Antarajawabarat.com, 28/4 - Maestro biola nasional Idris Sardi meninggal dunia, Senin pagi, di Rumah Sakit Melia, Cibubur dalam usia 75 tahun. Jenazahnya akan dimakamkan di TPU Menteng Pulo, Jakarta

Rekan-rekan mengenal Idris Sardi sebagai sosok yang keras dalam kesehariannya terutama yang menyangkut musik.

"Almarhum ini keras, gaya bicaranya apa adanya. Kalau yang tidak mengerti pasti tersinggung, tetapi kalau yang mengerti maksud beliau pasti seperti akan disadarkan," ujar pembawa acara dan penyanyi country, Tantowi Yahya, saat mengunjungi rumah tempat Idris Sardi disemayamkan, di Cimanggis, Senin.

Hal senada disampaikan penyanyi lawas, Bob Tutupoli. Menurutnya, Idris adalah sosok yang tempramental. "Dia itu (Idris) orangnya sangat tempramental. Kalau ada hal yang enggak sesuai dengan keinginanya, emosinya bisa membludak. Dia itu maunya perfect (sempurna), apalagi kalau bawa nama Indonesia dia bisa sangat sensitif," ujar Bob dalam kesempatan yang sama.

Tantowi mengatakan, Idris bukan saja tokoh besar dalam industri musik, tetapi juga pelaku sekaligus saksi perjalanan musik di Indonesia. "Beliau sudah mengukirkan nama di dunia musik sejak era 50-an, sebelum musik menjadi komoditas komersial seperti sekarang," ungkapnya.

Tantowi juga mengenal Idris sebagai sosok yang selalu berbicara soal musik, mulai dari tatanan, sejarah khitah dan sebagainya.

"Pembajakan adalah salah satu yang beliau perangi. Emosinya langsung meledak-ledak kalu membicarakan soal ini," kata Tantowi.

"Enggak ada pemain biola sedahsyat dia. Orkestra itu menjadi populer kemudian dikembangkan itu yang memulainya adalah Idris Sardi," tambahnya.

Keinginan

Sebelum meninggal, solois biola, Idris Sardi sempat mengutarakan keinginannya agar karya-karyanya yang masih tertumpuk segera diabadikan.

"Pesan beliau agar kami mengabadikan karya-karya beliau yang masih tertumpuk di kediaman beliau," ujar Tantowi Yahya saat mengunjungi rumah tempat Idris Sardi disemayamkan, di Cimanggis, Senin.

Tantowi mengatakan, karya-karya tersebut adalah lagu-lagu yang menjadi soundtrack beberapa film.

"Sampai hari ini masih proses realisasi," ungkapnya.

Menurut Tantowi, Idris Sardi bukan saja tokoh besar tetapi juga pelaku sekaligus saksi perjalanan musik di Indonesia.

Tantowi mengatakan, Idris adalah seorang yang sudah berkarir di dunia musik sejak era 50-an, sebelum musik menjadi komoditas komersial seperti sekarang ini.

"Untuk itu, kami ingin menjadi pelopor mendesak pemerintah mengabadikan nama almarhum sebagai nama jalan, fasilitas gedung, dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan musik, karena menurut kami, sosoknya layak diabadikan," ujar Tantowi.

antara

Pewarta:

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2014