Kecemasan bisa diturunkan dengan olahraga lari, olahraga ini ternyata dapat mendorong produksi hormon endorfin yang membuat perasaan menjadi lebih bahagia, ungkap Psikolog dari penyedia layanan konsultasi daring HatiPlong, Farah Djalal, PhD.

"Lari itu sebenarnya bisa untuk mengakhiri kecemasan karena meningkatkan hormon endorfin yang bikin kita jadi happy," kata Farah saat ditemui pada acara Kick Off ajang #PELARIANWEEKENDERS di Jakarta, Minggu.

Aktivitas fisik dan kesehatan mental memiliki keterkaitan karena kondisi fisik dan mental seseorang terhubung dan saling mempengaruhi satu sama lain.

"Kesehatan fisik sama mental jadi satu, kalau mental kita terganggu, sudah mulai sakit perut, sakit leher, sakit pinggang. Sebaliknya juga kalau kita punya sakit fisik, mental juga kena," kata Farah menambahkan.

Olahraga lari dinilai cukup efektif dalam menurunkan kecemasan, namun, dia mengingatkan untuk tetap memperhatikan kondisi pribadi masing-masing terkait kecocokan kondisi mental dan upaya penanganan yang dilakukan.

"(Olahraga lari) cukup efektif, tapi balik lagi ke diri sendiri apakah lari itu cocok buat diri kamu, kalau lari malah bikin stres berarti itu bukan kegiatan yang cocok buat diri kita makanya kenali diri kita ini cocoknya sama apa," ujar CEO sekaligus pendiri HatiPlong itu.

Selain itu, dalam melakukan rutinitas olahraga lari tidak dianjurkan memaksakan diri dengan berlari sejauh atau selama mungkin, tetapi, perlu disesuaikan dengan kapasitas dan kemampuan tubuh masing-masing.

"Lari itu sebenarnya personal karena itu terapi buat diri masing-masing, jadi, (lari) sekuatnya dan secukupnya. Dengarkan badan saja kapan mesti cepat kapan mesti berhenti, yang penting untuk rilis isu mentalnya, jadi, terserah kita mau kayak apa," kata Farah.

Selain berlari, kegiatan yang dapat dilakukan untuk meredakan kecemasan dan masalah mental lain di antaranya menjalankan hobi, mendengar musik, bercengkerama dengan teman, atau rehat sejenak dari rutinitas sehari-hari.

Farah mengingatkan untuk mewaspadai tanda-tanda kemunculan masalah mental yang meliputi kesulitan tidur, tidak nafsu makan, enggan bertemu orang banyak dan melakukan pekerjaan, serta kondisi emosional yang lebih sensitif.

Dia mengimbau masyarakat tidak menunggu sampai rasa cemas datang untuk memulai rutinitas olahraga serta jangan menunggu masalah kesehatan mental memburuk untuk mencari bantuan psikolog profesional.

Sementara itu, Psikolog Yudha Heka Satria mengatakan bernafas dengan metode 478 dapat membantu mengatasi kecemasan yang tiba-tiba datang.
 
"Cobalah bernaas dengan tarikan empat detik, lalu tahan tujuh detik, dan hembuskan selama delapan detik," katanya pada acara diskusi mengenai cara mengatasi kecemasan yang diikuti secara daring di Jakarta, Sabtu.
 
Yudha mengatakan metode tersebut mampu membantu menenangkan pikiran serta membuat tubuh menjadi rileks ketika perasaan cemas datang secara tiba-tiba.

Selain itu, kata dia, upaya menenangkan pikiran juga dapat dibantu dengan visualisasi hal yang membuat pikiran dan jiwa menjadi tenang.
 
"Misalnya, jika anda menyukai pantai, atau pantai adalah tempat yang membuat kalian tenang, maka coba visualisasikan pantai ke dalam pikiran anda," ujarnya.
 
Menurut dia, dengan menenangkan pikiran, dapat membuat fokus kembali hadir dalam pikiran sehingga dapat melanjutkan kegiatan dengan normal.

Selain itu, Yudha juga menganjurkan untuk memaksimalkan fungsi indera guna membantu menenangkan pikiran dan membuatnya kembali fokus.
 
"Caranya adalah dengan mencoba melihat sekeliling anda, ada benda apa di sana. Kalau anda melihat jam dan lampu, sebutkanlah. Gunakan indera anda, lihat dan sebutkan setidaknya lima benda," katanya.
 
Setelah itu, kata dia, setiap individu bisa mencoba untuk menyentuh benda apapun yang berada di sekitarnya, kemudian merasakan benda apa yang disentuhnya.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Psikolog: Olahraga lari dapat menurunkan tingkat kecemasan

Pewarta: Farhan Arda Nugraha

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023