Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyebut serangan Israel ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza pada Senin (20/11) sebagai tindakan terkutuk.
"Ini perbuatan yang sangat terkutuk yang tidak bisa diterima dengan alasan apa pun," kata Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim dalam catatannya yang diterima di Jakarta, Selasa.
Sudarnoto menilai Israel buta, tuli, tidak berakal dan bernurani sehingga membabi buta membunuh siapa saja, bahkan orang-orang yang seharusnya dilindungi dan tempat yang seharusnya dilindungi.
Dia menyeru seluruh negara untuk terus bergerak bersama melakukan upaya diplomatik dan upaya lain yang lebih terukur serta efektif guna menekan Israel dan negara-negara pendukungnya.
"Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang katanya telah berjanji berada di garda terdepan melawan teroris, telah berkhianat karena justru membela zionis Israel," kata Sudarnoto.
MUI mengimbau negara-negara yang cinta damai agar mengambil langkah-langkah terukur untuk meyakinkan, menyadarkan dan menekan AS agar membela kebenaran.
MUI juga mendorong para dokter dan tenaga medis serta seluruh elemen lintas agama, ormas, dan komunitas untuk membangun aliansi kemanusiaan guna menuntut dan mengajukan PM Israel Benjamin Netanyahu dan siapa saja yang terlibat dalam pembunuhan massal di Gaza, ke Mahkamah Pidana Internasional.
MUI juga mendesak masyarakat internasional agar melakukan investigasi dengan memanfaatkan berbagai sumber yang tersedia terhadap kejahatan yang dilakukan Israel.
MUI mendorong pemerintah Indonesia agar mengambil langkah-langkah terukur guna menuntut tanggung jawab penuh Israel secara hukum, politik, dan finansial atas tindakannya yang membunuhi orang-orang tak berdosa dan menghancurkan fasilitas RS Indonesia serta rumah sakit lainnya di Gaza.
Sebelumnya, tentara Israel menjadikan lantai operasi Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara sebagai sasaran serangan sehingga peralatan medis di rumah sakit itu rusak parah, kata Kementerian Kesehatan Palestina.
Munir al-Bursh, direktur kerumah sakitan di Gaza, yang berbicara dari RS Indonesia itu menyebutkan bahwa jenazah masih menumpuk di dalam fasilitas tersebut yang sejak beberapa hari lalu dikepung kendaraan militer Israel.
Dia menjelaskan RS Indonesia di Gaza menjadi atu-satunya rumah sakit yang masih berfungsi di sebagian kota Gaza dan di wilayah utara Gaza.
Menurut dia, kecuali RS Indonesia, semua rumah sakit di kota Gaza sudah tidak beroperasi, termasuk Rumah Sakit Al-Shifa yang saat ini dikuasai militer Israel.
Baca juga: Presiden China dan Prancis tekankan solusi dua negara Palestina-Israel
"650 orang terluka berada di Rumah Sakit Indonesia, padahal daya tampungnya hanya 140 tempat tidur," kata al-Bursh.
Dia juga mengungkapkan drone-drone militer Israel menembaki warga Palestina yang berusaha melarikan diri dari rumah sakit itu.
Sebelumnya pada Senin, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengungkapkan 12 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya terluka akibat serangan udara Israel di RS Indonesia.
Kementerian Kesehatan Palestina menuduh tentara Israel berupaya mengubah rumah sakit itu menjadi "kuburan masal."
Kelompok Hamas yang menguasai Gaza sejak 2007 dan memerangi militer Israel di Gaza, menuding pihak berwenang Israel berupaya menghancurkan sektor kesehatan Palestina di Gaza sebagai bagian dari rencana mengusir paksa rakyat Palestina dari Gaza.
Baca juga: Palestina: Lebih dari 3.000 murid tewas dalam serangan Israel
Israel melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti ke Jalur Gaza menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober.
Paling sedikit 13.000 warga Palestina tewas, termasuk sekitar 9.000 perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 30.000 lainnya terluka.
Ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, mesjid dan gereja, rusak atau hancur akibat serangan udara dan darat tanpa henti Israel di kantong Palestina yang terkepung tersebut.
Sementara itu, korban tewas di pihak Israel mencapai sekitar 1.200 orang.
