Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) saat ini memiliki rumah sakit umum daerah (RSUD) layanan katastropik bagi warga Jabar yang terletak di RSUD Kabupaten Karawang.
"Upaya revitalisasi dan transformasi Center of Excellent di RSUD Karawang dalam menghadirkan layanan katastropik disambut baik Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin," kata
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Jabar dr R Vini Adiani Dewi ketika dihubungi di Bandung, Senin.
Baca juga: Bupati Karawang minta manajemen RSUD tingkatkan pelayanan dan fasilitas
Pihaknya juga mengapresiasi komitmen yang terjalin dari Dinas Kesehatan provinsi, kabupaten/kota dan direktur RSUD yang ada di Provinsi Jabar terkait kehadiran layanan katastropik di RSUD Karawang.
Baca juga: Bupati Karawang minta manajemen RSUD tingkatkan pelayanan dan fasilitas
Pihaknya juga mengapresiasi komitmen yang terjalin dari Dinas Kesehatan provinsi, kabupaten/kota dan direktur RSUD yang ada di Provinsi Jabar terkait kehadiran layanan katastropik di RSUD Karawang.
“Dan komitmen ini merupakan bentuk inovasi dan kolaborasi antara Kemenkes dan Pemprov Jabar dalam mewujudkan transformasi layanan kesehatan, memberikan pelayanan terbaik dan menjamin kualitas pelayanan kesehatan, khususnya di Jabar,” katanya.
Ia menjelaskan Jabar memiliki beberapa rumah sakit pemerintah yang telah ditunjuk menjadi fasilitas kesehatan layanan prioritas seperti kanker, jantung, stroke, uro-nefrologi, dan lain-lain.
Ditambahkannya bahwa RS pengampu nasionalnya adalah RSUP dr. Hasan Sadikin dan RS yang diampu berdasarkan strata layanan adalah RSUD Al Ihsan, RSUD Karawang, RSUD Cibinong, RSUD Kabupaten Bekasi, RSUD Majalaya dan RSUD dr. Chasbullah Abdul Madjid.
Kemudian RSUD dr. Slamet Garut, RSUD Bandung Kiwari, RSUD Kota Depok, RSUD Sayang Cianjur, RSUD SMC Kabupaten Tasikmalaya, RSUD Kabupaten Indramayu, RSUD Pandega Pangandaran, RSUD R. Syamsudin dan RSUD Gunung Jati.
Sesuai komitmen Kemenkes dalam menegakkan transformasi sistem kesehatan dengan menghadirkan enam pilar transformasi penopang kesehatan Indonesia, salah satu diantaranya adalah transformasi layanan rujukan.
“Pilar ini menitik beratkan salah satunya pada jejaring pengampuan layanan prioritas. Jejaring pengampuan layanan prioritas dimaksud di antaranya untuk layanan prioritas kanker, jantung, stroke, uro-nefrologi, DM, TB, KIA dan lain-lain,” katanya.
Ia menjelaskan 10 penyakit penyebab kematian tertinggi di Provinsi Jabar di antaranya adalah stroke, jantung iskemik, diabetes, tuberkulosis, sirosis, kanker paru, dan sebagainya.
Utilisasi untuk penyakit katastropik di fasilitas kesehatan di Jabar yang tertinggi, kata R Vini Adiani Dewi, adalah jantung, stroke, kanker, gagal ginjal, thalasemia, hemofilia, leukimia dan sirosis hepatitis.
Plt. Direktur RSUD Karawang, dr Fitra Hergyana, Sp.KK menambahkan bahwa program transformasi Center of Excellent terlaksana salah satunya berkat program pengampuan layanan prioritas yang dilakukan oleh rumah sakit vertikal Kemenkes, sesuai dengan bidang spesialisasinya.
Transformasi dilakukan dengan membangun tujuh pusat layanan unggulan diantaranya Karawang Heart and Vascular Center, Karawang Cancer Center, Karawang Uro-Nefro, Karawang Stroke Center, Karawang Woman and Child Center, Karawang Aesthetic Center, dan Pain Center.
“RSUD Karawang menjadi rumah sakit rujukan Provinsi Jawa Barat, sehingga nanti dipersiapkan 27 kabupaten/kota akan berobat ke sini, sehingga bagaimana SDM Kesehatan, alat kesehatan dan layanannya bisa kita tingkatkan, salah satunya melalui pengembangan Center of Excellent yang mampu memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat,” katanya.
Sementara itu, Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan tertulis yang dikutip dari Dinkes Jabar menyatakan Indonesia menghadapi beban tinggi penyakit katastropik seperti stroke, jantung, kanker dan ginjal merupakan empat penyakit penyebab kematian tertinggi sekaligus pembiayaan terbesar di Indonesia. Sehingga membutuhkan penanganan cepat guna menyelamatkan lebih banyak nyawa.
“Orang sakit di Indonesia itu rangking pertamanya stroke, lalu jantung dan cancer. Kita kerjanya harus berbasis prioritas. Jadi harus beresin stroke dulu,” katanya.
Berdasarkan catatannya, dari 514 kabupaten/kota di Indonesia, baru 44 kota yang bisa menangani stroke di periode emasnya (golden period). Hal itu terjadi karena supply side antara SDM Kesehatan dan alat kesehatan tidak seimbang.
Oleh karenanya, ia menilai langkah RSUD Karawang melakukan revitalisasi dan mengembangkan pusat layanan unggulan sudah tepat. Dan keunggulan tersebut harus ditularkan ke rumah sakit lain.
“Tugas RSUD Karawang jangan hanya bekerja di tempatnya sendiri, harus bisa mengampu dan mentransfer kemampuannya ke rumah sakit lain di Provinsi Jawa Barat,” demikian Menkes.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jawa Barat miliki layanan katastropik di RSUD Kabupaten Karawang
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023