Majelis Taklim di Perum Batujajar Regency, di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Siti Khadijah membantu kaum duafa dengan minyak jelantah, yang selama ini hanya menjadi limbah rumah tangga.
 
"Minyak jelantah ternyata bisa di manfaatkan untuk biodiesel hingga membantu kaum duafa. Kita ngasih info ke ibu-ibu, kalau ada minyak yang sudah tidak terpakai, minyak jelantah itu nanti kita kumpulkan terus nanti kita panggil pengepul minyak jelantah,” kata Ketua Majelis Taklim Siti Khadija, Yuni, di Bandung, Jumat.
 
Yuni menuturkan Majelis Taklim yang dipimpin olehnya tidak sembarangan memilih pengepul minyak jelantah.
 
Dia mengatakan menjual minyak jelantah kepada pengepul yang sudah dipercayai.
 
Yuni khawatir minyak jelantahnya disalahgunakan dan dijual lagi untuk keperluan memasak karena dahulu ada isu kenaikan harga minyak goreng yang sedang naik.
 
"Jadi si orang ini sudah biasa ngambil minyak di beberapa tempat, yang dari ibu-ibu sekolah ada dan sempat mengirim video pemakaian minyak jelantahnya," kata Yuni.
 
Minyak jelantah dikumpulkan di rumah Tina, salah satu anggota Majelis Taklim Siti Khadijah.
 
Lalu minyak jelantah tersebut disatukan ke dalam galon bekas, barulah setelah sudah cukup, minyak jelantah dijual ke pengepul.
 
“Banyak ibu-ibu yang lupa ngasih minyak jelantah, jadi saya suka mengingatkan di grup," ujar Tina
 
Pengepul minyak jelantah tersebut mengolahnya menjadi biodiesel.
 
Minyak jelantah tersebut dihargai Rp4.000 per liter dan uang hasil dari penjualan minyak jelantah tersebut masuk ke dalam kas Majelis Taklim, Tabligh Akbar, dan menyantuni orang kurang mampu.
 
Yuni mengatakan hasil dari penjualan minyak jelantah salah satunya untuk membantu kaum duafa seperti anak yatim, janda (tidak mampu), panti asuhan, hingga guru mengaji yang kondisinya kurang.
 
Selain itu kegiatan ini sudah berlangsung lebih dari satu tahun.*

 

Pewarta: Ajat Sudrajat dan Tiara Syifa Lestari

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023