Dalam era digitalisasi yang semakin menghadirkan banyak kemajuan teknologi, industri audio visual menjadi semakin marak diproduksi dengan berbagai bentuk yang tidak hanya saluran televisi dan film, tapi bisa saluran beragam media sosial. Kondisi tersebut membuat profesi yang mengandalkan talenta suara atau voice over menemukan momentumnya. Profesi ini sekarang bukan hanya berfokus pada pengisi suara di film animasi atau iklan, tetapi juga merambah ke berbagai bidang di dunia digital untuk bermacam-macam sektor komersial.
Dengan pesatnya perkembangan konten digital seperti podcast, audiobook, dan platform e-learning, permintaan akan suara berkualitas semakin meningkat. Para perusahaan dan kreator konten digital kini memahami bahwa penggunaan voice over bukan hanya untuk meningkatkan kualitas produksi, tetapi juga sebagai alat strategis untuk menjangkau audiens dengan cara yang lebih personal.
“Menurut saya jasa voice over ini semakin hari akan semakin meningkat, bisa dilihat di sosial media salah satunya, hampir semua konten video itu membutuhkan voice over,” kata Nadia Lestari salah satu talent voice over sejak 2013.
Meskipun teknologi suara AI terus berkembang, keberadaan para voice over talent tidak dapat digantikan sepenuhnya. Kekuatan emosi dan perasaan yang dapat disampaikan melalui suara manusia tetap menjadi keunggulan utama. Kemampuan voice over untuk menyampaikan nuansa, intonasi, dan emosi memberikan dimensi kemanusiaan yang sulit dicapai oleh teknologi.
Nadia Lestari, seorang voice over talent yang telah aktif sejak 2013 dan telah menghasilkan ratusan konten serta bekerja sama dengan pihak-pihak ternama seperti Bank Indonesia, Pertamina, Kobe, Telkom Group, Scarlett, dan banyak lagi, memberikan beberapa tips berharga bagi individu yang ingin memperluas karirnya di bidang suara, khususnya jasa voice over.
Bagi pemula pngting mengikuti Kelas Voice Over. Menurut Nadia, mengikuti kelas voice over tidak hanya menambah ilmu, tetapi juga memperluas koneksi. Kelas-kelas tersebut dapat menjadi pintu masuk untuk bertemu dengan profesional lain dalam industri ini.
Lalu bergabung dalam Komunitas Voice Over. Nadia menekankan pentingnya bergabung dalam komunitas voice over. Ini dapat memudahkan dalam mencari informasi seputar voice over, seperti kelas, lomba, dan saling berbagi pengalaman serta tips.
Voice over talent perlu membuat personal branding di media sosial. Nadia menyarankan untuk membuat personal branding di media sosial. Hal ini dapat membantu jasa voice over seseorang dikenal oleh banyak orang, termasuk potensial klien atau agensi.
Atau voice over talent bisa bergabung dengan Agensi Voice Over, karena menurut Nadia, bergabung dengan agensi voice over adalah langkah yang cerdas. Agensi memiliki jaringan yang luas dan dapat menampung para voice over, memberikan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan keahlian masing-masing.
Nadia Lestari membuktikan bahwa sukses di dunia voice over tidak hanya tentang kemampuan suara, tetapi juga tentang strategi dan koneksi. Dengan tips yang berharga ini, individu yang ingin memasuki dunia voice over dapat memiliki panduan yang lebih baik untuk meraih sukses dalam karir mereka.
Selain Nadia Lestari, ada juga Fithri Nuraini, salah satu perintis yang berhasil membangun jasa voice over bernama “Suara Fithri”.
Perjalanan Fithri dimulai dari ikut berbagai perlombaan voice over, menjalani latihan intensif untuk meningkatkan pelafalan, intonasi, dan bereksperimen dengan karakter suara yang unik.
“Saya terdorong menjadi seorang voice over talent karena ingin memiliki penghasilan sendiri. Mengasah potensi yang menurut saya bagus dan peluangnya sangat besar, apalagi pekerjaan ini bisa dilakukan dimana saja asalkan alatnya memenuhi kriteria untuk menghasilkan suara yang bagus,” katanya.
Namun, perjalanan perintis tidak selalu mulus. Fithri menghadapi tantangan awal seperti kendala dalam memperoleh peralatan yang memadai dan kondisi lingkungan yang tidak selalu mendukung. Meskipun begitu, semangat dan dedikasi Fithri tidak pernah luntur.
"Saya berhasil mengatasi tantangan sejauh ini berkat rasa percaya diri yang terus dibangun," ungkapnya.
Dalam menyampaikan pesan kepada mereka yang ingin memulai karir di dunia voice over, Fithri menekankan keberanian untuk mengeksplorasi bakat dan konsistensi dalam pengembangan kemampuan suara.
"Dari awal berdiri hingga saat ini, pencapaian terbesar saya yakni bisa membantu biaya kehidupan sehari-hari selama saya menjadi mahasiswa, dan dapat bermanfaat bagi banyak UMKM untuk bisa melakukan promosi melalui suara saya. Saya juga bisa sekaligus memberikan banyak ilmu melalui channel YouTube yang saya isikan suaranya.
"Pencapaian terbesar saya selain bisa mengisi suara untuk pihak-pihak dan lembaga penting, saya juga sangat senang dapat bermanfaat untuk orang lain," kata Fithri dengan raut berseri.
