Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Jawa Barat Iip Hidajat mengatakan fenomena dai muda yang berhijrah harus dijadikan contoh dan sarana introspeksi bagi generasi muda.
Dia mengatakan itu guna menanggapi bergabungnya ustaz Hanan Attaki ke Nahdlatul Ulama (NU) yang dapat menjadi contoh bagi anak muda bahwa tidak ada kata terlambat untuk hijrah menuju hal lebih baik.
"Artinya, meskipun pernah dicap atau terlibat dengan sebuah identitas yang terlarang, sepatutnya bisa menyadari, tabayun, dan kembali ke ibu pertiwi," kata Iip Hidayat dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.
Dia mengungkapkan bahwa ketika hijrah dimaknai sebagai perubahan dari satu kondisi menjadi kondisi yang lebih baik, maka hal itu patut disambut dengan baik.
Menurut Iip, langkah itu akan menyudahi stigma negatif yang pernah ditujukan kepada Hanan, terutama yang bersangkutan masih mau tabayun dan mampu membuka diri untuk berjuang untuk persatuan Indonesia.
"Tidak harus bergabung ke dalam suatu organisasi tertentu, tapi menegaskan pilihan dan keyakinan untuk berjuang bersama dalam koridor NKRI," jelasnya.
Dia menilai Hanan Attaki akan lebih diterima masyarakat luas, terutama masyarakat Jawa Barat. Mengutip hasil riset Indonesian Politics Research & Consulting (IPRC) pada Maret 2023, Iip mengatakan mayoritas warga Jawa Barat mengamalkan ajaran Islam secara moderat dan toleran.
"Hanya sebagian kecil kelompok yang cenderung mengamalkan ajaran yang intoleran. Hal ini sejalan dengan temuan riset, mayoritas warga Jawa Barat (81,2 persen) menyatakan bahwa Pancasila dan UUD 1945 tidak bertentangan dengan ajaran Islam," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ketua FKPT Jabar sebut fenomena dai muda hijrah harus jadi contoh
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
Dia mengatakan itu guna menanggapi bergabungnya ustaz Hanan Attaki ke Nahdlatul Ulama (NU) yang dapat menjadi contoh bagi anak muda bahwa tidak ada kata terlambat untuk hijrah menuju hal lebih baik.
"Artinya, meskipun pernah dicap atau terlibat dengan sebuah identitas yang terlarang, sepatutnya bisa menyadari, tabayun, dan kembali ke ibu pertiwi," kata Iip Hidayat dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.
Dia mengungkapkan bahwa ketika hijrah dimaknai sebagai perubahan dari satu kondisi menjadi kondisi yang lebih baik, maka hal itu patut disambut dengan baik.
Menurut Iip, langkah itu akan menyudahi stigma negatif yang pernah ditujukan kepada Hanan, terutama yang bersangkutan masih mau tabayun dan mampu membuka diri untuk berjuang untuk persatuan Indonesia.
"Tidak harus bergabung ke dalam suatu organisasi tertentu, tapi menegaskan pilihan dan keyakinan untuk berjuang bersama dalam koridor NKRI," jelasnya.
Dia menilai Hanan Attaki akan lebih diterima masyarakat luas, terutama masyarakat Jawa Barat. Mengutip hasil riset Indonesian Politics Research & Consulting (IPRC) pada Maret 2023, Iip mengatakan mayoritas warga Jawa Barat mengamalkan ajaran Islam secara moderat dan toleran.
"Hanya sebagian kecil kelompok yang cenderung mengamalkan ajaran yang intoleran. Hal ini sejalan dengan temuan riset, mayoritas warga Jawa Barat (81,2 persen) menyatakan bahwa Pancasila dan UUD 1945 tidak bertentangan dengan ajaran Islam," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ketua FKPT Jabar sebut fenomena dai muda hijrah harus jadi contoh
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023