Rais 'Aam PBNU KH Miftachul Akhyar mengingatkan kepada segenap warga nahdliyin bahwa salah satu organisasi Islam terbesar itu menjaga jarak dengan semua partai politik.
 
"Bagaimana Nahdlatul Ulama menjaga jarak dengan partai politik, semua partai politik," ujar Kiai Miftah saat membuka Musyawarah Nasional dan Konferensi Besar NU di Ponpes Al Hamid, Jakarta, Senin.
 
Kiai Miftah menyinggung terdapat kader yang memanfaatkan identitas NU untuk kepentingan politik. Bahkan ketika telah masuk dalam kepengurusan partai politik, kader tersebut seolah lupa akan jati diri yang sesungguhnya.  
 
Ia menyinggung adagium yang berlaku di NU bahwa NU memang tidak ke mana-mana, tapi bukan berarti mereka bebas ke mana saja. Warga Nahdliyin mesti bercermin atas identitas dirinya.
 
"Silakan Anda ke mana-mana. Tapi untuk menguji nyali Anda bukan larut di sana, bukan malah melebihi partai daripada Anda yang masuk ke partai itu," kata dia.
 
Ia mengatakan bahwa PBNU akan cukup ketat menertibkan internal mereka. Pasalnya, ketertiban menjadi modal untuk menjalankan organisasi dan meraih tujuan bersama.
 
"Oleh karena itu mohon dimaklumi manakala PBNU sedikit agak kenceng menertibkan. Penertiban terjadi di mana-mana karena kita ingin kembali menertibkan," katanya.
 
Sementara itu, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf mengatakan bahwa ia tidak melarang para sesepuh atau kiai untuk mendeklarasikan sikap politiknya.
 
Tetapi ia menegaskan bahwa sikap politik yang nantinya akan diambil tidak mengatasnamakan atau membawa-bawa nama besar NU.
 
"Kalau kiai mau bersikap itu hak kiai. Tapi bukan atas nama lembaga (PBNU)," katanya.

Akselerasi Transformasi Digital

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menargetkan akselerasi transformasi teknologi digital dapat tercapai pada 2024, sebagai bagian untuk memodernisasi organisasi dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

"Kami jadikan ikon bagi agenda 'Memenangi Masa Depan' ini adalah pertama agenda transformasi digital dan teknologi bagi Nahdlatul Ulama," ujar Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf saat membuka Munas Konbes NU di Ponpes Al Hamid Jakarta, Senin.

Gus Yahya menegaskan NU harus bergerak cepat dalam menghadapi perubahan teknologi dan mengintegrasikan digitalisasi dalam berbagai aspek kehidupan organisasi.

Ia mengatakan program transformasi digital sebagai ikon dari agenda 'Memenangi Masa Depan' yang menjadi tema dan bahasan utama dalam Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama 2023.

Transformasi digital yang ditargetkan oleh PBNU akan mencakup berbagai bidang, termasuk pendidikan, administrasi, komunikasi, dan layanan kepada masyarakat.

"Kami menargetkan di tahun 2024, semua urusan yang menyangkut Nahdlatul ulama mulai komunikasi, surat menyurat, informasi, sampai dengan transaksi dilakukan dengan melakukan teknologi digital," katanya.

Menurutnya, dengan transformasi digital, PBNU berharap dapat mencapai efisiensi yang lebih tinggi dalam pengelolaan administrasi dan pelayanan.

"Mudah-mudahan, saya sampaikan kepada teman-teman, saya berharap tahun 2024 nanti saya tidak lagi melihat kertas karena semuanya dilakukan secara digital. Insya Allah," katanya.

Selain transformasi digital, Gus Yahya juga membeberkan agenda besar menuju visi memenangi masa depan.
Upaya-upaya tersebut meliputi pemberian beasiswa bagi kader-kader Nahdlatul Ulama, sistem pengaderan yang lebih terintegrasi, dan konsolidasi seluruh lembaga pendidikan di bawah naungan Nahdlatul Ulama dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.

"Untuk agenda memenangi masa depan kami berpikir perlunya mencegat masa depan itu tanpa menunggu-nunggu lagi. Maka banyak hal kami persiapkan dan sudah mulai kami laksanakan untuk keperluan itu," kata dia.

Pelaksanaan Munas Konbes NU berlangsung mulai Senin hingga Rabu (18-20 September 2023). Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama merupakan forum tertinggi setelah Muktamar dalam organisasi Nahdlatul Ulama.

Dalam Anggaran Rumah Tangga (ART) NU hasil Muktamar Ke-34 NU tahun 2021 di Lampung, disebutkan bahwa munas digelar paling tidak dua kali dalam satu kali masa khidmah kepengurusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rais Aam ingatkan bahwa PBNU jaga jarak dengan partai politik

Pewarta: Asep Firmansyah

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023