Berdasarkan laman resmi BMKG yang dikutip Antara di Jakarta, Kamis, potensi hujan lebat diperkirakan terjadi di wilayah Aceh, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan, dan Bangka Belitung.
Hujan lebat juga berpotensi terjadi di wilayah Lampung, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Meski demikian, Koordinator Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG Supari memprediksi peluang El Nino di Indonesia pada Juni ini menguat menjadi 80 persen, sehingga akan mengurangi curah hujan.
“Sejalan dengan prediksi BMKG per bulan ini, peluangnya sudah 80 persen. Jadi, angka 50-60 persen sebagai prediksi di awal tahun itu, karena semakin dekat dengan target waktunya dan itu semakin menguat,” kata Supari.
Selain hujan lebat, beberapa wilayah di Indonesia hari ini diperkirakan mengalami angin kencang dengan kecepatan lebih dari 45 kilometer per jam, seperti Sumatera Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Barat dan Maluku.
Tak hanya hujan lebat dan angin kencang, potensi hujan disertai kilat atau petir juga harus diwaspadai di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan. dan Kepulauan Bangka Belitung.
Wilayah Lampung, Jawa Barat, DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, dan Papua Barat juga berpotensi hujan disertai kilat atau petir.
Peluang el nino
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi peluang El Nino di Indonesia terjadi pada bulan Juni menguat menjadi 80 persen dan perlu mendapatkan perhatian semua pihak untuk mengantisipasi.
“Sejalan dengan prediksi BMKG per bulan ini, peluangnya sudah 80 persen. Jadi angka 50-60 persen sebagai prediksi di awal tahun itu, karena semakin dekat dengan target waktunya dan itu semakin menguat,” kata Koordinator Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG Supari di Jakarta, Rabu.
Supari menuturkan El Nino Southern Oscillation (ENSO) berada pada kondisi netral pada Maret-April 2023. Indikator-indikator selama Mei semakin kuat menunjukkan perkembangan mengarah ke El Nino.
Kemudian pada dasarian II pada Juni 2023, anomali Sea Surface Temperature (SST) atau suhu permukaan air di Pasifik Tengah dan Timur menunjukkan kondisi terus menghangat dan anomali SST di Samudra Hindia menunjukkan Indian Ocean Dipole (IOD) berada pada fase hangat.
Indeks Osilasi Selatan (SOI) dalam skala mingguan yang digunakan untuk mengukur perbedaan tekanan udara di atmosfer pun, menunjukkan tren menuju fase ke El Nino.
“Nantinya, El Nino berdampak pada berkurangnya curah hujan, begitu pula dengan fenomena IOD positif. Kombinasi keduanya dapat menyebabkan dampak yang lebih kuat,” katanya.
Lebih lanjut BMKG dan beberapa pusat iklim dunia lainnya telah memprediksi peluang El Nino pada semester II tahun 2023 dengan level lemah hingga kuat. Prediksi itu dijalankan menggunakan sistem berbasis modelling yang disusun menggunakan formula yang berbeda dan dikembangkan di masing-masing negara.
“Rata-rata menyatakan bahwa El Nino tahun ini berada pada skala moderat,” ujarnya.
Menurutnya, curah hujan pada Agustus-September-Oktober 2023 diprediksi akan berada pada kategori bawah normal. Terutama wilayah Sumatera, Jawa, Bali, NTB, dan NTT, sebagian Kalimantan serta sebagian Sulawesi. Sebagian daerah bahkan mengalami hujan kategori sangat rendah yakni di bawah 20 mm/bulan.
Supari juga mengaku khawatir bila El Nino tahun ini akan mengulang kejadian terjadinya kekeringan tahun 2019. Guna mengantisipasi kemungkinan itu, ia merekomendasikan pemerintah dari pusat hingga daerah untuk segera melakukan langkah antisipatif pada daerah-daerah yang berpotensi mengalami curah hujan dengan kategori rendah yang dapat memicu kekeringan dan dampak lanjutannya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BMKG minta sejumlah wilayah di Indonesia waspada hujan lebat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023