kopi Indonesia (APEKI) Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, mengajak pemerintah daerah (pemda) setempat berkolaborasi dalam meningkatkan produksi kopi arabika karena peluang untuk menyuplai kebutuhan pasar lokal sangat terbuka lebar.
“Potensi kopi arabika lokal ini sangat tinggi, namun produksinya setiap tahun hanya sampai 50 ton. Padahal kebutuhan pasar untuk jenis ini sangat banyak,” kata Anggota APEKI Kabupaten Kuningan Taufik Hernawan di Kuningan, Jumat.
Baca juga: Diskatan Kuningan: Pupuk murah bantu petani optimalkan masa tanam 2024
Baca juga: Diskatan Kuningan: Pupuk murah bantu petani optimalkan masa tanam 2024
Ia mengatakan kolaborasi ini bisa dilakukan dengan mengakomodir kebutuhan petani. Misalnya, memastikan ketersediaan pupuk murah dan membantu petani memperoleh benih kopi arabika yang berkualitas untuk di tanam.
Selain itu, kata dia, Pemda Kuningan juga perlu menciptakan ekosistem pasar yang berpihak kepada petani kopi dan membantu mereka untuk memperluas cakupan penjualan komoditas tersebut.
“Selama ini (petani kopi) sudah banyak dibantu oleh pemda. Tetapi sebaiknya ditingkatkan lagi khususnya pengembangan kopi arabika,” ujarnya.
Taufik mengungkapkan sejauh ini petani kopi cukup kerepotan, dalam memenuhi permintaan arabika di pasar lokal Kuningan dan sekitarnya.
Jika suplai tercukupi, sebenarnya petani bisa mendapatkan keuntungan yang lumayan karena harga komoditas tersebut cenderung stabil dan memiliki nilai jual tinggi.
“Kami pun selalu mengedukasi petani kopi di Kuningan agar mau meningkatkan produksi. Tapi bukan perkara gampang, ada beberapa kendala,” jelasnya.
Beberapa kendala ini, tuturnya, seperti faktor cuaca hingga hama jamur yang kerap menjangkiti pohon kopi arabika milik petani sehingga bisa berpengaruh pada jumlah produksi.
Taufik mendorong agar Pemda Kuningan harus memperhatikan kondisi semacam ini, agar potensi kopi arabika lokal daerahnya bisa digarap maksimal sehingga berdampak pada kesejahteraan petani.
“Kopi arabika di Kuningan mayoritas ditanam di kawasan dataran tinggi di kaki Gunung Ciremai. Kualitasnya juga sudah diakui pasar,” ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) Kabupaten Kuningan Wahyu Hidayah menyampaikan produksi kopi arabika di daerahnya pada 2023, tercatat 25,22 ton atau sedikit berkurang dari hasil panen tahun 2022 yang mencapai 26 ton.
Wahyu mengemukakan produksi kopi arabika di Kuningan dihasilkan pada lahan petani yang memiliki luas 81,07 hektare.
“Produktivitas kopi arabika menurun di tahun 2023 akibat kemarau panjang, sehingga bunga kopi banyak yang gugur dan tidak berbuah,” ungkapnya.
Ia menambahkan sekitar 55 persen hasil produksi kopi arabika dari Kabupaten Kuningan diserap oleh konsumen lokal serta 45 persen dipasarkan keluar daerah.
Diskatan Kuningan sendiri berkomitmen menerapkan berbagai program strategis, agar produksi kopi arabika asal daerahnya meningkat pada 2024.
Diskatan Kuningan sendiri berkomitmen menerapkan berbagai program strategis, agar produksi kopi arabika asal daerahnya meningkat pada 2024.
“Kita belum memungkinkan untuk melakukan ekspor kopi arabika ke pasar global karena untuk memenuhi pasar lokal di dalam Kabupaten Kuningan maupun luar daerah, masih belum terpenuhi,” ucap dia.
Baca juga: Petani muda Kuningan hasilkan melon premium untuk pasar lokal
Baca juga: Petani muda Kuningan hasilkan melon premium untuk pasar lokal
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024