Antarajawabarat.com, 12/5 - Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jabar Banten Tbk (Bank BJB) dipastikan mengisi kekosongan sementara jabatan direksi bank itu menyusul hasil uji layak dan kepatutan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terhadap pimpinan bank itu.

"Hasil uji layak dan kepatutan oleh OJK menyatakan tiga direktur dan dua pimpinan eksekutif tidak lolos, dan sejak 9 Mei lalu saya tidak lagi menjadi memimpin bank ini. Komisaris akan membantu dan mengisi kekosongan direksi dalam operasional bank ini," kata Dirut Bank BJB Bien Subiantoro kepada wartawan di Bandung, Senin.

Hasil uji layak dan kepatutan itu, kata dia berlaku bagi Direktur Konsumer Ari Julianto, Direktur Komersial Djamal Muslim dan Vice President Jaringan Wawan I serta seorang pimpinan cabang.

Satu-satunya direksi Bank BJB yang dinyatakan lulus uji layak dan kepatutan adalah Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Zaenal Aripin. Sehingga Zaenal dan komisaris yang terdiri dari Klemi Subiantoro, Achmad Baraba, Yayat Sutaryat dan Rudianto M akan menjalankan operasional bank hingga terpilihnya direksi yang baru.

Berdasarkan Undang Undang Perusahaan Terbatas, komisaris dapat menjadi pengurus sebuah perusahaan jika terjadi kekosongan jabatan direksi.

"Meski ada keputusan itu, namun secara umum operasional Bank BJB tetap berjalan seperti biasa dan normal melayani nasabah," katanya.

Ia menyebutkan, dengan adanya keputusan itu, maka dirinya dan empat nama itu tidak diperkenankan menjalankan kebijakan dan memimpin manajemen perbankan dalam waktu tertentu.

"Saat ini Bank BJB sedang mengajukan beberapa calon anggota direksi kepada OJK," kata Bien yang memimpin Bank BJB sejak Juli 2011 itu.

Adapun hasil uji layak dan kepatutan yang dikeluarkan oleh OJK merupakan sepenuhnya hasil penilaian terhadap pengurus Bank BJB saat ini. Sedangkan perubahan manajemen itu akan ditetapkan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB).

Terkait pelaksanaan RUPS-LB, menurut Bien menunggu hasil uji layak dan kepatutan dari empat nama yang saat ini diajukan ke OJK.

Terkait masa depannya, Bien setelah keluarnya keputuan OJK tersebut maka ia minimal enam bulan tidak bisa berkecipung atau mengurusi manajemen perbankan. Namun ia menerima keputusan itu secara profesional.

"Saya seorang profesional, dimana kehadiran saya di Bank BJB adalah untuk mengangkat potensi bank ini yang ternyata bisa meningaktkan assetnya hingga April 2014 mencapai Rp81,8 triliun. Dan saya merasa tidak terpeleset karena saya tidak menimbulkan kerugian di bank ini," kata Bien.

Ia mengakui, awal 2014 merupakan momen yang kurang baik bagi dunia perbankan, namun di tengah tekanan makroekonomi seperti kenaikan harga BBM, kenaikan upah buruh hingga nilai tukar rupiah yang berfluktuasi, bank yang dipimpinnya pada triwulan I tahun 2014 membukukan laba bersih Rp326 miliar.

Selain itu penghimpunan dana pihak ketiga mencapai Rp61,5 triliun meningkat 26,5 peren, serta pertumbuhan kredit menjadi Rp45,4 triliun atau 20,3 persen, jauh di atas pertumbuhan kredit perbankan nasional.

"Pencapaian kinerja ini mencerminkan peningkatan aktifitas bisnis bank ini," katanya.

Lebih lanjut ia menyebutkan, upaya ekspansi bisnis dengan membuka cabang di luar Jabar juga memberikan dampak positif dimana beberapa cabang telah mencapai laba yang dignifikan.***2***

Pewarta:

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2014