Banjir akibat luapan air Sungai Cipurabaya yang pada Selasa (8/11) melanda Kampung Pasirhuni, Desa/Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, sudah surut pada Rabu.

Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Purabaya Yanto Priatno mengatakan bahwa warga dengan bantuan dari petugas pemerintah dan relawan bergotong royong untuk membersihkan sampah dan lumpur sisa banjir.

Yanto mengatakan bahwa menurut hasil pendataan sementara banjir yang terjadi di wilayah Purabaya menyebabkan tiga rumah dan tiga ruko terendam.

Banjir melanda bagian wilayah Purabaya pada Selasa (8/11) pukul 17.25 WIB, menyusul hujan deras yang turun sejak pagi hingga sore.

Hujan deras membuat air Sungai Cipurabaya meluap dan membanjiri rumah warga dan pertokoan di sekitarnya. Bangunan pabrik kerupuk yang berada di dekat sungai dindingnya juga rusak akibat luapan air sungai.

Yanto mengatakan bahwa banjir tidak sampai menimbulkan korban jiwa, tetapi memaksa empat warga mengungsi.

Menurut dia, petugas penanggulangan bencana masih memantau area yang terdampak banjir serta membantu warga membersihkan material sisa banjir.

Dia mengimbau warga, khususnya yang tinggal di sekitar bantaran sungai, meningkatkan kewaspadaan saat hujan deras turun dan segera mengungsi jika debit air sungai meningkat.

Sebelumnya dilaporkan pondasi jalan nasional yang menghubungkan Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jabar dengan Banten, tepatnya di Kampung Cibangban longsor dan mengancam bangunan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Cibangban.
 
"Kami khawatir pondasi jalan nasional yang berada di Desa Pasirbaru, Kecamatan Cisolok ini kembali longsor yang bisa berdampak kepada bangunan MI Cibangban, apalagi longsoran itu sempat menutup sebagian badan jalan nasional yang berbatasan langsung dengan bangunan madrasah," kata Kepala MI Cibangban Endang di Sukabumi pada Selasa.
 
Menurut Endang, longsor pondasi tebing di jalan nasional itu sudah beberapa kali terjadi dan besi pembatas jalan pun sempat tergerus hingga masuk ke kawasan madrasah.

Endang mengkhawatirkan terjadi longsor susulan yang tidak hanya mengancam bangunan madrasah saja tetapi keselamatan pelajar dan pengajar.
 
Bahkan, dampak lainnya dari longsor itu juga menutup aliran irigasi yang berada di sekitar bangunan madrasah, jika tidak segara diperbaiki ia khawatir saat turun hujan deras air dari saluran irigasi akan meluap dan berdampak ke MI yang dipimpinnya tersebut.

Selain itu, kejadian longsor ini merupakan yang ke sekian kalinya. Sempat beberapa waktu lalu tanggul penahan tanah (TPT) yang berada di depan madrasah ambrol namun tidak ada penanganan dari instansi terkait.
 
"TPT yang ambrol itu sempat tidak diperbaiki berbulan-bulan, sehingga saya bersama pemilik warung dan warga sekitar berinisiatif mengumpulkan donasi untuk memperbaikinya namun hanya bisa sebagian sisanya masih belum diperbaiki karena keterbatasan dana," tambahnya.
 
Endang berharap ada perbaikan secepatnya karena jika dibiarkan berlarut-larut apalagi saat ini hujan deras turun setiap hari dikhawatirkan terjadi longsor susulan.

Pewarta: Aditia Aulia Rohman

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022