Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir perdagangan Jumat naik tajam seiring sentimen risk on di pasar.

Rupiah pada Jumat ditutup naik 192 poin atau 1,25 persen ke posisi Rp15.153 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.345 per dolar AS.

"Rupiah menguat tajam disebabkan oleh kembalinya investor dari liburan dua hari Nyepi yang melewatkan rally di pasar atau risk on selama liburan," kata analis DCFX Futures Lukman Leong saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.

Sentimen risk on menunjukkan investor kembali meminati asset dan mata uang berisiko, salah satunya rupiah.

Lukman menuturkan rupiah juga menguat di tengah turunnya imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) setelah pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC), Bank Sentral AS atau The Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin sesuai dengan perkiraan pasar namun memberikan pernyataan yang bernada dovish.

Imbal hasil obligasi AS tenor dua tahun sekarang berada di 3,788 persen dan tenor 10 tahun di 3,387 persen.

The Fed memproyeksikan setidaknya satu kenaikan suku bunga tambahan sebesar 25 basis poin pada akhir tahun 2023, tetapi menyatakan pihaknya setidaknya dapat menggambarkan titik penghentian awal untuk kenaikan suku bunga.

 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023