Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani, merespons tudingan pakar telematika Roy Suryo kepada calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka.
Menurut Rosan, Indonesia merupakan negara demokrasi yang membolehkan warga negaranya untuk berbicara di hadapan publik, tetapi jangan gunakan hak tersebut untuk menyebarkan hoaks.
"Ini negara demokrasi. Boleh saja bicara apa saja, tapi tolong jangan menyebarkan sesuatu yang tidak benar, fitnah, jangan menyebarkan sesuatu yang tidak benar," kata Rosan ditemui usai menghadiri deklarasi Pejuang PPP di Jakarta, Kamis.
Ia menyebut seluruh pihak harusnya melakukan edukasi politik dalam rangkaian pesta demokrasi ini, bukan justru menyebarkan informasi yang salah kepada masyarakat.
"Jangan melakukan edukasi politik yang salah, terutama menyebar hoaks, menyebar berita tidak benar, sehingga pesta demokrasi ini dirusak oleh hal-hal seperti itu," ujarnya.
Namun demikian, Rosan enggan membeberkan apakah TKN akan mengambil langkah hukum terkait tudingan Roy Suryo.
Menurutnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah memberi klarifikasi atas tudingan itu. "KPU kan sudah memberikan klarifikasi dan statement (pernyataan, red.), ya, saya rasa itu," katanya lagi.
Sebelumnya, Roy Suryo berkomentar soal pelaksanaan debat perdana cawapres di Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (22/12).
Menurutnya, ada sejumlah kejanggalan dalam debat yang diselenggarakan oleh KPU.
"Kenapa si nomor 2 ini sampai gunakan 3 (tiga) mic sekaligus: 1. Clip-on, 2. Hand-held & 3. Head-set? Apa gunanya juga ada earphone? Siapa yang bisa feeding ke telinganya? Mengapa 2 calon yang lain beda? Ambyar," sambung dia.
Kemudian, Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari buka suara di Jakarta, Sabtu (23/12) malam. Menurutnya, para cawapres yang mengikuti debat menggunakan alat mikrofon yang sama.
Hasyim juga menegaskan Gibran tidak menggunakan ear feeder atau pengumpan telinga. Ia menjelaskan bahwa alat yang berada di telinga para cawapres merupakan cantolan mik.
"Debat spontan, tidak mungkin didikte, mendengarkan bisikan atau baca contekan. Roy Suryo memang tukang fitnah," ucap Hasyim.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: TKN soal tudingan Roy Suryo: Ini negara demokrasi, tapi jangan hoaks
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
Menurut Rosan, Indonesia merupakan negara demokrasi yang membolehkan warga negaranya untuk berbicara di hadapan publik, tetapi jangan gunakan hak tersebut untuk menyebarkan hoaks.
"Ini negara demokrasi. Boleh saja bicara apa saja, tapi tolong jangan menyebarkan sesuatu yang tidak benar, fitnah, jangan menyebarkan sesuatu yang tidak benar," kata Rosan ditemui usai menghadiri deklarasi Pejuang PPP di Jakarta, Kamis.
Ia menyebut seluruh pihak harusnya melakukan edukasi politik dalam rangkaian pesta demokrasi ini, bukan justru menyebarkan informasi yang salah kepada masyarakat.
"Jangan melakukan edukasi politik yang salah, terutama menyebar hoaks, menyebar berita tidak benar, sehingga pesta demokrasi ini dirusak oleh hal-hal seperti itu," ujarnya.
Namun demikian, Rosan enggan membeberkan apakah TKN akan mengambil langkah hukum terkait tudingan Roy Suryo.
Menurutnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah memberi klarifikasi atas tudingan itu. "KPU kan sudah memberikan klarifikasi dan statement (pernyataan, red.), ya, saya rasa itu," katanya lagi.
Sebelumnya, Roy Suryo berkomentar soal pelaksanaan debat perdana cawapres di Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (22/12).
Menurutnya, ada sejumlah kejanggalan dalam debat yang diselenggarakan oleh KPU.
"Kenapa si nomor 2 ini sampai gunakan 3 (tiga) mic sekaligus: 1. Clip-on, 2. Hand-held & 3. Head-set? Apa gunanya juga ada earphone? Siapa yang bisa feeding ke telinganya? Mengapa 2 calon yang lain beda? Ambyar," sambung dia.
Kemudian, Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari buka suara di Jakarta, Sabtu (23/12) malam. Menurutnya, para cawapres yang mengikuti debat menggunakan alat mikrofon yang sama.
Hasyim juga menegaskan Gibran tidak menggunakan ear feeder atau pengumpan telinga. Ia menjelaskan bahwa alat yang berada di telinga para cawapres merupakan cantolan mik.
"Debat spontan, tidak mungkin didikte, mendengarkan bisikan atau baca contekan. Roy Suryo memang tukang fitnah," ucap Hasyim.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: TKN soal tudingan Roy Suryo: Ini negara demokrasi, tapi jangan hoaks
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023