Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, mulai mengembangkan industri fesyen dengan teknik ecoprint kepada pelaku usaha batik dan kulit sebagai langkah inovasi karena memiliki nilai ekonomi di pasar dalam negeri maupun mancanegara.

"Kita lihat di beberapa negara sudah tren tentang ecoprint, jadi ada peluang, makanya kita coba ambil peluang itu," kata Sekretaris Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Garut Ridwan Effendi di Garut, Jabar, Jumat.

Ia menuturkan Kabupaten Garut memiliki industri fesyen yang sudah cukup berkembang seperti fesyen dari bahan kulit, kemudian batik dengan berbagai jenis produknya.

Pemerintah daerah, kata dia, mencoba mengedukasi dan memberikan pelatihan kepada pelaku usaha fesyen itu untuk bisa melakukan inovasi mengembangkan konsep ecoprint.

"Kami melakukan bimbingan teknis, dan langsung juga praktik, dan mereka pembatik dan perajin kulit antusias dengan program ini," katanya.

Ia menjelaskan teknik ecoprint tersebut yakni membuat warna secara alami dari daun yang ditempel ke media kain maupun kulit sehingga menghasilkan warna natural.

Metode pewarnaan secara natural itu, kata dia, oleh Garut akan dikembangkan dengan mencoba membuat ciri khas tumbuhan yang ada di Garut, misalkan dari daun jeruk garut.
Ia berharap setelah adanya pengembangan ecoprint itu industri fesyen di Garut semakin maju dan siap bersaing dengan pasar mancanegara.

"Peluang ini harus diambil oleh kita, setelah ecoprint berkembang, kita akan lakukan promosi salah satunya melalui kegiatan festival," kata Ridwan.

Ia menambahkan selama ini ecoprint di Garut belum berkembang masif dilakukan oleh pelaku usaha fesyen, untuk itu pemerintah daerah berusaha mendorongnya sehingga bisa memberikan keuntungan.

"Sekarang sudah mulai di beberapa komunitas, memang belum masif, ke depan kita dorong, kemudian kita lakukan promosi," katanya.

 

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022