Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat melaksanakan pertemuan guna melakukan mitigasi kemungkinan bencana hidrometeorologi jelang Pemilu 2024 yang berbarengan dengan puncak musim hujan.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, yang ditemui selepas bertemu dengan Penjabat Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin di Gedung Sate Bandung, mengatakan sangat penting Jawa Barat bersiap siaga menghadapi puncak musim hujan yang diprediksi terjadi pada akhir Januari hingga Maret 2024 mendatang.
Baca juga: 66,5 persen pemilih di Jabar 7 dapat dipengaruhi politik uang
"Apalagi kita akan punya hajat besar, pemungutan suara (pemilu). Tentunya kami berkoordinasi dengan Pak Gubernur, BPBD, bagaimana upaya mitigasi agar curah hujan yang tinggi tidak mengganggu hajat nasional kita," kata Dwikorita.
Menurut dia, curah hujan tinggi akhir Januari-Maret 2024, sebetulnya normal jika mengukur rata-rata bulanan selama 30 tahun terakhir, namun karena bertepatan dengan Pemilu 2024, harus diantisipasi oleh pemerintah daerah.
"Curah hujan kurang lebih sama, tidak ada anomali. Bisa mencapai 400 milimeter dalam satu bulan. Tetapi secara harian bisa mengalami ekstrem. Curah hujan bisa mencapai 100 milimeter lebih perhari dan kadang bisa mencapai 150 milimeter," ucapnya.
Kemudian, kata dia, seiring dengan kondisi ekologis yang ada, hujan ekstrem ini berpotensi menganggu lingkungan, merusak dan mengakibatkan longsor dan banjir bandang.
"Perlu kewaspadaan, inspeksi sungai apakah ada sunbatan agar tidak menyebabkan banjir bandang," katanya.
Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika Kelas 1 Bandung BMKG Teguh Rahayu menambahkan dalam pertemuan dengan Pemprov Jabar ini, pihaknya juga mengungkapkan banyak daerah di Jawa Barat yang rawan bencana dan harus diantisipasi, terutama yang merupakan lumbung pangan.
"Yang harus diwaspadai adalah Jawa Barat bagian timur dan selatan. Majalengka, Sukabumi. Iya [itu daerah] lumbung pangan," kata Teguh.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, yang ditemui selepas bertemu dengan Penjabat Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin di Gedung Sate Bandung, mengatakan sangat penting Jawa Barat bersiap siaga menghadapi puncak musim hujan yang diprediksi terjadi pada akhir Januari hingga Maret 2024 mendatang.
Baca juga: 66,5 persen pemilih di Jabar 7 dapat dipengaruhi politik uang
"Apalagi kita akan punya hajat besar, pemungutan suara (pemilu). Tentunya kami berkoordinasi dengan Pak Gubernur, BPBD, bagaimana upaya mitigasi agar curah hujan yang tinggi tidak mengganggu hajat nasional kita," kata Dwikorita.
Menurut dia, curah hujan tinggi akhir Januari-Maret 2024, sebetulnya normal jika mengukur rata-rata bulanan selama 30 tahun terakhir, namun karena bertepatan dengan Pemilu 2024, harus diantisipasi oleh pemerintah daerah.
"Curah hujan kurang lebih sama, tidak ada anomali. Bisa mencapai 400 milimeter dalam satu bulan. Tetapi secara harian bisa mengalami ekstrem. Curah hujan bisa mencapai 100 milimeter lebih perhari dan kadang bisa mencapai 150 milimeter," ucapnya.
Kemudian, kata dia, seiring dengan kondisi ekologis yang ada, hujan ekstrem ini berpotensi menganggu lingkungan, merusak dan mengakibatkan longsor dan banjir bandang.
"Perlu kewaspadaan, inspeksi sungai apakah ada sunbatan agar tidak menyebabkan banjir bandang," katanya.
Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika Kelas 1 Bandung BMKG Teguh Rahayu menambahkan dalam pertemuan dengan Pemprov Jabar ini, pihaknya juga mengungkapkan banyak daerah di Jawa Barat yang rawan bencana dan harus diantisipasi, terutama yang merupakan lumbung pangan.
"Yang harus diwaspadai adalah Jawa Barat bagian timur dan selatan. Majalengka, Sukabumi. Iya [itu daerah] lumbung pangan," kata Teguh.
Baca juga: Sekda Jawa Barat dalami dugaan pelanggaran netralitas ASN Bekasi
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BMKG-Pemda Jabar mitigasi bencana hidrometeorologi jelang Pemilu 2024
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024