Dari Nadia dan juga Fithri dapat disarikan bahwa prospek kerja voice over di era digitalisasi terlihat semakin cerah dan menjanjikan. Semakin banyak perusahaan dan pembuat konten yang menyadari kepentingan suara berkualitas, membuka jalan bagi para profesional suara untuk berkembang dan berkontribusi dalam era digital yang terus berkembang pesat.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
Dengan pesatnya perkembangan konten digital seperti podcast, audiobook, dan platform e-learning, permintaan akan suara berkualitas semakin meningkat. Para perusahaan dan kreator konten digital kini memahami bahwa penggunaan voice over bukan hanya untuk meningkatkan kualitas produksi, tetapi juga sebagai alat strategis untuk menjangkau audiens dengan cara yang lebih personal.
“Menurut saya jasa voice over ini semakin hari akan semakin meningkat, bisa dilihat di sosial media salah satunya, hampir semua konten video itu membutuhkan voice over,” kata Nadia Lestari salah satu talent voice over sejak 2013.
Meskipun teknologi suara AI terus berkembang, keberadaan para voice over talent tidak dapat digantikan sepenuhnya. Kekuatan emosi dan perasaan yang dapat disampaikan melalui suara manusia tetap menjadi keunggulan utama. Kemampuan voice over untuk menyampaikan nuansa, intonasi, dan emosi memberikan dimensi kemanusiaan yang sulit dicapai oleh teknologi.
Nadia Lestari, seorang voice over talent yang telah aktif sejak 2013 dan telah menghasilkan ratusan konten serta bekerja sama dengan pihak-pihak ternama seperti Bank Indonesia, Pertamina, Kobe, Telkom Group, Scarlett, dan banyak lagi, memberikan beberapa tips berharga bagi individu yang ingin memperluas karirnya di bidang suara, khususnya jasa voice over.
Bagi pemula pngting mengikuti Kelas Voice Over. Menurut Nadia, mengikuti kelas voice over tidak hanya menambah ilmu, tetapi juga memperluas koneksi. Kelas-kelas tersebut dapat menjadi pintu masuk untuk bertemu dengan profesional lain dalam industri ini.
Lalu bergabung dalam Komunitas Voice Over. Nadia menekankan pentingnya bergabung dalam komunitas voice over. Ini dapat memudahkan dalam mencari informasi seputar voice over, seperti kelas, lomba, dan saling berbagi pengalaman serta tips.
Voice over talent perlu membuat personal branding di media sosial. Nadia menyarankan untuk membuat personal branding di media sosial. Hal ini dapat membantu jasa voice over seseorang dikenal oleh banyak orang, termasuk potensial klien atau agensi.
Atau voice over talent bisa bergabung dengan Agensi Voice Over, karena menurut Nadia, bergabung dengan agensi voice over adalah langkah yang cerdas. Agensi memiliki jaringan yang luas dan dapat menampung para voice over, memberikan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan keahlian masing-masing.
Nadia Lestari membuktikan bahwa sukses di dunia voice over tidak hanya tentang kemampuan suara, tetapi juga tentang strategi dan koneksi. Dengan tips yang berharga ini, individu yang ingin memasuki dunia voice over dapat memiliki panduan yang lebih baik untuk meraih sukses dalam karir mereka.
Selain Nadia Lestari, ada juga Fithri Nuraini, salah satu perintis yang berhasil membangun jasa voice over bernama “Suara Fithri”.
Perjalanan Fithri dimulai dari ikut berbagai perlombaan voice over, menjalani latihan intensif untuk meningkatkan pelafalan, intonasi, dan bereksperimen dengan karakter suara yang unik.
“Saya terdorong menjadi seorang voice over talent karena ingin memiliki penghasilan sendiri. Mengasah potensi yang menurut saya bagus dan peluangnya sangat besar, apalagi pekerjaan ini bisa dilakukan dimana saja asalkan alatnya memenuhi kriteria untuk menghasilkan suara yang bagus,” katanya.
Namun, perjalanan perintis tidak selalu mulus. Fithri menghadapi tantangan awal seperti kendala dalam memperoleh peralatan yang memadai dan kondisi lingkungan yang tidak selalu mendukung. Meskipun begitu, semangat dan dedikasi Fithri tidak pernah luntur.
"Saya berhasil mengatasi tantangan sejauh ini berkat rasa percaya diri yang terus dibangun," ungkapnya.
Dalam menyampaikan pesan kepada mereka yang ingin memulai karir di dunia voice over, Fithri menekankan keberanian untuk mengeksplorasi bakat dan konsistensi dalam pengembangan kemampuan suara.
"Dari awal berdiri hingga saat ini, pencapaian terbesar saya yakni bisa membantu biaya kehidupan sehari-hari selama saya menjadi mahasiswa, dan dapat bermanfaat bagi banyak UMKM untuk bisa melakukan promosi melalui suara saya. Saya juga bisa sekaligus memberikan banyak ilmu melalui channel YouTube yang saya isikan suaranya.
"Pencapaian terbesar saya selain bisa mengisi suara untuk pihak-pihak dan lembaga penting, saya juga sangat senang dapat bermanfaat untuk orang lain," kata Fithri dengan raut berseri.
Dari Nadia dan juga Fithri dapat disarikan bahwa prospek kerja voice over di era digitalisasi terlihat semakin cerah dan menjanjikan. Semakin banyak perusahaan dan pembuat konten yang menyadari kepentingan suara berkualitas, membuka jalan bagi para profesional suara untuk berkembang dan berkontribusi dalam era digital yang terus berkembang pesat.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024