Bandung, 9/9 (Antara)- Ketua Umum Pengurus Daerah Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jawa Barat Dr Chairul Amri mengatakan, penutupan lokalisasi akan sulitkan pememeriksaan kesehatan para pekerja seks komersial yang merupakan kelompok rentan penyakit HIV/AIDS.

"Penutupan lokalikasi maka para pekerja seks komersial yang masuk kelompok rentan akan menyebar dan hal itu akan semakin menambah rentan penyebarluasan penyakit HIV/AIDS," kata Chairul Amri di Bandung, Senin.

Menurut dia, penutupan kawasan itu banyak positifnya dan ada juga negatifnya, terutama dalam pengawasan mereka pasca pembubaran itu yang berdampak pada penyebaran mereka ke tempat lain yang tidak terawasi.

"Bila sampai menyebar, tidak terpokus pada satu wilayah, akan menyulitkan. Dulu kan Dinkes yang datang ke tempat lokalisasi, sekarang sulit menemukan kelompok rentan itu yang dengan sadar datang ke klinik untuk sengaja memeriksakan diri," kata dia.

Lebih lanjut Chairul mengimbau bukan hanya kelompok rentan yang melakukan pemeriksaan diri, namun setiap orang harus sadar akan pentingnya pengecekan darah. Karena menurutnya setiap orang berisiko.

"Di luar negeri kelompok rentan itu selalu dengan sadar memeriksakan kesehatan secara periodik , dan akibatnya kasusnya menurun, sedangkan di Indonesia masih rendah," kata dia.

Sementara itu Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP) Jabar Arry Lesmana menyatakan pihakya berusaha tetap konsisten menjalankan program pencegahan penyakit seksual dengan tetap rutin lakukan pemeriksaan, melalui program penjangkauan.

"Penjangkauan ini yang kita lakukan untuk kelompok rentan HIV/AIDS yang tersebar, yaitu dengan tetap memfalisitasi pemeriksaan pencegahan baik olah KPAP maupun LSM," kata Arry Lesmana menambahkan.

Pewarta:

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2013