Dosen Psikologi UIN Bandung Lida Imelda Cholidah SSos MSi menyerukan pentingnya kesehatan mental mahasiswa di tengah meningkatnya kasus bunuh diri pada tahun 2023 sebanyak 1.290 mahasiswa dibandingkan tahun 2022 yang berjumlah 902 mahasiswa berdasarkan data Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Kepolisian RI (Polri).
"Edukasi mengenai kesehatan mental di kalangan mahasiswa itu sangat penting, agar mereka bisa lebih mengenal dirinya sendiri dan mengatasi permasalahan yang dihadapi," katanya saat dihubungi pada Senin.
Dalam beberapa bulan terakhir ini, sudah banyak kasus mahasiswa bunuh diri, di antaranya mahasiswa universitas di Yogyakarta yang melompat dari hotel lantai 11, mahasiswi di Malang Jawa Timur UB yang melompat dari lantai 12 gedung kuliahnya, dan juga ada mahasiswi universitas di Jakarta yang bunuh diri di apartemennya
Terdapat dua faktor penyebab mahasiswa bunuh diri, yaitu faktor internal dan faktor sosial. Faktor internal mencakup tekanan akademis dan ketidakseimbangan emosional. Sementara itu, faktor sosial melibatkan tekanan dari lingkungan sosial seperti ekspektasi yang tinggi.
"Dalam era generasi stroberi ini, kita harus memahami bahwa cara mengatasi masalah mental mahasiswa sekarang berbeda dengan zaman dahulu. Mereka lebih rentan terhadap tekanan dan stres, sehingga diperlukan pendekatan yang lebih intensif," tambahnya.
Selain itu, sosial media juga berperan besar dalam pembentukan kepribadian mahasiswa, sehingga apabila mahasiswa tidak bisa mengontrol penggunaan media sosial, mahasiswa akan terhipnotis dan menganggap bahwa dunia maya itu merupakan dunia nyata.
Lida Imelda juga memberikan panduan untuk mengatasi stress dan kesehatan mental mahasiswanya seperti menyeimbangkan antara tugas dengan hobi, melakukan pola hidup sehat, dan yang terpenting adalah mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Diharapkan dengan adanya seruan ini masyarakat dan lembaga pendidikan dapat bersama-sama bekerja untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan mental mahasiswa dan mencegah kasus bunuh diri yang terus meningkat.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
"Edukasi mengenai kesehatan mental di kalangan mahasiswa itu sangat penting, agar mereka bisa lebih mengenal dirinya sendiri dan mengatasi permasalahan yang dihadapi," katanya saat dihubungi pada Senin.
Dalam beberapa bulan terakhir ini, sudah banyak kasus mahasiswa bunuh diri, di antaranya mahasiswa universitas di Yogyakarta yang melompat dari hotel lantai 11, mahasiswi di Malang Jawa Timur UB yang melompat dari lantai 12 gedung kuliahnya, dan juga ada mahasiswi universitas di Jakarta yang bunuh diri di apartemennya
Terdapat dua faktor penyebab mahasiswa bunuh diri, yaitu faktor internal dan faktor sosial. Faktor internal mencakup tekanan akademis dan ketidakseimbangan emosional. Sementara itu, faktor sosial melibatkan tekanan dari lingkungan sosial seperti ekspektasi yang tinggi.
"Dalam era generasi stroberi ini, kita harus memahami bahwa cara mengatasi masalah mental mahasiswa sekarang berbeda dengan zaman dahulu. Mereka lebih rentan terhadap tekanan dan stres, sehingga diperlukan pendekatan yang lebih intensif," tambahnya.
Selain itu, sosial media juga berperan besar dalam pembentukan kepribadian mahasiswa, sehingga apabila mahasiswa tidak bisa mengontrol penggunaan media sosial, mahasiswa akan terhipnotis dan menganggap bahwa dunia maya itu merupakan dunia nyata.
Lida Imelda juga memberikan panduan untuk mengatasi stress dan kesehatan mental mahasiswanya seperti menyeimbangkan antara tugas dengan hobi, melakukan pola hidup sehat, dan yang terpenting adalah mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Diharapkan dengan adanya seruan ini masyarakat dan lembaga pendidikan dapat bersama-sama bekerja untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan mental mahasiswa dan mencegah kasus bunuh diri yang terus meningkat.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024