Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan kondisi cerah berawan mendominasi hampir keseluruhan laporan cuaca kota-kota besar di Indonesia.
Adapun cuaca berawan diprakirakan terjadi di Palembang, Makassar, Mamuju, Pekanbaru, Mataram, Ternate, Bandar Lampung, Samarinda, Palangka Raya, Pontianak, Jambi, dan Banda Aceh.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
Laman resmi BMKG yang dikutip di Jakarta, Rabu, melaporkan cuaca cerah berawan saat pagi berpotensi terjadi pada 16 kota besar mulai dari Denpasar, Serang, Bengkulu, Yogyakarta, Jakarta Pusat, Gorontalo, Bandung, Semarang, Surabaya, Banjarmasin, Tarakan, Pangkal Pinang, Tanjung Pinang, Kupang, Manado, dan Medan.
Potensi cerah hanya terjadi pada satu kota saja, yaitu Padang dengan suhu udara berkisar 24-30 derajat Celcius dan kelembaban udara 70-75 persen.
Adapun cuaca berawan diprakirakan terjadi di Palembang, Makassar, Mamuju, Pekanbaru, Mataram, Ternate, Bandar Lampung, Samarinda, Palangka Raya, Pontianak, Jambi, dan Banda Aceh.
Hujan ringan berpotensi terjadi di Kendari, Manokwari, dan Ambon, serta hanya Jayapura yang diprakirakan hujan sedang.
Memasuki siang hari, cerah berawan hingga hujan ringan mendominasi kondisi cuaca kota-kota besar Indonesia.
Potensi berawan ada di Makassar, Mamuju, Jayapura, Ternate, Tanjung Pinang, Pangkal Pinang, Jambi, Jakarta Pusat, Yogyakarta, dan Denpasar.
Sementara itu, potensi hujan ringan terjadi di Bandung, Semarang, Palangka Raya, Samarinda, Kendari, dan Medan.
BMKG memprakirakan hujan sedang ada di Manokwari, Mataram, dan Ambon. Adapun hujan petir berpotensi terjadi di Bandar Lampung dan Banjarmasin.
Kondisi cuaca cerah berawan diprakirakan terjadi pada 10 kota, yaitu Banda Aceh, Serang, Bengkulu, Surabaya, Pontianak, Tarakan, Kupang, Manado, Padang, dan Palembang, serta hanya Pekanbaru yang berpotensi cerah.
Beranjak malam hari, cerah berawan diprakirakan terjadi di Banda Aceh, Denpasar, Gorontalo, Surabaya, Samarinda, Pangkal Pinang, Tanjung Pinang, Kupang, Manado, Padang, dan Medan, serta hanya Pekanbaru yang cerah.
Potensi berawan ada di Makassar, Mamuju, Jayapura, Mataram, Tarakan, Palangka Raya, Banjarmasin, Pontianak, Bandung, Jakarta Pusat, Yogyakarta, dan Serang.
Sedangkan, potensi hujan ringan diprakirakan terjadi di Palembang, Kendari, Manokwari, Ternate, Semarang, Jambi, dan Bengkulu. Adapun hujan sedang hanya berpotensi mengguyur dua kota besar, yakni Aceh dan Bandar Lampung.
Berdasarkan laporan BMKG, suhu udara kota-kota besar Indonesia berkisar 20 sampai 34 derajat Celcius dengan kelembaban udara 55 hingga 100 persen.
Waspada gelombang
Sementara itu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga menyampaikan gelombang tinggi berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 9-10 Mei 2023.
Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo di Jakarta, Selasa, mengatakan pola angin menjadi salah satu yang menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang tinggi.
Ia mengemukakan pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari barat daya-barat laut dengan kecepatan berkisar 5-35 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari timur-tenggara dengan kecepatan 5-30 knot.
"Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan barat Aceh, perairan utara Pulau Sabang, dan Samudera Hindia barat Aceh," paparnya.
Kondisi itu, lanjutnya, menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,5 meter di perairan timur Pulau Simeulue-Kepulauan Mentawai, Teluk Lampung, perairan selatan Banten-Jawa Tengah, Selat Karimata, Selat Sumba, Selat Sape bagian selatan, Laut Sawu, perairan utara Pulau Sawu-Pulau Rote, Laut Natuna Utara, perairan Kepulauan Selayar, Laut Flores, Laut Banda, perairan Kepulauan Wakatobi-Baubau, perairan selatan Kepulauan Kai-Kepulauan Aru.
Gelombang di kisaran lebih tinggi, 2,5-4 meter, berpeluang terjadi di perairan utara Sabang, perairan barat Kepulauan Simeulue-Pulau Nias, perairan barat Kepulauan Mentawai, perairan Bengkulu, perairan Enggano-barat Lampung, Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai-Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Jawa-Pulau Sumba, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, Samudra Hindia Selatan Jawa-NTT, perairan selatan Pulau Sawu-Rote, perairan Kepulauan Sermata-Leti, perairan Kepulauan Babar-Tanimbar, Laut Arafuru.
Gelombang kisaran lebih tinggi, 4-6 meter, berpeluang terjadi di Samudra Hindia barat Aceh, perairan barat Aceh, Selat Malaka bagian utara.
Eko Prasetyo mengimbau masyarakat selalu waspada, terutama nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti perahu (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 m), kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 m).
Selain itu, kapal feri (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 m), kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter).
Waspada gelombang
Sementara itu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga menyampaikan gelombang tinggi berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 9-10 Mei 2023.
Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo di Jakarta, Selasa, mengatakan pola angin menjadi salah satu yang menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang tinggi.
Ia mengemukakan pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari barat daya-barat laut dengan kecepatan berkisar 5-35 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari timur-tenggara dengan kecepatan 5-30 knot.
"Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan barat Aceh, perairan utara Pulau Sabang, dan Samudera Hindia barat Aceh," paparnya.
Kondisi itu, lanjutnya, menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,5 meter di perairan timur Pulau Simeulue-Kepulauan Mentawai, Teluk Lampung, perairan selatan Banten-Jawa Tengah, Selat Karimata, Selat Sumba, Selat Sape bagian selatan, Laut Sawu, perairan utara Pulau Sawu-Pulau Rote, Laut Natuna Utara, perairan Kepulauan Selayar, Laut Flores, Laut Banda, perairan Kepulauan Wakatobi-Baubau, perairan selatan Kepulauan Kai-Kepulauan Aru.
Gelombang di kisaran lebih tinggi, 2,5-4 meter, berpeluang terjadi di perairan utara Sabang, perairan barat Kepulauan Simeulue-Pulau Nias, perairan barat Kepulauan Mentawai, perairan Bengkulu, perairan Enggano-barat Lampung, Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai-Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Jawa-Pulau Sumba, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, Samudra Hindia Selatan Jawa-NTT, perairan selatan Pulau Sawu-Rote, perairan Kepulauan Sermata-Leti, perairan Kepulauan Babar-Tanimbar, Laut Arafuru.
Gelombang kisaran lebih tinggi, 4-6 meter, berpeluang terjadi di Samudra Hindia barat Aceh, perairan barat Aceh, Selat Malaka bagian utara.
Eko Prasetyo mengimbau masyarakat selalu waspada, terutama nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti perahu (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 m), kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 m).
Selain itu, kapal feri (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 m), kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter).
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023