Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat bersama Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) memberikan pelatihan khusus kepada perajin tas di sentra industri tas Kecamatan Leles untuk membuka wawasan dan lebih mengembangkan produk usahanya agar bisa menembus pasar ekspor.
"Kami sekarang sedang mengadakan sekolah ekspor di sentra industri tas di Desa Jangkurang Kecamatan Leles, kolaborasi dengan STAN," kata Kepala Bidang Pengembangan Promosi dan Kerja sama Perdagangan pada Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Kabupaten Garut Ratu Ayu Dinar Wira Pertiwi di Garut, Senin.
Ia menuturkan Disperindag ESDM Garut selama ini terus berupaya mendorong berbagai produk di Garut untuk bisa menembus dan memperluas penjualannya ke luar negeri.
Menurut dia, saat ini sudah ada beberapa produk ternama di Garut yang sudah tembus ke sejumlah pasar mancanegara, namun itu belum cukup sehingga pihaknya terus berupaya ditingkatkan dengan mencari produk apa saja yang perlu didorong dan layak untuk ekspor.
Produk yang saat ini sedang didorong untuk ekspor, kata dia, di antaranya kerudung, rajutan, dan produk tas yang selama ini diproduksi di Kecamatan Leles dan Kadungora dengan jumlah cukup besar dan sudah memiliki keunggulan untuk dicoba dipasarkan ke luar negeri.
"Produk tas sudah seluruh Indonesia, dan sebenarnya sudah ekspor, kalaupun ekspor bukan mereka eksportirnya," kata Ratu.
Ia mengungkapkan adanya potensi produk tas dari daerah tersebut maka pihaknya bersama STAN mencoba memberikan pelatihan seperti belajar pembukuan, persyaratan untuk ekspor, sampai bisa melakukan transaksi hingga bisa ekspor.
Pelatihan itu, kata dia, sementara baru melibatkan 29 pelaku usaha tas yang selanjutnya akan dilakukan pendampingan hingga mencarikan pasar luar negeri yang membutuhkan produk dari Garut itu.
"Kemudian akan dilakukan pendampingan ke beberapa pelaku usaha selama tiga bulan sampai pelaku usaha tersebut bisa ekspor," katanya.
Ia berharap upaya pemerintah itu bisa melahirkan eksportir baru dari Garut yang akhirnya nanti memberikan kesejahteraan dan menciptakan lapangan pekerjaan di Garut.
Menurut dia, potensi usaha di sentra industri tas itu nilai omzetnya ratusan juta sampai miliaran rupiah, dan selama ini memberikan pekerjaan bagi warga yang putus sekolah sehingga bisa mendapatkan penghasilan.
"Lihat potensi luar biasa dari sebuah sentra tas, di sana tidak ada pengangguran, bahkan sekarang kesulitan nyari pekerja," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
"Kami sekarang sedang mengadakan sekolah ekspor di sentra industri tas di Desa Jangkurang Kecamatan Leles, kolaborasi dengan STAN," kata Kepala Bidang Pengembangan Promosi dan Kerja sama Perdagangan pada Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Kabupaten Garut Ratu Ayu Dinar Wira Pertiwi di Garut, Senin.
Ia menuturkan Disperindag ESDM Garut selama ini terus berupaya mendorong berbagai produk di Garut untuk bisa menembus dan memperluas penjualannya ke luar negeri.
Menurut dia, saat ini sudah ada beberapa produk ternama di Garut yang sudah tembus ke sejumlah pasar mancanegara, namun itu belum cukup sehingga pihaknya terus berupaya ditingkatkan dengan mencari produk apa saja yang perlu didorong dan layak untuk ekspor.
Produk yang saat ini sedang didorong untuk ekspor, kata dia, di antaranya kerudung, rajutan, dan produk tas yang selama ini diproduksi di Kecamatan Leles dan Kadungora dengan jumlah cukup besar dan sudah memiliki keunggulan untuk dicoba dipasarkan ke luar negeri.
"Produk tas sudah seluruh Indonesia, dan sebenarnya sudah ekspor, kalaupun ekspor bukan mereka eksportirnya," kata Ratu.
Ia mengungkapkan adanya potensi produk tas dari daerah tersebut maka pihaknya bersama STAN mencoba memberikan pelatihan seperti belajar pembukuan, persyaratan untuk ekspor, sampai bisa melakukan transaksi hingga bisa ekspor.
Pelatihan itu, kata dia, sementara baru melibatkan 29 pelaku usaha tas yang selanjutnya akan dilakukan pendampingan hingga mencarikan pasar luar negeri yang membutuhkan produk dari Garut itu.
"Kemudian akan dilakukan pendampingan ke beberapa pelaku usaha selama tiga bulan sampai pelaku usaha tersebut bisa ekspor," katanya.
Ia berharap upaya pemerintah itu bisa melahirkan eksportir baru dari Garut yang akhirnya nanti memberikan kesejahteraan dan menciptakan lapangan pekerjaan di Garut.
Menurut dia, potensi usaha di sentra industri tas itu nilai omzetnya ratusan juta sampai miliaran rupiah, dan selama ini memberikan pekerjaan bagi warga yang putus sekolah sehingga bisa mendapatkan penghasilan.
"Lihat potensi luar biasa dari sebuah sentra tas, di sana tidak ada pengangguran, bahkan sekarang kesulitan nyari pekerja," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023