Sejumlah bahan kebutuhan pokok di Kota Bandung kini merangkak naik, imbas dari kemarau panjang yang melanda efek dari badai gelombang panas El Nino.
Dari dua pasar tradisional di Kota Bandung, yakni Pasar Kosambi dan Pasar Ciroyom, ANTARA mencatat harga komoditas pangan seperti beras, bawang putih, ayam potong, sampai minyak goreng mengalami kenaikan cukup sifnifikan.
Seorang pedagang bumbu dan bahan dapur di Pasar Kosambi, Khadijah, Sabtu, mengungkapkan bahwa saat ini, komoditas minyak goreng dan bawang putih mengalami kenaikan cukup signifikan bahkan sampai Rp8.000.
"Pada naik, untuk minyak naik sih lumayan yang dulu dari Rp15 ribu per liter, sekarang jual Rp17 ribu per liter, sekarang kalau bawang putih Rp48 ribu per kilogram dari harga kemarin sempat Rp40 ribuan, pokoknya bawang putih sekarang naik. Ini karena musim kemarau panjang," kata Khadijah.
Sementara di Pasar Ciroyom, bahan pokok yang mengalami kenaikan signifikan, terutama jenis sayuran seperti cabai merah yang naik menjadi Rp70 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp60 ribu per kilogram, kemudian kentang dari Rp15 ribu per kilogram kini menjadi Rp22 ribu per kilogram.
Untuk komoditas beras, dalam empat pekan selama Bulan Agustus 2023 ini, juga telah mengalami kenaikan dari yang sebelumnya Rp10.500 per kilogram, kini menjadi Rp11.500 per kilogram, untuk jenis beras terendah.
"(Pengaruh kemarau) ke beras sudah jelas, naiknya signifikan sekali. Dari awal bulan minggu pertama kenaikannya Rp200, di minggu kedua sampai sekarang sudah lanjut terus setiap minggunya Rp200, sampai sekarang kenaiknnya Rp1.000 rupiah (dari awal bulan)," kata pedagang beras di Pasar Kosambi Rahmat.
Rahmat berharap pemerintah turun tangan atas kenaikan harga yang diakibatkan oleh musim kemarau panjang ini, seperti melakukan pemantauan dan tindakan di pasar, saat harga komoditas lain sedang mengalami lonjakan.
"Untuk sementara ini, Pemerintah belum ada reaksi. Biasanya kalau misalkan sudah mulai ada perubahan, apalagi sampai tiga kali kenaikan, harusnya sih pemerintah langsung ada inspeksi, ada pemeriksaan, ada pengawasan, atau apalagi istilahnya. Ya untuk gimana caranya biar stabil," kata dia.
Berbeda dengan komoditas lainnya, untuk komoditas hewani ayam potong, justru mengalami penurunan harga seperti di Pasar Ciroyom, di mana satu kilogram ayam potong dijual dengan harga Rp36 ribu per kilogram, dari sebelumnya Rp38 ribu per kilogram, dalam beberapa hari terakhir.
"Untuk penurunan harga ayam sendiri baru terjadi dua hari, mungkin ada faktor akhir bulan juga," kata seorang pedagang ayam di Pasar Ciroyom.
Sementara di Pasar Kosambi, untuk komoditas ayam potong terpantau belum mengalami perubahan harga baik itu kenaikan atau penurunan, di mana masih dijual pada harga Rp38 ribu per kilogramnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bahan pokok di Kota Bandung merangkak naik imbas kemarau panjang
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
Dari dua pasar tradisional di Kota Bandung, yakni Pasar Kosambi dan Pasar Ciroyom, ANTARA mencatat harga komoditas pangan seperti beras, bawang putih, ayam potong, sampai minyak goreng mengalami kenaikan cukup sifnifikan.
Seorang pedagang bumbu dan bahan dapur di Pasar Kosambi, Khadijah, Sabtu, mengungkapkan bahwa saat ini, komoditas minyak goreng dan bawang putih mengalami kenaikan cukup signifikan bahkan sampai Rp8.000.
"Pada naik, untuk minyak naik sih lumayan yang dulu dari Rp15 ribu per liter, sekarang jual Rp17 ribu per liter, sekarang kalau bawang putih Rp48 ribu per kilogram dari harga kemarin sempat Rp40 ribuan, pokoknya bawang putih sekarang naik. Ini karena musim kemarau panjang," kata Khadijah.
Sementara di Pasar Ciroyom, bahan pokok yang mengalami kenaikan signifikan, terutama jenis sayuran seperti cabai merah yang naik menjadi Rp70 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp60 ribu per kilogram, kemudian kentang dari Rp15 ribu per kilogram kini menjadi Rp22 ribu per kilogram.
Untuk komoditas beras, dalam empat pekan selama Bulan Agustus 2023 ini, juga telah mengalami kenaikan dari yang sebelumnya Rp10.500 per kilogram, kini menjadi Rp11.500 per kilogram, untuk jenis beras terendah.
"(Pengaruh kemarau) ke beras sudah jelas, naiknya signifikan sekali. Dari awal bulan minggu pertama kenaikannya Rp200, di minggu kedua sampai sekarang sudah lanjut terus setiap minggunya Rp200, sampai sekarang kenaiknnya Rp1.000 rupiah (dari awal bulan)," kata pedagang beras di Pasar Kosambi Rahmat.
Rahmat berharap pemerintah turun tangan atas kenaikan harga yang diakibatkan oleh musim kemarau panjang ini, seperti melakukan pemantauan dan tindakan di pasar, saat harga komoditas lain sedang mengalami lonjakan.
"Untuk sementara ini, Pemerintah belum ada reaksi. Biasanya kalau misalkan sudah mulai ada perubahan, apalagi sampai tiga kali kenaikan, harusnya sih pemerintah langsung ada inspeksi, ada pemeriksaan, ada pengawasan, atau apalagi istilahnya. Ya untuk gimana caranya biar stabil," kata dia.
Berbeda dengan komoditas lainnya, untuk komoditas hewani ayam potong, justru mengalami penurunan harga seperti di Pasar Ciroyom, di mana satu kilogram ayam potong dijual dengan harga Rp36 ribu per kilogram, dari sebelumnya Rp38 ribu per kilogram, dalam beberapa hari terakhir.
"Untuk penurunan harga ayam sendiri baru terjadi dua hari, mungkin ada faktor akhir bulan juga," kata seorang pedagang ayam di Pasar Ciroyom.
Sementara di Pasar Kosambi, untuk komoditas ayam potong terpantau belum mengalami perubahan harga baik itu kenaikan atau penurunan, di mana masih dijual pada harga Rp38 ribu per kilogramnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bahan pokok di Kota Bandung merangkak naik imbas kemarau panjang
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023