Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin, turun seiring membaiknya data tenaga kerja Amerika Serikat (AS).

Kurs rupiah pada awal pekan ditutup melemah tajam 162 poin atau 1,08 persen ke posisi Rp15.055 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.894 per dolar AS.

"Rupiah melemah tertekan oleh penguatan pada dolar AS dan naiknya imbal hasil obligasi AS setelah data tenaga kerja AS yang jauh lebih kuat," kata Analis DCFX Futures Lukman Leong saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.

Lukman mengatakan data tenaga kerja AS yang jauh lebih kuat dari ekspektasi memicu kekhawatiran pasar bahwa bank sentral AS atau The Fed akan tetap agresif pada kebijakan suku bunga.

Data tenaga kerja AS memperlihatkan penambahan tenaga kerja sebesar 517.000 dibandingkan ekspektasi yang hanya 185.000. Hal itu akan memicu kekhawatiran apabila The Fed akan lebih leluasa untuk terus mempertahankan kebijakan kenaikan suku bunga tanpa kekhawatiran perlambatan pada ekonomi.

"Data ekonomi yang kuat biasanya juga cenderung menaikkan inflasi terutama pada tenaga kerja yang kuat dan upah yang meningkat," ujarnya.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Jumat (3/2/2023) bahwa data gaji nonpertanian (non-farm payroll/NFP) AS meningkat 517.000 pada Januari, jauh lebih baik dari yang diharapkan 187.000. Tingkat pengangguran turun menjadi 3,4 persen, level yang tidak terlihat sejak Mei 1969.

The Fed pada Rabu (1/2/2023) menurunkan tingkat kenaikan suku bunga yang lebih ringan daripada tahun lalu, dengan hanya menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin, tetapi pembuat kebijakan juga memproyeksikan bahwa "peningkatan berkelanjutan" dalam biaya pinjaman akan diperlukan.

Kenaikan suku bunga pada tahun 2023 kemungkinan akan membebani ekonomi AS dan Eropa, meningkatkan kekhawatiran perlambatan ekonomi yang kemungkinan besar akan mengurangi permintaan minyak mentah global, kata Priyanka Sachdeva, analis pasar di Phillip Nova.

 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023