Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa kepemimpinan Indonesia mendatang harus berani mengambil keputusan yang sulit dan tidak populer mengingat tantangan ke depan semakin tidak mudah.
"Pilihan kebijakan akan semakin sulit, sehingga dibutuhkan keberanian, dibutuhkan kepercayaan, untuk mengambil keputusan yang sulit dan keputusan yang tidak populer," kata Presiden Jokowi saat berpidato pada Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2023 di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Rabu.
Oleh sebab itu, lanjut Presiden, seorang pemimpin harus memiliki kepercayaan publik yang disebutnya menjadi salah satu faktor penentu apakah kebijakan maupun keputusannya bisa berjalan dan diikuti dengan baik atau tidak.
"Ini adalah modal politik dalam memimpin sebuah bangsa. Selain itu seorang pemimpin juga membutuhkan dukungan dan kerja sama dari seluruh komponen bangsa," katanya.
Secara khusus, Presiden menegaskan bahwa Pemerintah sejauh ini telah menempuh sejumlah kebijakan signifikan yang bisa menjadi modalitas guna meraih kemajuan.
Jokowi merujuk kepada kebijakan hilirisasi sumber daya alam (SDA) yang diyakininya dapat meningkatkan pendapatan per kapita Indonesia lebih dari dua kali lipat dalam 10 tahun ke depan.
Presiden memaparkan pendapatan per kapita Indonesia pada 2022 berada di angka Rp71 juta pada 2022. Angka tersebut akan meningkat dua kali lipat menjadi Rp153 juta (sekitar 10.900 dolar AS) dalam 10 tahun ke depan, Rp217 juta (sekitar 15.800 dolar AS) dalam 15 tahun mendatang, dan Rp331 juta (sekitar 25.000 dolar AS) pada 22 tahun nanti.
Presiden menambahkan pemerintah telah meletakkan pondasi pembangunan infrastruktur dan konektivitas yang sejauh ini telah meningkatkan daya saing Indonesia naik dari peringkat 44 menjadi 34 pada 2022 berdasarkan International Institute for Management Development (IMD).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jokowi: Pemimpin harus berani ambil keputusan sulit dan tidak populer
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
"Pilihan kebijakan akan semakin sulit, sehingga dibutuhkan keberanian, dibutuhkan kepercayaan, untuk mengambil keputusan yang sulit dan keputusan yang tidak populer," kata Presiden Jokowi saat berpidato pada Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2023 di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Rabu.
Oleh sebab itu, lanjut Presiden, seorang pemimpin harus memiliki kepercayaan publik yang disebutnya menjadi salah satu faktor penentu apakah kebijakan maupun keputusannya bisa berjalan dan diikuti dengan baik atau tidak.
"Ini adalah modal politik dalam memimpin sebuah bangsa. Selain itu seorang pemimpin juga membutuhkan dukungan dan kerja sama dari seluruh komponen bangsa," katanya.
Secara khusus, Presiden menegaskan bahwa Pemerintah sejauh ini telah menempuh sejumlah kebijakan signifikan yang bisa menjadi modalitas guna meraih kemajuan.
Jokowi merujuk kepada kebijakan hilirisasi sumber daya alam (SDA) yang diyakininya dapat meningkatkan pendapatan per kapita Indonesia lebih dari dua kali lipat dalam 10 tahun ke depan.
Presiden memaparkan pendapatan per kapita Indonesia pada 2022 berada di angka Rp71 juta pada 2022. Angka tersebut akan meningkat dua kali lipat menjadi Rp153 juta (sekitar 10.900 dolar AS) dalam 10 tahun ke depan, Rp217 juta (sekitar 15.800 dolar AS) dalam 15 tahun mendatang, dan Rp331 juta (sekitar 25.000 dolar AS) pada 22 tahun nanti.
Presiden menambahkan pemerintah telah meletakkan pondasi pembangunan infrastruktur dan konektivitas yang sejauh ini telah meningkatkan daya saing Indonesia naik dari peringkat 44 menjadi 34 pada 2022 berdasarkan International Institute for Management Development (IMD).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jokowi: Pemimpin harus berani ambil keputusan sulit dan tidak populer
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023