Baca juga: MER-C: Tiga WNI di RS Indonesia di Gaza dalam keadaan sehat
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: MUI kutuk serangan Israel ke RS Indonesia di Gaza
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
"Ini perbuatan yang sangat terkutuk yang tidak bisa diterima dengan alasan apa pun," kata Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim dalam catatannya yang diterima di Jakarta, Selasa.
Sudarnoto menilai Israel buta, tuli, tidak berakal dan bernurani sehingga membabi buta membunuh siapa saja, bahkan orang-orang yang seharusnya dilindungi dan tempat yang seharusnya dilindungi.
Dia menyeru seluruh negara untuk terus bergerak bersama melakukan upaya diplomatik dan upaya lain yang lebih terukur serta efektif guna menekan Israel dan negara-negara pendukungnya.
"Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang katanya telah berjanji berada di garda terdepan melawan teroris, telah berkhianat karena justru membela zionis Israel," kata Sudarnoto.
MUI mengimbau negara-negara yang cinta damai agar mengambil langkah-langkah terukur untuk meyakinkan, menyadarkan dan menekan AS agar membela kebenaran.
MUI juga mendorong para dokter dan tenaga medis serta seluruh elemen lintas agama, ormas, dan komunitas untuk membangun aliansi kemanusiaan guna menuntut dan mengajukan PM Israel Benjamin Netanyahu dan siapa saja yang terlibat dalam pembunuhan massal di Gaza, ke Mahkamah Pidana Internasional.
MUI juga mendesak masyarakat internasional agar melakukan investigasi dengan memanfaatkan berbagai sumber yang tersedia terhadap kejahatan yang dilakukan Israel.
MUI mendorong pemerintah Indonesia agar mengambil langkah-langkah terukur guna menuntut tanggung jawab penuh Israel secara hukum, politik, dan finansial atas tindakannya yang membunuhi orang-orang tak berdosa dan menghancurkan fasilitas RS Indonesia serta rumah sakit lainnya di Gaza.
Sebelumnya, tentara Israel menjadikan lantai operasi Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara sebagai sasaran serangan sehingga peralatan medis di rumah sakit itu rusak parah, kata Kementerian Kesehatan Palestina.
Munir al-Bursh, direktur kerumah sakitan di Gaza, yang berbicara dari RS Indonesia itu menyebutkan bahwa jenazah masih menumpuk di dalam fasilitas tersebut yang sejak beberapa hari lalu dikepung kendaraan militer Israel.
Dia menjelaskan RS Indonesia di Gaza menjadi atu-satunya rumah sakit yang masih berfungsi di sebagian kota Gaza dan di wilayah utara Gaza.
Menurut dia, kecuali RS Indonesia, semua rumah sakit di kota Gaza sudah tidak beroperasi, termasuk Rumah Sakit Al-Shifa yang saat ini dikuasai militer Israel.
Baca juga: Presiden China dan Prancis tekankan solusi dua negara Palestina-Israel
"650 orang terluka berada di Rumah Sakit Indonesia, padahal daya tampungnya hanya 140 tempat tidur," kata al-Bursh.
Dia juga mengungkapkan drone-drone militer Israel menembaki warga Palestina yang berusaha melarikan diri dari rumah sakit itu.
Sebelumnya pada Senin, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengungkapkan 12 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya terluka akibat serangan udara Israel di RS Indonesia.
Kementerian Kesehatan Palestina menuduh tentara Israel berupaya mengubah rumah sakit itu menjadi "kuburan masal."
Kelompok Hamas yang menguasai Gaza sejak 2007 dan memerangi militer Israel di Gaza, menuding pihak berwenang Israel berupaya menghancurkan sektor kesehatan Palestina di Gaza sebagai bagian dari rencana mengusir paksa rakyat Palestina dari Gaza.
Baca juga: Palestina: Lebih dari 3.000 murid tewas dalam serangan Israel
Israel melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti ke Jalur Gaza menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober.
Paling sedikit 13.000 warga Palestina tewas, termasuk sekitar 9.000 perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 30.000 lainnya terluka.
Ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, mesjid dan gereja, rusak atau hancur akibat serangan udara dan darat tanpa henti Israel di kantong Palestina yang terkepung tersebut.
Sementara itu, korban tewas di pihak Israel mencapai sekitar 1.200 orang.
Baca juga: MER-C: Tiga WNI di RS Indonesia di Gaza dalam keadaan sehat
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: MUI kutuk serangan Israel ke RS Indonesia di Gaza
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023