Antarajawabarat.com,6/5 - Masalah kesejahteraan kader menjadi salah satu kunci suksesnya program Posyandu, kata bakal Calon Wali kota Bandung Edi Siswadi di Gedung Serbaguna STIE Dharma Negara Bisnis School di Bandung, Senin.
"Bagaimana mungkin program bisa berjalan dengan optimal, jika persoalan kesejahteraan kadernya terabaikan," kata Edi dihadapan ratusan kader Posyandu se-Kota Bandung, pada seminar "Mempersiapkan Kader Bina Keluarga Balita Yang Profesional".
Menurut Edi, program pencapaian Millenium Development Goals (MDG's) untuk menekan angka resiko kematian bayi, sulit tercapai manakala kesejahteraan kader posyandu bina keluarga balita masih jadi kendala.
"Saat ini insentif yang mereka terima setiap bulannya baru mencapai Rp25 ribu. Kedepan, kita ingin ada kenaikan insentif sampai 100 persen," katanya
Selain insentif, Edi menyampaikan gagasannya untuk mendorong semacam bantuan permodalan untuk meningkatkan taraf hidup kader posyandu dan warga.
Tujuannya, kata dia agar setiap warga yang memiliki balita mampu menyediakan asupan gizi yang cukup baik bagi anak mereka. Melalui peningkatan taraf ekonomi, saya kira angka kematian ibu dan bayi bisa diminimalisasi.
Edi menyebutkan, angka kematian bayi di kota Bandung masih cukup tinggi dibandingkan kota kabupaten lainnya di Jawa Barat. Sampai tahun 2008 saja misalnya, angka kematian bayi mencapai 34,78 per 1000 kelahiran hidup.
"Penyebabnya masih didominasi kemiskinan yang melilit orang tuanya, sehingga saat bayi terserang penyakit tidak bisa terselamakan akibat kemiskinan," kata pria yang juga Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung non aktif itu.
Selain itu, sulitnya mengakses ke rumah sakit menjadi faktor lainnya mengapa angka kematian bayi masih tinggi. Sementara untuk penyakit yang menyebabkan kematian bayi diantaranya DBD, pneumonia dan Radang susunan syaraf pusat.
"Alasan itu pula yang menyebabkan saya dan kang Erwan menjadikan Kartu "Katumbiri" sebagai salah satu program unggulan kami untuk mengatasi masalah seperti ini," kata Edi.
Sementara itu Ketua DPRD Kota Bandung, yang juga bakal calon Wakil Wali kota Bandung, Erwan Setiawan menambahkan, pada prinsipnya Dewan akan menyetujui setiap pengajuan anggaran dari Eksekutif.
"Sepanjang untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat, dewan akan selalu selalu menyetujuinya. Kemampuan APBD kita bisa memenuhi program itu," kata Erwan Setiawan.***1***
Syarif A
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2013
"Bagaimana mungkin program bisa berjalan dengan optimal, jika persoalan kesejahteraan kadernya terabaikan," kata Edi dihadapan ratusan kader Posyandu se-Kota Bandung, pada seminar "Mempersiapkan Kader Bina Keluarga Balita Yang Profesional".
Menurut Edi, program pencapaian Millenium Development Goals (MDG's) untuk menekan angka resiko kematian bayi, sulit tercapai manakala kesejahteraan kader posyandu bina keluarga balita masih jadi kendala.
"Saat ini insentif yang mereka terima setiap bulannya baru mencapai Rp25 ribu. Kedepan, kita ingin ada kenaikan insentif sampai 100 persen," katanya
Selain insentif, Edi menyampaikan gagasannya untuk mendorong semacam bantuan permodalan untuk meningkatkan taraf hidup kader posyandu dan warga.
Tujuannya, kata dia agar setiap warga yang memiliki balita mampu menyediakan asupan gizi yang cukup baik bagi anak mereka. Melalui peningkatan taraf ekonomi, saya kira angka kematian ibu dan bayi bisa diminimalisasi.
Edi menyebutkan, angka kematian bayi di kota Bandung masih cukup tinggi dibandingkan kota kabupaten lainnya di Jawa Barat. Sampai tahun 2008 saja misalnya, angka kematian bayi mencapai 34,78 per 1000 kelahiran hidup.
"Penyebabnya masih didominasi kemiskinan yang melilit orang tuanya, sehingga saat bayi terserang penyakit tidak bisa terselamakan akibat kemiskinan," kata pria yang juga Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung non aktif itu.
Selain itu, sulitnya mengakses ke rumah sakit menjadi faktor lainnya mengapa angka kematian bayi masih tinggi. Sementara untuk penyakit yang menyebabkan kematian bayi diantaranya DBD, pneumonia dan Radang susunan syaraf pusat.
"Alasan itu pula yang menyebabkan saya dan kang Erwan menjadikan Kartu "Katumbiri" sebagai salah satu program unggulan kami untuk mengatasi masalah seperti ini," kata Edi.
Sementara itu Ketua DPRD Kota Bandung, yang juga bakal calon Wakil Wali kota Bandung, Erwan Setiawan menambahkan, pada prinsipnya Dewan akan menyetujui setiap pengajuan anggaran dari Eksekutif.
"Sepanjang untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat, dewan akan selalu selalu menyetujuinya. Kemampuan APBD kita bisa memenuhi program itu," kata Erwan Setiawan.***1***
Syarif A
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2013