Antarajawabarat.com, 28/6 - Anak-anak disabilitas memiliki kelebihan khusus, potensi dan kesempatan seperti sebayanya yang lain.
"Anak-anak disabilitas memiliki kesempatan dan potensi yang sama dengan anak-anak yang lainnya, oleh karena itu perlu doronga untuk menggali potensi mereka" kata Ari Astuti Ketua Penyelenggara kegiatan Bahagia Dalam Perbedaan di Bandung, Jum'at.
Kegiatan yang digelar pemerintah Kecamatan Kiaracondong bekerjasama dengan Save the Children menggelar acara yang bertajuk Bahagia Dalam Perbedaan di halaman Kantor Kecamatan Kiaracondong, Bandung.
Bahagia dalam perbedaan dipilih karena kegiatan tersebut tidak dikhususkan untuk anak-anak disabilitas. Namun juga untuk anak-anak yang lainnya. Menurutnya anak-anak disabilitas digabungkan dengan anak-anak lainnya untuk bisa berkreasi bersama.
"Disini bukan hanya anak disabilitas saja. Tapi juga anak-anak normal lainnya. Supaya mereka bisa berbaur," katanya.
Diawal kegiatan yang digelar satu minggu sebelumnya, anak-anak dan para orang tua mengikuti workshop dan berbagai perlombaan. Dan diakhiri dengan pameran lukisan serta hiburan lainnya.
"Rangkaian kegiatan kita udah dimulai dari minggu kemarin. Anak-anak mulai belajar melukis dari awal. Membuat origami, gelang, manik-manik dan diakhiri dengan melukis di kaos dan tas untuk hari ini," kata Ari.
Dalam lukisan yang dibuat oleh anak-anak tersebut, anak-anak bebas berekspresi dengan berbagai imajinasi dan judul lukisan yang diinginkan.
Seperti lukisan yang berjudul 'Ke Rumah Sakit'. Sang anak menjelaskan dalam lukisannya bahwa dia ingin membeli baju tapi tidak bisa membelinya karena harus ke rumah sakit.
"Anak-anak bebas berkreasi sesuai dengan keinginannya," kata Ari.
Ari juga menjelaskan hal tersebut bisa melatih kepekaan motorik kasar dan halus anak. Serta mengembangkan potensi, wawasan, dan pengembangan kepercayaan diri anak.
Menurutnya pendekatan seperti itu akan memberikan kontribusi perkembangan pribadi anak disabilitas maupun teman-temannya.
"Kita berupaya membangun kesadaran masyarakat akan perbedaan yang ada," katanya.
Menurutnya hal tersebut juga dinilai karena banyaknya anak disabilitas yang selama ini jauh dari pergaulan sosial, serta akses layanan yang sulit di jangkau dan diskriminatif.
Selain itu juga kegiatan tersebut dilatarbelakangi karena penduduk Kiaracondong yang disabilitas dibawah 18 tahun bertambah dari 126 mencapai 180 orang.
Sri Mulyani
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2013
"Anak-anak disabilitas memiliki kesempatan dan potensi yang sama dengan anak-anak yang lainnya, oleh karena itu perlu doronga untuk menggali potensi mereka" kata Ari Astuti Ketua Penyelenggara kegiatan Bahagia Dalam Perbedaan di Bandung, Jum'at.
Kegiatan yang digelar pemerintah Kecamatan Kiaracondong bekerjasama dengan Save the Children menggelar acara yang bertajuk Bahagia Dalam Perbedaan di halaman Kantor Kecamatan Kiaracondong, Bandung.
Bahagia dalam perbedaan dipilih karena kegiatan tersebut tidak dikhususkan untuk anak-anak disabilitas. Namun juga untuk anak-anak yang lainnya. Menurutnya anak-anak disabilitas digabungkan dengan anak-anak lainnya untuk bisa berkreasi bersama.
"Disini bukan hanya anak disabilitas saja. Tapi juga anak-anak normal lainnya. Supaya mereka bisa berbaur," katanya.
Diawal kegiatan yang digelar satu minggu sebelumnya, anak-anak dan para orang tua mengikuti workshop dan berbagai perlombaan. Dan diakhiri dengan pameran lukisan serta hiburan lainnya.
"Rangkaian kegiatan kita udah dimulai dari minggu kemarin. Anak-anak mulai belajar melukis dari awal. Membuat origami, gelang, manik-manik dan diakhiri dengan melukis di kaos dan tas untuk hari ini," kata Ari.
Dalam lukisan yang dibuat oleh anak-anak tersebut, anak-anak bebas berekspresi dengan berbagai imajinasi dan judul lukisan yang diinginkan.
Seperti lukisan yang berjudul 'Ke Rumah Sakit'. Sang anak menjelaskan dalam lukisannya bahwa dia ingin membeli baju tapi tidak bisa membelinya karena harus ke rumah sakit.
"Anak-anak bebas berkreasi sesuai dengan keinginannya," kata Ari.
Ari juga menjelaskan hal tersebut bisa melatih kepekaan motorik kasar dan halus anak. Serta mengembangkan potensi, wawasan, dan pengembangan kepercayaan diri anak.
Menurutnya pendekatan seperti itu akan memberikan kontribusi perkembangan pribadi anak disabilitas maupun teman-temannya.
"Kita berupaya membangun kesadaran masyarakat akan perbedaan yang ada," katanya.
Menurutnya hal tersebut juga dinilai karena banyaknya anak disabilitas yang selama ini jauh dari pergaulan sosial, serta akses layanan yang sulit di jangkau dan diskriminatif.
Selain itu juga kegiatan tersebut dilatarbelakangi karena penduduk Kiaracondong yang disabilitas dibawah 18 tahun bertambah dari 126 mencapai 180 orang.
Sri Mulyani
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2013