Antarajawabarat.com, 23/8 - Menteri Perdagangan RI Gita Wirjawan menyatakan pemerintah berupaya untuk terus menjaga stabilitas pasokan kedelai terkait dengan kondisi terakhir melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

"Tiap tahun kedelai yang dibutuhkan Indonesia 2,5 juta ton sedangkan produksi nasional kurang lebih hanya 800 ribu ton. Jadi kita mau tidak mau harus melakukan pengadaan dengan cara impor," kata Gita seusai memberikan kuliah umum di Sabuga ITB Kota Bandung, Jumat.

Dengan kondisi produktifitas kedelai dalam negeri itu, maka kebutuhan pasokan kedelai Indonesia masih kurang dan masih harus mengimpor dari luar negeri.

Menurutnya, pemerintah terus mencari solusi bagaimana meningkatkan sisa pasokan kedelai agar kebutuhan masyarakat tercukupi.

"Kita terus mencari solusi bagaimana untuk meningkatkan 800 ribu ton itu di dalam negeri menjadi angka yang lebih besar agar kebutuhan nasional bisa diatasi," kata Gita.
Ia menyebutkan, pemerintah sudah mengumumkan soal kebijakan importasi guna meningkatkan pasokan kedelai.

"Kita sudah sikapi kemarin, bahkan hari ini (Jumat, 23/8) sudah diumumkan untuk kebijakan importasi, akan kita lakukan relaksasi untuk peningkatan pasokan," katanya.

Gita meyebutkan langkah yang ditempuh pemerintah untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, dimana dalam beberapa hari terakhir melemah terhadap dolar AS.

"Mudah-mudahan dengan langkah-langkah fiskal dan non-fiskal yang tadi diumumkan oleh pemerintah ini bisa menjaga stabilitas nilai tukar dan juga stabilitas makro dalam beberapa bulan ke depan," katanya.

Ia menyebutkan, melemahnya nilai rupiah terhadap dolar AS cukup berpengaruh terhadap proses impor seperti kedelai dan juga barang impor komoditas lainnya.

Namun demikian, hal itu tidak terlalu berpengaruh terhadap komoditas daging sapi dan sebagian besar sayur mayur lainnya.

"Sejauh ini belum ada pengaruhnya untuk daging sapi, malah di beberapa daerah justeru harga daging sapi turun," kata Mendag menambahkan.***3***

Pewarta:

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2013