Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut, Jawa Barat, menyampaikan sebanyak 30 warga yang menjalani tes difteri - setelah kontak erat dengan pasien meninggal karena diduga terjangkit difteri di Kecamatan Samarang - dalam kondisi sehat meski tetap dipantau perkembangan mereka.

"Sampai saat ini tidak ada orang kontak erat yang bergejala difteri," kata Kepala Dinkes Kabupaten Garut Leli Yuliani di Garut, Jumat.

Baca juga: 43 ribu anak di Garut dapat vaksin diare dan serviks

Ia menuturkan tim kesehatan dari Dinkes Garut sudah terjun ke lapangan setelah muncul kasus satu orang diduga terjangkit difteri kemudian meninggal dunia.

Tim kesehatan, kata dia, memeriksa kondisi kesehatan warga sekitar pasien, termasuk orang yang pernah kontak erat dengan pasien sebanyak 30 orang, yang saat ini hasil tesnya masih dilakukan pengecekan di laboratorium.

"Sekitar 30 (orang diperiksa) belum ada hasilnya," kata Leli.

Ia menyampaikan Dinkes Garut selama ini masih menunggu hasil dari tes kesehatan warga yang kontak erat dengan pasien difteri itu.
Jika hasilnya positif difteri dan menunjukkan gejala, kata dia, maka jajarannya melakukan penanganan medis, termasuk melaksanakan Outbreak Response Immunization (ORI) di daerah tersebut.

"ORI iya nunggu hasil, tapi kalau vaksinasi rutin tetap jalan, dan bagi balita dan anak SD untuk melengkapi status imunisasinya," kata Leli.

Baca juga: Dinkes Garut cek kesehatan warga yang dekat dengan pasien difteri

Ia mengatakan Pemkab Garut sudah menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri, sejak ditemukan banyak warga terjangkit difteri di Kecamatan Pangatikan pada Februari 2023.

Status KLB itu, kata dia, berlaku sampai November 2023 disesuaikan dengan pelaksanaan pemberian vaksinasi difteri yang harus lengkap kepada anak-anak.

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023