Antarajawabarat.com,19/6 - Presiden Prancis Francois Hollande pada Selasa mengatakan bahwa Presiden terpilih Iran Hassan Rouhani dapat bergabung dalam pembicaraan damai untuk Suriah.

"Mari tunggu pernyataan Presiden baru Iran itu, kami menyambutnya dalam pembicaraan untuk Suriah jika dia bisa berguna," kata Hollande saat akhir pelaksanaan pertemuan G8.

Sejumlah negara barat termasuk Prancis sebelumnya dengan tegas menolak campur tangan Iran dalam konferensi damai Suriah yang direncanakan. Para pemimpin G8 pada Selasa menyatakan bahwa pertemuan itu harus digelar secepatnya.

"Posisi saya adalah jika Presiden Iran bisa berguna untuk memediasi pertemuan dengan pemerintah Suriah, silakan saja," katanya.

Rouhani adalah seorang imam moderat yang pada Sabtu dinyatakan sebagai pemenang dalam pemilihan presiden Iran, sekaligus mengakhiri delapan tahun cengkraman kelompok konservatif dalam pemerintahan Iran di bawah pimpinan Mahmoud Ahmadinejad.

Pada Senin ia menyatakan menolak intervensi asing di Suriah, yang merupakan negara sekutu Iran.

Konflik di Suriah telah berlangsung sejak Mei 2011 lalu, yang intinya menuntut pengunduran diri Presiden Bashar Al Assad, ketika diawali dengan unjuk rasa damai sebelum berubah menjadi konflik bersenjata brutal.

Berdasarkan perhitungan Perserikatan Bangsa Bangsa, gejolak di negara di Timur Tengah itu telah menelan korban hingga lebih dari 90 ribu jiwa.

Bashar telah berulang kali menegaskan penolakannya untuk lengser dan akan tetap berkuasa sedikitnya hingga pemilihan presiden 2014.

"Mandat presiden berakhir tahun 2014. Dalam krisis ... dan normal tidak meninggalkan negeri ini," katanya.

Iran sendiri tergolong sebagai negara yang bermusuhan dengan Barat, setelah menolak seruan untuk menghentikan program nuklir kontroversialnya.

Akibat dari penolakannya itu, Iran dikenakan sejumlah sanksi oleh Dewan Keamanan PBB dan juga berbagai sanksi sepihak lain dari Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Sanksi-sanksi itu semula hanys ditujukan terhadap industri-industri nuklir dan pertahanan tetapi kini mulai menghantam ekomoni yang lebih luas, yang menimbulkan kecemasan di kalangan rakyat biasa Iran dan bahkan pada para pemimpin mereka.

antara

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2013