Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menegaskan bahwa tindak lanjut program kerja sama pengembangan pesawat tempur Indonesia dan Korea Selatan (KFX/IFX) harus dipikirkan dengan sungguh-sungguh.
Dalam pertemuan dengan Kementerian Pertahanan, Kementerian Keuangan, Kementerian Luar Negeri, dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional di Jakarta, Senin, Moeldoko memaparkan tiga isu besar terkait keberlangsungan program kerja sama tersebut, yaitu mengenai hak kekayaan intelektual, sistem perjanjian, dan hak pemasaran.
Ketiga isu itu, menurut dia, perlu segera dicarikan solusi untuk melanjutkan keberlangsungan kerja sama pengembangan pesawat tempur KFX/IFX.
“Pada kerja sama ini ada pertaruhan hubungan politik kedua negara, jangan sampai ini dipertaruhkan dan harus kita pikirkan dengan sungguh-sungguh,” kata Moeldoko dalam keterangan tertulis Kantor Staf Presiden.
Selain mengenai harmonisasi kerja sama bilateral tersebut, Moeldoko menyampaikan adanya pelibatan transfer teknologi proyek jet tempur tersebut.
“Proyek ini berkaitan dengan pengembangan SDM kita agar insinyur-insinyur kita bisa menguasai teknologi yang lebih maju,” ujar dia.
Indonesia dan Korsel telah menyepakati proyek pengembangan KFX/IFX senilai 8 miliar dolar AS atau sekitar Rp121,35 triliun, kata dia.
Dalam proyek itu, ujarnya, Indonesia akan mendapatkan transfer teknologi jet tempur.
Ia mengatakan proyek itu diperkirakan akan memproduksi 120 unit jet tempur untuk Korsel dan 48 unit jet tempur untuk Indonesia. Sesuai kesepakatan, Indonesia menanggung 20 persen pembayaran.
Namun dalam perkembangannya, kata dia, alokasi cost share proyek tersebut sempat tertunda sehingga diperlukan renegosiasi terkait permasalahan ini.
Jika sesuai dengan perjanjian, ujar dia, maka program engineering, manufacturing, and development (EMD) dalam proyek jet tempur tersebut rampung pada 2026.
Namun, hal tersebut tidak dapat dilaksanakan karena Indonesia masih harus melunasi pembayaran cost share dimaksud.
Dari sisi anggaran, Moeldoko menyampaikan bahwa isu tersebut sudah menjadi keputusan Kementerian Keuangan.
“Awalnya kita semangat lalu poco-poco (maju mundur) dan sekarang kita semangat lagi tetapi keuangan negara berkehendak lain,” kata Moeldoko.
Karena itu, Moeldoko berencana menemui Menteri Pertahanan Korsel pada 5 Oktober 2023 guna mendiskusikan keberlanjutan kerja sama pengembangan pesawat tempur.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengatakan Pemerintah Indonesia akan memenuhi semua komitmen-komitmen terhadap Korea Selatan (Korsel) terkait proyek pesawat tempur KFX/IFX."Iya itu memang akan kita negosiasi terus sama mereka. Pokoknya kita akan penuhi komitmen-komitmen kita," kata Prabowo setelah diterima Presiden Joko Widodo (Jokowi) di lingkungan Istana Negara, Jakarta, Senin sore.
Prabowo mengatakan saat ini pemerintah sedang bernegosiasi dengan Korsel. Disinggung mengenai waktu pemenuhan komitmen proyek KFX/IFX itu, Prabowo enggan merinci secara spesifik. Namun, Prabowo menjamin akan memenuhi seluruh komitmen terhadap Korsel.
"Kita pokoknya penuhi komitmen kita kepada mereka," ucap dia.
Baca juga: Kasau: Uji purwarupa KFX/IFX oleh pilot TNI AU sebuah pencapaian
Baca juga: Prabowo: Masih kurang 9 teknologi dalam pengembangan pesawat KFX/IFX
Pemerintah Indonesia turut ambil bagian dalam proyek pengembangan pesawat tempur KFX/IFX bersama Korea Selatan (Korsel). Jet tempur itu diberi nama KF-21 Boramae.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Indonesia dikabarkan masih memiliki kewajiban pembiayaan untuk proyek KFX/IFX. Total investasi untuk KF-21 Boramae adalah senilai 8,8 triliun won, atau sekitar Rp100 triliun dengan skema pembiayaan 60 persen dari pemerintah Korea Selatan, 20 persen dari Korea Aerospace Industries (KAI), sebuah perusahaan pertahanan asal Korsel, dan 20 persen dari Pemerintah Indonesia.
Baca juga: Perjalanan panjang jet tempur KFX/IFX
Pengembangan KF-21 Boramae saat ini berada pada tahap engineering and manufacturing development(EDM), yang diperkirakan berlangsung hingga 2026. Setelah itu, jet tempur akan masuk ke tahap produksi massal.
Indonesia berencana membeli 48 unit KF-21 Boramae dalam program gabungan tersebut, sementara Korea Selatan membeli 120 unit.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Moeldoko: Pengembangan jet tempur dengan Korsel harus dipikirkan betul
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023