Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis ditutup melemah tertekan oleh lonjakan imbal hasil (yield) Surat Utang Pemerintah Amerika Serikat (AS) atau US Treasuries.
IHSG ditutup melemah 119,87 poin atau 1,75 persen ke posisi 6.714,52. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 22,63 poin atau 2,48 persen ke posisi 889,31.
"Indeks saham di Asia sore ini di tutup turun tajam, tertekan oleh lonjakan imbal hasil (yield) Surat Utang Pemerintah AS (US Treasuries), dan kekhawatiran atas eskalasi krisis di Timur-Tengah," sebut Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.
Dari sisi makroekonomi, investor mengantisipasi rilis data Produk Domestik Bruto kuartal III-2023 Amerika Serikat (AS) nanti malam, dengan ekspektasi ekonomi AS mengalami ekspansi dengan laju tercepat hampir dua tahun, yang dimotori oleh konsumen yang merasakan manfaat dari pertumbuhan pasar tenaga kerja AS yang tetap solid dan meredanya tekanan inflasi.
Ekonomi AS di prediksi tumbuh 4.3 persen quartal to quartal (qoq) pada kuartal III-2023 atau dua kali lipat dari laju pertumbuhan 2,1 persen (qoq) pada kuartal III-2022, yang akan menjadi laju pertumbuhan tercepat sejak kuartal IV-2021 ketika ekonomi AS berhasil membebaskan diri dari dampak Pandemi COVID-19.
Selain itu, investor juga mengantisipasi pengumuman hasil pertemuan kebijakan bank sentral Eropa (ECB) nanti malam, yang di prediksi akan mempertahankan suku bunga acuan untuk pertama kali dalam lebih dari setahun karena perang antara Israel dan Hamas telah menyebarkan rasa pesimis mengenai prospek ekonomi Eropa.
ECB akan mengikuti jejak langkah bank sentral AS (Federal Reserve), Bank of England (BOE) dan bank-bank sentral lainnya dalam mempertahankan suku bunga di level tertingginya dalam beberapa tahun terakhir meskipun inflasi secara pelan mulai turun.
Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
IHSG ditutup melemah 119,87 poin atau 1,75 persen ke posisi 6.714,52. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 22,63 poin atau 2,48 persen ke posisi 889,31.
"Indeks saham di Asia sore ini di tutup turun tajam, tertekan oleh lonjakan imbal hasil (yield) Surat Utang Pemerintah AS (US Treasuries), dan kekhawatiran atas eskalasi krisis di Timur-Tengah," sebut Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.
Dari sisi makroekonomi, investor mengantisipasi rilis data Produk Domestik Bruto kuartal III-2023 Amerika Serikat (AS) nanti malam, dengan ekspektasi ekonomi AS mengalami ekspansi dengan laju tercepat hampir dua tahun, yang dimotori oleh konsumen yang merasakan manfaat dari pertumbuhan pasar tenaga kerja AS yang tetap solid dan meredanya tekanan inflasi.
Ekonomi AS di prediksi tumbuh 4.3 persen quartal to quartal (qoq) pada kuartal III-2023 atau dua kali lipat dari laju pertumbuhan 2,1 persen (qoq) pada kuartal III-2022, yang akan menjadi laju pertumbuhan tercepat sejak kuartal IV-2021 ketika ekonomi AS berhasil membebaskan diri dari dampak Pandemi COVID-19.
Selain itu, investor juga mengantisipasi pengumuman hasil pertemuan kebijakan bank sentral Eropa (ECB) nanti malam, yang di prediksi akan mempertahankan suku bunga acuan untuk pertama kali dalam lebih dari setahun karena perang antara Israel dan Hamas telah menyebarkan rasa pesimis mengenai prospek ekonomi Eropa.
ECB akan mengikuti jejak langkah bank sentral AS (Federal Reserve), Bank of England (BOE) dan bank-bank sentral lainnya dalam mempertahankan suku bunga di level tertingginya dalam beberapa tahun terakhir meskipun inflasi secara pelan mulai turun.
Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG ditutup melemah tertekan kenaikan 'yield' obligasi AS
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023