Antarajawabarat.com, 24/10 - PT Bank Pembangunan Daerah Jabar Banten (Bank BJB) pada triwulan III tahun 20013 membukukan laba bersih senilai Rp1,1 triliun atau meningkat 15 persen (yoy) dari periode sama tahun 2012.
"Pada triwulan III Bank BJB membukukan laba bersih Rp1,1 triliun, atau melampaui target semula Rp900 miliar. Perkembangan kredit masih tetap menunjukkan pertumbuhan yang signifikan," kata Direktur Utama Bank BJB Bien Subiantoro pada Analys Meeting yang digelar di Jakarta.
Bien menyebutkan, posisi terakhir total asset hingga triwulan III 2013 mencapai Rp75,9 triliun atau meningkat sebesar 12 persen dengan pencapaian dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp56,6 triliun atau tumbuh 7,3 persen.
Dari posisi kredit, menurut Bien perseroan mencapai pertumbuhan cukup signifikan sebesar 34,4 persen di atas rata-rata perbankan sebesar 22,9 persen atau mencapai Rp44,1 persen.
"Pencapaian kredit kami termasuk salah satu dari perbankan yang mencatat pertumbuhan kredit tertinggi, fokus kami kepada kredit yang rendah resiko salah satunya untuk kredit konsumer," kata Bien.
Lebih lanut Dirut Bank BJB itu menyebutkan, pertumbuhan tersebut mencerminkan masih stabilnya aktivitas bisnis Bank BJB di tengah kondisi ekonomi yang kurang stabil terutama perekonomian di Indonesia.
Hal tersebut kata dia tercermin dalam rasio keuangan dengan psisi "return of asset" (RoA) di posisi 2,2 persen dan "return of Equity (RoE) sebesar 23,5 persen dan NIM stabil pada angka delapan persen.
Sementara itu catatan kredit Bank BJB masih pada fokus pembiayaan sindikasi dan infrastruktur. Namun pertumbuhan kredit yang mencolok di sektor Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang mencapai Rp3,506 triliun atau tumbuh 188,7 persen (yoy).
"Selain KPR juga kredit produktif cukup mencolok pula yakni pada penyaluran kredit mikro, pada kuarter IV akan melakukan optimalisasi infrastruktur salah satunya sektor penagihan agar lebih efektif," kata Bien.
Hingga triwulan III posisi kredit mikro bank yang berkantor pusat di Jalan Naripan Kota Bandung itu mencapai Rp5,493 triliun dengan peningkatan 33,4 persen.
Sementara itu strategi triwulan IV, kata dia pihaknya akan memperkuat DPK dari nasabah institusi dan korporasi yang menjadi salah satu sasaran pemasaran dari bank itu.
"Kuarter keempat dana pemerintah biasanya berkurang, sehingga kami maksimalkan DPK dari nasabah institusi dan koorporasi. Salah satunya dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan institusi dan perusahaan potensial," katanya.
Salah satunya dengan menjalin kerja sama dengan PT Pertamina dan PT Pertamina Ritel dalam layanan perbankan dan penggunaan BBM non subsidi.
"Peluang untuk kerja sama ini cukup besar, Bank BJB bisa lebih optimal lagi dalam pembiayaan, salah satunya dalam pembiayaan pembangunan SPBU Coco di sejumlah daerah di Indonesia," kata Direktur Bank BJB itu menambahkan.
Sementara itu kegiatan Analys Meeting Bank BJB dilakukan di Jakarta yang dihadiri oleh jajaran direksi, komisaris dan para analys pasar modal.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2013
"Pada triwulan III Bank BJB membukukan laba bersih Rp1,1 triliun, atau melampaui target semula Rp900 miliar. Perkembangan kredit masih tetap menunjukkan pertumbuhan yang signifikan," kata Direktur Utama Bank BJB Bien Subiantoro pada Analys Meeting yang digelar di Jakarta.
Bien menyebutkan, posisi terakhir total asset hingga triwulan III 2013 mencapai Rp75,9 triliun atau meningkat sebesar 12 persen dengan pencapaian dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp56,6 triliun atau tumbuh 7,3 persen.
Dari posisi kredit, menurut Bien perseroan mencapai pertumbuhan cukup signifikan sebesar 34,4 persen di atas rata-rata perbankan sebesar 22,9 persen atau mencapai Rp44,1 persen.
"Pencapaian kredit kami termasuk salah satu dari perbankan yang mencatat pertumbuhan kredit tertinggi, fokus kami kepada kredit yang rendah resiko salah satunya untuk kredit konsumer," kata Bien.
Lebih lanut Dirut Bank BJB itu menyebutkan, pertumbuhan tersebut mencerminkan masih stabilnya aktivitas bisnis Bank BJB di tengah kondisi ekonomi yang kurang stabil terutama perekonomian di Indonesia.
Hal tersebut kata dia tercermin dalam rasio keuangan dengan psisi "return of asset" (RoA) di posisi 2,2 persen dan "return of Equity (RoE) sebesar 23,5 persen dan NIM stabil pada angka delapan persen.
Sementara itu catatan kredit Bank BJB masih pada fokus pembiayaan sindikasi dan infrastruktur. Namun pertumbuhan kredit yang mencolok di sektor Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang mencapai Rp3,506 triliun atau tumbuh 188,7 persen (yoy).
"Selain KPR juga kredit produktif cukup mencolok pula yakni pada penyaluran kredit mikro, pada kuarter IV akan melakukan optimalisasi infrastruktur salah satunya sektor penagihan agar lebih efektif," kata Bien.
Hingga triwulan III posisi kredit mikro bank yang berkantor pusat di Jalan Naripan Kota Bandung itu mencapai Rp5,493 triliun dengan peningkatan 33,4 persen.
Sementara itu strategi triwulan IV, kata dia pihaknya akan memperkuat DPK dari nasabah institusi dan korporasi yang menjadi salah satu sasaran pemasaran dari bank itu.
"Kuarter keempat dana pemerintah biasanya berkurang, sehingga kami maksimalkan DPK dari nasabah institusi dan koorporasi. Salah satunya dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan institusi dan perusahaan potensial," katanya.
Salah satunya dengan menjalin kerja sama dengan PT Pertamina dan PT Pertamina Ritel dalam layanan perbankan dan penggunaan BBM non subsidi.
"Peluang untuk kerja sama ini cukup besar, Bank BJB bisa lebih optimal lagi dalam pembiayaan, salah satunya dalam pembiayaan pembangunan SPBU Coco di sejumlah daerah di Indonesia," kata Direktur Bank BJB itu menambahkan.
Sementara itu kegiatan Analys Meeting Bank BJB dilakukan di Jakarta yang dihadiri oleh jajaran direksi, komisaris dan para analys pasar modal.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2013