Ribuan orang berkumpul di Kota New York pada Jumat waktu Amerika Serikat guna memberikan dukungan kepada Palestina dan menentang serangan Israel di Gaza.
Para demonstran menuntut pendudukan Israel diakhiri dan pembebasan wilayah Palestina. Mereka menuduh Israel melakukan "genosida" di wilayah itu.
Sambil membentangkan bendera Palestina dan berbagai spanduk, para demonstran berpawai dari Times Square sampai Konsulat Jenderal Israel sebagai solidaritas terhadap rakyat Palestina.
Spanduk-spanduk bertuliskan pesan seperti "Bebaskan Palestina", "Perlawanan Itu Sah", "Gaza menolak rezim Zionis", dan "Akhiri semua bantuan AS untuk Israel", terlihat jelas.
Namun unjuk rasa ini mendapatkan tandingan dari demonstran yang menyatakan bersolidaritas kepada Israel.
Cuplikan gambar Anadolu menangkap terjadinya konfrontasi antara dua kelompok yang berlawanan itu, termasuk satu orang yang ditangkap polisi.
Aksi unjuk rasa yang kedua kalinya terjadi di New York berlangsung di tengah serangan udara terus berlanjut Israel sejak serangan Hamas ke Israel akhir pekan lalu.
Pasukan Israel terus menerus meluncurkan serangan militer di Jalur Gaza sebagai balasan atas serangan Hamas di wilayah-wilayah Israel.
Konflik itu pecah Sabtu pekan lalu ketika Hamas memulai Operasi Banjir Al-Aqsa yang merupakan serangan mendadak berupa roket dan penyusupan ke wilayah Israel melalui darat, laut dan udara.
Hamas berdalih operasi tersebut merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur dan kekerasan pemukim Israel terhadap warga Palestina yang terus meningkat.
Militer Israel kemudian melancarkan Operasi Pedang Besi dengan menyasar Hamas di Jalur Gaza.
Balasan Israel itu meluas hingga menutup pasokan air dan listrik ke Gaza, yang semakin memperburuk kondisi kehidupan di wilayah yang sudah diblokade sejak 2007 tersebut.
Lebih dari 3.300 orang tewas sejak konflik ini pecah, terdiri dari 1.900 warga Palestina dan 1.400 warga Israel.
Uni Eropa Nilai Internasional Melupakan Palestina
Perwakilan Tinggi Uni Eropa urusan Hubungan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, Josep Borrell, menilai masyarakat internasional telah melupakan masalah Palestina.
“Israel sudah berdamai dengan negara-negara Arab lainnya, tetapi mengabaikan Palestina. Perdamaian juga harus dipupuk antara Palestina dan Israel," kata Borrell dalam wawancara dengan harian Spanyol El Pais yang diterbitkan Sabtu.
"Semoga masalah ini menjadi seruan mendesak bagi komunitas internasional agar berusaha merespons kondisi ini," kata dia.
Diplomat senior Uni Eropa itu menilai tindakan militer Israel memutus pasokan listrik, air, dan bahan bakar untuk penduduk Gaza melanggar hukum internasional.
"Kami telah mengatakannya di Ukraina, dan kami mengatakannya di Gaza: Anda tidak boleh memutus aliran air dan semua fasilitas umum untuk seluruh penduduk," kata Borrell.
"Kita harus terus mengulangi, mendesak dan menegaskan (agar Israel mematuhi hukum internasional)."
Pernyataan Borrell ini disampaikan sehari setelah Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen terbang ke Israel guna bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan menjanjikan dukungan Eropa untuk Israel.
"Kini yang terpenting adalah mengatasi situasi tersebut dan mencegah konflik meluas," sambung Borrell.
Mengenai perintah Israel kepada rakyat Gaza untuk mengungsi, Borrell menyebut seruan agar 1 juta orang mengungsi dari Gaza utara dalam 24 jam adalah “sama sekali tidak realistis”.
“Delegasi kami di sana mendapat informasi dari orang-orang di tempat penampungan dan rumah sakit di mana orang-orang terluka dan berkata: ‘Bagaimana kami bisa pergi, bagaimana kami bisa pindah jika transportasi pun tak ada?’”
Meskipun Eropa berbeda pendapat dalam konflik di Gaza, sebagian besar pejabat Uni Eropa sepakat bantuan untuk Palestina harus tetap mengalir, kata dia.
Borrell yang baru mengunjungi China, mengaku telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri China tentang situasi Israel-Palestina.
“Menteri China itu, seperti menteri-menteri lain dari negara-negara Arab, menekankan bahwa kita telah melupakan Palestina. Tak apa. Namun, hal itu tidak boleh membenarkan apa yang dilakukan Hamas yang tentu saja tidak membantu perjuangan Palestina," kata dia.
