Sebanyak 2 juta jamaah haji dari seluruh dunia pada Rabu beralih ke Mina untuk melempar jumrah Aqabah yang merupakan bagian dari puncak haji.

Berdasarkan pantauan Antara, jamaah berjalan melintasi jembatan jumrah, sebuah jembatan pejalan kaki di Mina, dekat kota Makkah, Arab Saudi, yang digunakan oleh umat Muslim untuk prosesi melontar jumrah sewaktu musim haji.

Pada Idul Adha (hari ke-10 Dzulhijjah), jamaah haji harus melempar jumrah Aqabah dengan tujuh batu kerikil ke pilar yang melambangkan setan.

Setelah melempar jumrah Aqabah, jamaah haji melanjutkan dengan tahalul atau mencukur rambut yang dikenal dengan tahalul awal dan melepas pakaian ihram dengan pakaian biasa.

Bagi Ibrahim Diha, peserta haji asal Mauritania yang melaksanakan ibadah haji untuk pertama kalinya, mengatakan bahwa cuaca panas tidak menghalanginya untuk lempar jumrah.

Ia mengatakan jamaah haji dapat menggunakan payung dan meminum banyak air untuk menghindari dehidrasi.

"Pada jam-jam pertama, ada banyak jamaah haji, jadi ada kepadatan. Tapi jujur, orang-orang berjalan dengan mudah berkat pengaturan yang luar biasa dan kehadiran aparat keamanan," kata dia.

Ia mengatakan dirinya berjalan setelah shalat Subuh untuk menghindari kepadatan saat lempar jumrah dan teriknya matahari.
"Jadi, sejujurnya menurut saya, meski cuaca panas, jamaah haji bisa pergi berjamaah di saat siang hari. Otoritas Saudi memberikan upaya luar biasa untuk menawarkan kondisi terbaik bagi jamaah. Misalnya disediakannya titik-titik air minum yg dapat dimanfaatkan jamaah haji," kata dia.



Jamaah Indonesia Tinggalkan Muzdalifah

Sebelumnya Kementerian Agama memastikan jamaah haji Indonesia sudah meninggalkan Muzdalifah setelah sebelumnya sempat tertahan akibat bus yang akan mengangkut mereka ke Mina terjebak kemacetan.

"Alhamdulillah, kemacetan sudah terurai. Bus mulai membawa jamaah menuju Mina," ujar Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.

Hilman mengatakan bahwa dia beserta jajaran langsung memantau ke Muzdalifah untuk melihat kondisi para peserta haji. Hilman ikut memberikan penjelasan ke jamaah perihal keterlambatan angkutan, sekaligus meminta Mashariq untuk bisa segera menyelesaikan persoalan.

Jamaah yang menunggu sejak pagi hari akhirnya bisa diberangkatkan ke Mina secara berangsur hingga siang hari untuk melaksanakan rangkaian ibadah haji selanjutnya.

"Sekitar pukul 13.30 waktu Arab Saudi semua jamaah haji Indonesia sudah naik bus menuju Mina," kata Hilman.

Menurutnya, keterlambatan proses evakuasi terjadi antara lain karena kemacetan yang terjadi di jalur taraddudi (shuttle) bus yang mengantar jamaah dari Muzdalifah ke Mina.
Jalur tersebut juga banyak dilalui oleh jamaah calon haji dari berbagai negara lain yang akan melakukan lontar jumrah setibanya di Mina. Dengan demikian, kepadatan jalan raya tak bisa dihindarkan.

"Jalur taraddudi sejak pagi dipadati bus yang antar jemput jamaah. Di tambah banyak juga jamaah yang memilih berjalan kaki. Kondisi ini menghambat pergerakan bus yang akan menjemput jamaah di Muzdalifah," kata dia.

Keterlambatan pemberangkatan jamaah dari Muzdalifah tidak hanya dialami peserta haji asal Indonesia. Jamaah dari sejumlah negara lain juga mengalami hal sama, antara lain Filipina, Malaysia, dan lainnya.

"Hanya, Indonesia adalah (negara dengan) jamaah terbanyak. Sehingga paling terdampak," ujarnya.

Hilman memastikan saat ini kondisi di Muzdalifah sudah tertangani. Pada siang hari sudah tidak ada lagi jamaah yang berada di Muzdalifah.

"Kita sekarang siapkan mitigasi potensi penanganan masalah di Mina. Sehingga persoalan di Muzdalifah diharapkan tidak berdampak lebih jauh di Mina," kata dia.*




Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: 2 juta jamaah haji lempar jumrah Aqabah

Pewarta: Azis Kurmala

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023