Emas berjangka lebih tinggi pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), mencatat keuntungan untuk sesi kedua berturut-turut, mendapat dukungan dari melemahnya dolar AS ketika investor menantikan pembacaan indeks harga konsumen utama minggu ini untuk Agustus.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, bertambah 4,50 dolar AS atau 0,23 persen menjadi ditutup pada 1.947,20 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh tertinggi sesi di 1.954,60 dolar AS dan terendah di 1.939,50 dolar AS.

Emsa berjangka terdongkrak 20 sen atau 0,01 persen menjadi 1.942,70 dolar AS pada Jumat (8/9/2023), setelah menyusut 1,70 dolar AS atau 0,09 persen menjadi 1.942,50 dolar AS pada Kamis (7/9/2023), dan tergelincir 8,40 dolar AS atau 0,43 persen menjadi 1.944,20 dolar AS pada Rabu (6/9/2023).

Gubernur Bank Sentral Jepang Kazuo Ueda mengatakan kepada surat kabar Yomiuri Shimbun dalam sebuah wawancara pada akhir pekan lalu bahwa pada akhir tahun 2023, bank sentral harus memiliki gagasan tentang apakah kebijakan moneter yang longgar selama beberapa dekade dapat berakhir. Pernyataan Ueda mengangkat yen Jepang dan melemahkan dolar AS.

“Sedikit pemulihan dalam momentum pembelian emas selama sesi perdagangan baru-baru ini kemungkinan akan menghadapi ujian waktu menjelang pembacaan IHK AS mendatang, yang dianggap sebagai peristiwa risiko utama bagi para pedagang minggu ini,” kata Jameel Ahmad, kepala analis di Pialang GTC yang berbasis di Dubai.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Emas terkerek dipicu pelemahan dolar jelang rilis data inflasi AS

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023