Sumber: Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
Para demonstran menuntut pendudukan Israel diakhiri dan pembebasan wilayah Palestina. Mereka menuduh Israel melakukan "genosida" di wilayah itu.
Sambil membentangkan bendera Palestina dan berbagai spanduk, para demonstran berpawai dari Times Square sampai Konsulat Jenderal Israel sebagai solidaritas terhadap rakyat Palestina.
Spanduk-spanduk bertuliskan pesan seperti "Bebaskan Palestina", "Perlawanan Itu Sah", "Gaza menolak rezim Zionis", dan "Akhiri semua bantuan AS untuk Israel", terlihat jelas.
Namun unjuk rasa ini mendapatkan tandingan dari demonstran yang menyatakan bersolidaritas kepada Israel.
Cuplikan gambar Anadolu menangkap terjadinya konfrontasi antara dua kelompok yang berlawanan itu, termasuk satu orang yang ditangkap polisi.
Aksi unjuk rasa yang kedua kalinya terjadi di New York berlangsung di tengah serangan udara terus berlanjut Israel sejak serangan Hamas ke Israel akhir pekan lalu.
Pasukan Israel terus menerus meluncurkan serangan militer di Jalur Gaza sebagai balasan atas serangan Hamas di wilayah-wilayah Israel.
Konflik itu pecah Sabtu pekan lalu ketika Hamas memulai Operasi Banjir Al-Aqsa yang merupakan serangan mendadak berupa roket dan penyusupan ke wilayah Israel melalui darat, laut dan udara.
Hamas berdalih operasi tersebut merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur dan kekerasan pemukim Israel terhadap warga Palestina yang terus meningkat.
Militer Israel kemudian melancarkan Operasi Pedang Besi dengan menyasar Hamas di Jalur Gaza.
Balasan Israel itu meluas hingga menutup pasokan air dan listrik ke Gaza, yang semakin memperburuk kondisi kehidupan di wilayah yang sudah diblokade sejak 2007 tersebut.
Lebih dari 3.300 orang tewas sejak konflik ini pecah, terdiri dari 1.900 warga Palestina dan 1.400 warga Israel.
Uni Eropa Nilai Internasional Melupakan Palestina
Perwakilan Tinggi Uni Eropa urusan Hubungan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, Josep Borrell, menilai masyarakat internasional telah melupakan masalah Palestina.
“Israel sudah berdamai dengan negara-negara Arab lainnya, tetapi mengabaikan Palestina. Perdamaian juga harus dipupuk antara Palestina dan Israel," kata Borrell dalam wawancara dengan harian Spanyol El Pais yang diterbitkan Sabtu.
"Semoga masalah ini menjadi seruan mendesak bagi komunitas internasional agar berusaha merespons kondisi ini," kata dia.
Diplomat senior Uni Eropa itu menilai tindakan militer Israel memutus pasokan listrik, air, dan bahan bakar untuk penduduk Gaza melanggar hukum internasional.
"Kami telah mengatakannya di Ukraina, dan kami mengatakannya di Gaza: Anda tidak boleh memutus aliran air dan semua fasilitas umum untuk seluruh penduduk," kata Borrell.
"Kita harus terus mengulangi, mendesak dan menegaskan (agar Israel mematuhi hukum internasional)."
Pernyataan Borrell ini disampaikan sehari setelah Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen terbang ke Israel guna bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan menjanjikan dukungan Eropa untuk Israel.
"Kini yang terpenting adalah mengatasi situasi tersebut dan mencegah konflik meluas," sambung Borrell.
Mengenai perintah Israel kepada rakyat Gaza untuk mengungsi, Borrell menyebut seruan agar 1 juta orang mengungsi dari Gaza utara dalam 24 jam adalah “sama sekali tidak realistis”.
“Delegasi kami di sana mendapat informasi dari orang-orang di tempat penampungan dan rumah sakit di mana orang-orang terluka dan berkata: ‘Bagaimana kami bisa pergi, bagaimana kami bisa pindah jika transportasi pun tak ada?’”
Meskipun Eropa berbeda pendapat dalam konflik di Gaza, sebagian besar pejabat Uni Eropa sepakat bantuan untuk Palestina harus tetap mengalir, kata dia.
Borrell yang baru mengunjungi China, mengaku telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri China tentang situasi Israel-Palestina.
“Menteri China itu, seperti menteri-menteri lain dari negara-negara Arab, menekankan bahwa kita telah melupakan Palestina. Tak apa. Namun, hal itu tidak boleh membenarkan apa yang dilakukan Hamas yang tentu saja tidak membantu perjuangan Palestina," kata dia.
Sumber: Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023