Sebanyak 22 juta UMKM tercatat telah onboarding masuk ke ekosistem digital hingga Maret 2023, terus mendekati target pemerintah yang menargetkan 30 juta UMKM onboarding pada 2024 mendatang.

"Per Maret 2023 ada peningkatan sekitar 14,07 juta UMKM onboarding dari 2020 yang sekitar 8 juta UMKM. Jadi saat ini kalau ditotal ada 22 juta UMKM (onboarding). Target kita sampai 2024 ada 30 juta (UMKM onboarding) sehingga ada kekurangan 8 juta lagi sampai tahun depan," kata Plt Asisten Deputi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Liz Zeny Merry dalam konferensi pers Festival Indonesia Pesta Anak Bangsa di Jakarta, Rabu.

Meski angkanya terus tumbuh, Liz mengungkapkan saat ini tren UMKM onboarding ke ekosistem digital menurun. Jika sebelumnya ketika pandemi Covid-19 ada 500 ribu UMKM onboarding per bulan, maka seiring dengan membaiknya penanganan COVID-19 tren onboarding menurun.

Menurut Liz, fenomena itu bisa dilihat secara positif karena menandakan ekonomi telah kembali pulih dan bergeliat seperti sebelum pandemi melanda.

"Ada plus minusnya. Mereka sekarang bisa berjualan offline, sehingga tren offline meningkat dan online menurun. Tapi, setidaknya pergerakan ekonomi kita bagus," katanya.

Liz menuturkan target 30 juta UMKM onboarding akan tetap harus dicapai. Dengan demikian, pemerintah akan terus mendukung upaya-upaya yang dilakukan semua pemangku kepentingan untuk mendorong lebih banyak lagi UMKM yang onboarding ke ekosistem digital.

Tidak hanya sekedar masuk ke ekosistem digital, pemerintah juga terus mendorong agar UMKM bisa berkembang dan naik kelas lewat digitalisasi.

"Harapannya dukungan-dukungan pelatihan yang dilakukan oleh para pemangku kepentingan itu bisa mendukung supaya ada penjualan dan peningkatan kapasitas pelaku usaha yang sudah onboarding," katanya.

Sektor UMKM menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia karena kontribusinya terhadap PDB yang mencapai 60 persen serta mampu menyerap 97 persen tenaga kerja di Tanah Air.
Kampanye Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) yang dimulai sejak Mei 2020 hingga saat ini dinilai punya peran penting untuk mendukung UMKM dan cinta produk dalam negeri.

Bukan hanya kampanye dan pendampingan bagi UMKM, program Gernas BBI juga akan terus diperkuat dengan peningkatan karakter melalui kurikulum pendidikan bagi generasi muda.


Naik kelas

Sementara itu Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Bandung, Jawa Barat, mencatat sekitar 2.000 usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) telah naik kelas setelah ada pendampingan dari Diskop UKM.
 
Plt Kepala Bidang Usaha Mikro Diskop UKM Kota Bandung Trisye Avi mengatakan program pendampingan bagi UMKM itu dilakukan sejak 2016. Selama itu, ada sekitar 9.000 UMKM di Kota Bandung yang didampingi.
 
"Ada sekitar 23 persen yang sudah naik kelas dari 9.000 data pelaku usaha mikro yang didampingi," kata Trisye di Bandung,  Selasa.
 
Menurutnya kini ada sebanyak 30 petugas pendamping dari Diskop UKM yang disebar ke setiap kecamatan di Kota Bandung. Setiap petugas pendamping  bisa mendampingi sebanyak 30 pelaku UMKM.
 
Dia mengatakan pendamping itu membimbing para pelaku UMKM untuk meningkatkan usahanya mulai dari bimbingan soal kewirausahaan, legalitas, izin, hingga masuk ke ranah pemasaran secara digital.
 
"Kalau mereka sudah mandiri atau naik kelas, ya kami lepas. Lalu para pendamping itu mencari UMKM lainnya, karena kalau terus didampingi ya berarti nggak maju-maju," kata dia.
 
Selain mendampingi para UMKM, menurutnya Diskop UKM juga memiliki sejumlah program untuk mendukung peningkatan bisnis UMKM, di antaranya memfasilitasi akses permodalan, pameran UMKM, hingga memberi ruang untuk pemasaran produk UMKM.
 
"Dalam waktu dekat, kami juga akan membawa 13 UMKM untuk mengikuti pameran di acara Apeksi di Makassar," kata Trisye.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sebanyak 22 juta UMKM "onboarding" hingga Maret 2023

Pewarta: Ade irma Junida

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023