Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan bahwa Nilai Tukar Petani (NTP) nasional pada April 2023 sebesar 110,58 atau turun 0,24 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai 110,85.

"Penurunan NTP dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) turun sebesar 0,12 persen, sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani naik (lb) sebesar 0,13 persen," ujar Margo dalam temu media Rilis Berita Statistik di Jakarta, Selasa.

Margo menjelaskan penurunan NTP pada April 2023 disebabkan oleh indeks harga hasil produksi pertanian mengalami penurunan, sedangkan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun biaya produksi dan penambahan barang modal mengalami kenaikan.

Penurunan harga dari komoditas kelapa sawit, cabai rawit, cabai merah, bawang merah dan gabah telah mempengaruhi Indeks Harga yang Diterima Petani.

Selain itu, penurunan NTP April 2023 dipengaruhi oleh turunnya NTP di dua subsektor pertanian, yaitu subsektor tanaman hortikultura sebesar 3,58 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,32 persen.

Sementara itu, NTP pada tiga subsektor lainnya mengalami kenaikan, yaitu subsektor tanaman pangan sebesar 0,22 persen, subsektor peternakan sebesar 0,73 persen, dan subsektor perikanan sebesar 0,79 persen. Peningkatan subsektor perikanan terjadi pada nelayan, di mana nilai tukarnya naik sebesar 0,89 persen.

"Hal ini terjadi karena kenaikan It sebesar 0,98 persen, lebih tinggi dari kenaikan lb sebesar 0,09 persen," kata Margo.

Menurut Margo, kenaikan It disebabkan oleh naiknya It pada kelompok penangkapan di perairan umum, khususnya komoditas ikan nila dan ikan baong serta kelompok penangkapan di laut (komoditas ikan tongkol dan ikan cakalang), masing-masing sebesar 0,91 persen dan 0,94 persen.

Sementara itu, pada April 2023, NTP Provinsi Riau mengalami penurunan terbesar yakni 2,42 persen dibandingkan penurunan NTP provinsi lainnya. Sebaliknya, NTP Provinsi Sumatera Selatan mengalami kenaikan tertinggi terbesar 1,50 persen dibandingkan kenaikan NTP provinsi lainnya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi tahunan April 2023 mencapai sebesar 4,33 persen (year-on-year/yoy), yang dominan disumbang oleh komoditas bensin.

Adapun inflasi tahunan April 2023 terjadi karena adanya kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 109,98 pada April 2022 menjadi 114,74 pada April 2023.

"Komoditas terbesar yang menyumbang inflasi tahunan April 2023 merupakan bensin dengan andil 0,91 persen," ungkap Kepala BPS Margo Yuwono dalam Rilis Perkembangan Indeks Harga Konsumen April 2023 di Jakarta, Selasa.

Meski demikian, Margo mengatakan tingkat inflasi tahunan April 2023 tercatat lebih rendah dibandingkan bulan-bulan sebelumnya, yakni Februari 2023 yang sebesar 5,47 persen (yoy) serta Maret 2023 yang sebesar 4,97 persen (yoy).

Selain bensin, komoditas lainnya yang menyumbang inflasi tahunan April 2023 yaitu beras dengan andil 0,37 persen serta rokok kretek filter dengan sumbangan 0,21 persen.

Dengan demikian sesuai kelompoknya, transportasi menjadi penyumbang terbesar inflasi tahunan April 2023 dengan andil 1,45 persen. Kelompok ini mengalami inflasi sebesar 11,96 persen (yoy).

Kelompok penyumbang inflasi terbesar selanjutnya, sambung dia, yakni makanan, minuman, dan tembakau yang mencatat inflasi 4,58 persen (yoy) dengan andil 1,2 persen, serta kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang mengalami inflasi 2,53 persen (yoy) dengan andil 0,49 persen.

Baca juga: BPS: Pergerakan masyarakat selama Lebaran capai 26,3 juta


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BPS: Nilai Tukar Petani April 2023 turun 0,24 persen

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023