Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan (year-on-year/yoy) Maret 2023 mencapai 4,97 persen karena terdapat peningkatan indeks harga konsumen (IHK) dari 108,95 pada Maret 2022 menjadi 114,36.

"Berdasarkan komoditas, penyumbang terbesar inflasi tahunan Maret 2023 di antaranya bensin dengan andil 1,09 persen, beras 0,35 persen, dan rokok kretek filter 0,21 persen," ungkap Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers Indeks Harga Konsumen (IHK) Maret 2023 di Jakarta, Senin.

Sementara berdasarkan kelompok pengeluarannya, inflasi tahunan terbesar terjadi pada kelompok transportasi yang mengalami inflasi sebesar 13,72 persen (yoy) dan memberikan andil inflasi sebesar 1,64 persen.

Jika dilihat dari tren, inflasi tahunan pada Maret 2023 menurun dari level 5,28 persen (yoy) pada Januari 2023 dan 5,47 persen (yoy) pada Februari 2023.

Berdasarkan wilayah, ia menyebutkan secara umum dari 90 kota IHK, seluruh kota mengalami inflasi secara tahunan dan terdapat 26 kota mengalami inflasi tahunan yang lebih rendah dari inflasi nasional, serta 60 kota mengalami inflasi tahunan yang lebih tinggi dari inflasi nasional.

Inflasi tahunan Maret 2023 tertinggi terjadi di Kota Tual, Maluku sebesar 7,49 persen (yoy), dengan komoditas penyumbang inflasi di antaranya adalah tarif angkutan udara, bensin, ikan segar, serta nasi dengan lauk. Sementara kota dengan tingkat inflasi tahunan terendah pada bulan lalu yaitu Merauke, Papua sebesar 3,17 persen (yoy).

Sementara itu Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, inflasi mencapai 0,18 persen pada Maret 2023 dibanding Februari (month-to-month/mtm) yang sebesar 0,16 persen (mtm).

Inflasi bulanan tersebut terjadi karena kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 114,16 menjadi 114,36.

Dengan demikian, inflasi bulan lalu tercatat 4,97 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) dan 0,68 persen dibanding akhir tahun sebelumnya (year-to-date/ytd).
Sebelumnya, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini mengingatkan pemerintah untuk menjaga harga komoditas terutama bahan bakar rumah tangga dan minyak goreng yang berpotensi mendorong inflasi pada Ramadhan 2023.

“Berdasar tren tahun-tahun sebelumnya, inflasi pada Ramadhan 2023 perlu dikelola dan dengan mengendalikan harga-harga komoditas yang kemungkinan akan dominan mendorong inflasi, antara lain bahan bakar rumah tangga, minyak goreng, daging ayam ras, dan beberapa komoditas lain,” kata Pudji dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.

Dalam empat tahun terakhir, ia merinci, pada 2019 bulan Ramadhan jatuh pada Mei di mana inflasi pada bulan tersebut mencapai 0,68 persen yang didorong oleh kenaikan harga komoditas cabai merah, daging ayam ras, bawang putih, ikan segar, angkutan antarkota, dan telur ayam ras.

Ramadhan pada 2020 jatuh pada April yang mengalami inflasi sebesar 0,08 persen, didorong oleh komoditas bawang merah, emas perhiasan, gula pasir, bahan bakar rumah tangga, pepaya, dan rokok kretek filter.

Selanjutnya pada 2021, Ramadhan berada di bulan April dengan inflasi mencapai 0,13 persen karena kenaikan harga daging ayam ras, minyak goreng, jeruk, bahan bakar rumah tangga, emas perhiasan, dan anggur.

“Pada 2022 Ramadhan jatuh pada April di mana terjadi inflasi sebesar 0,95 persen, yang utamanya didorong oleh kenaikan harga komoditas minyak goreng, bensin, daging ayam ras, tarif angkutan udara, bahan bakar rumah tangga, dan telur ayam ras,” katanya.

Sepanjang 2022 inflasi tercatat mencapai 5,51 persen didorong oleh kenaikan harga kelompok pengeluaran transportasi dengan inflasi 15,26 persen dengan andil 1,84 persen.

Komoditas penyumbang inflasi secara tahunan tertinggi antara lain adalah bensin, bahan bakar rumah tangga, tarif angkutan udara, beras, rokok filter, telur ayam ras, dan harga kontrak rumah.
 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BPS catat inflasi tahunan Maret capai 4,97 persen

Pewarta: Agatha Olivia Victoria

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023