Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat pesisir waspada potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah perairan seiring dengan kemunculan siklon tropis Herman.
"Siklon tropis Herman 999 hPa memengaruhi secara tidak langsung terhadap peningkatan tinggi gelombang di Samudera Hindia pada kategori rough sea atau tinggi," ujar Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo di Jakarta, Jumat.
Ia menambahkan pola angin di wilayah Indonesia turut memengaruhi tinggi gelombang laut di beberapa perairan Indonesia.
Ia mengemukakan pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari timur laut-tenggara dengan kecepatan angin berkisar 3-20 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari barat daya-barat laut dengan kecepatan angin berkisar 3-30 knot.
"Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan barat Kepulauan Mentawai-Lampung, Samudera Hindia barat Kepulauan Mentawai-Lampung, Selat Sunda, perairan selatan Banten, perairan selatan Jawa Barat dan Jawa Tengah, Laut Jawa, perairan selatan Kalimantan," katanya.
Kondisi itu, kata dia, menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,5 meter di perairan utara Sabang, perairan barat Aceh-Kepulauan Simeulue-Pulau Nias, Samudera Hindia barat Aceh-Nias, Samudera Hindia Bali-NTT, perairan selatan Bali-Lombok-Sumbawa, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan.
Selain itu, perairan selatan Pulau Sumba, perairan Kupang-NTT, Laut Sawu bagian selatan, Laut Natuna Utara, Laut Jawa bagian barat, perairan selatan Kalimantan, Selat Makassar bagian selatan dan tengah, perairan Kepulauan Talaud, Samudera Pasifik Utara Halmahera-Papua, perairan Pulau Biak.
Untuk gelombang di kisaran lebih tinggi 2,5-4 meter berpeluang terjadi di perairan Bengkulu-Pulau Enggano, perairan barat Kepulauan Mentawai, perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten-Jawa Timur, Samudera Hindia barat Kepulauan Mentawai-barat Lampung, Samudera Hindia selatan Banten-Jawa Timur, Laut Jawa bagian tengah dan timur.
"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," katanya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan gelombang tinggi berpotensi terjadi di laut selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada 30 Maret, pukul 19.00 WIB, hingga 1 April 2023, pukul 19.00 WIB.
"Tinggi gelombangnya diprakirakan berkisar 2,5-4 meter, sehingga masuk kategori tinggi," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Jateng, Kamis.
Ia mengatakan wilayah yang berpotensi terjadi gelombang tinggi meliputi perairan selatan Sukabumi-Cianjur, perairan selatan Garut-Pangandaran, Samudra Hindia selatan Jabar, perairan selatan Cilacap, perairan selatan Kebumen-Purworejo, perairan selatan Yogyakarta, dan Samudra Hindia selatan Jateng-DIY.
Terkait dengan kondisi tersebut, dia mengimbau seluruh pengguna jasa kelautan untuk memerhatikan risiko tinggi gelombang terhadap keselamatan pelayaran karena berdasarkan analisis, kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter berisiko terhadap perahu nelayan.
Kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter berisiko terhadap tongkang, kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter berisiko kapal feri, serta kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter berisiko terhadap kapal ukuran besar, seperti kapal kargo dan kapal pesiar.
"Bagi masyarakat yang 'ngabuburit' (menunggu waktu berbuka puasa, red.) dengan berkunjung di pantai selatan Jabar-DIY, kami imbau untuk tidak bermain air pantai karena gelombang tinggi dapat terjadi sewaktu-waktu," kata Teguh.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Waspada gelombang tinggi seiring kemunculan siklon tropis Herman
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
"Siklon tropis Herman 999 hPa memengaruhi secara tidak langsung terhadap peningkatan tinggi gelombang di Samudera Hindia pada kategori rough sea atau tinggi," ujar Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo di Jakarta, Jumat.
Ia menambahkan pola angin di wilayah Indonesia turut memengaruhi tinggi gelombang laut di beberapa perairan Indonesia.
Ia mengemukakan pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari timur laut-tenggara dengan kecepatan angin berkisar 3-20 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari barat daya-barat laut dengan kecepatan angin berkisar 3-30 knot.
"Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan barat Kepulauan Mentawai-Lampung, Samudera Hindia barat Kepulauan Mentawai-Lampung, Selat Sunda, perairan selatan Banten, perairan selatan Jawa Barat dan Jawa Tengah, Laut Jawa, perairan selatan Kalimantan," katanya.
Kondisi itu, kata dia, menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,5 meter di perairan utara Sabang, perairan barat Aceh-Kepulauan Simeulue-Pulau Nias, Samudera Hindia barat Aceh-Nias, Samudera Hindia Bali-NTT, perairan selatan Bali-Lombok-Sumbawa, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan.
Selain itu, perairan selatan Pulau Sumba, perairan Kupang-NTT, Laut Sawu bagian selatan, Laut Natuna Utara, Laut Jawa bagian barat, perairan selatan Kalimantan, Selat Makassar bagian selatan dan tengah, perairan Kepulauan Talaud, Samudera Pasifik Utara Halmahera-Papua, perairan Pulau Biak.
Untuk gelombang di kisaran lebih tinggi 2,5-4 meter berpeluang terjadi di perairan Bengkulu-Pulau Enggano, perairan barat Kepulauan Mentawai, perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten-Jawa Timur, Samudera Hindia barat Kepulauan Mentawai-barat Lampung, Samudera Hindia selatan Banten-Jawa Timur, Laut Jawa bagian tengah dan timur.
"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," katanya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan gelombang tinggi berpotensi terjadi di laut selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada 30 Maret, pukul 19.00 WIB, hingga 1 April 2023, pukul 19.00 WIB.
"Tinggi gelombangnya diprakirakan berkisar 2,5-4 meter, sehingga masuk kategori tinggi," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Jateng, Kamis.
Ia mengatakan wilayah yang berpotensi terjadi gelombang tinggi meliputi perairan selatan Sukabumi-Cianjur, perairan selatan Garut-Pangandaran, Samudra Hindia selatan Jabar, perairan selatan Cilacap, perairan selatan Kebumen-Purworejo, perairan selatan Yogyakarta, dan Samudra Hindia selatan Jateng-DIY.
Terkait dengan kondisi tersebut, dia mengimbau seluruh pengguna jasa kelautan untuk memerhatikan risiko tinggi gelombang terhadap keselamatan pelayaran karena berdasarkan analisis, kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter berisiko terhadap perahu nelayan.
Kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter berisiko terhadap tongkang, kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter berisiko kapal feri, serta kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter berisiko terhadap kapal ukuran besar, seperti kapal kargo dan kapal pesiar.
"Bagi masyarakat yang 'ngabuburit' (menunggu waktu berbuka puasa, red.) dengan berkunjung di pantai selatan Jabar-DIY, kami imbau untuk tidak bermain air pantai karena gelombang tinggi dapat terjadi sewaktu-waktu," kata Teguh.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Waspada gelombang tinggi seiring kemunculan siklon tropis Herman
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023