Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon di Provinsi Jawa Barat meminta warga mewaspadai penularan penyakit leptospirosis semasa musim penghujan dan banjir.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon Sartono di Cirebon, Jumat, menjelaskan bahwa leptospirosis menular melalui air kencing tikus yang terinfeksi bakteri.

Kalau air kencing tikus yang terinfeksi bakteri Leptospira sampai mengenai kulit yang terluka, maka bakteri tersebut akan menular dan menginfeksi manusia.

"Ketika terus terpapar maka risikonya infeksi berkelanjutan. Dan ketika infeksi terus berulang, penyakit ini juga bisa mematikan. Akan tetapi kasusnya jarang sekali sampai ke kematian," kata Sartono.

Menurut Sartono, tikus yang kerap masuk ke rumah atau tikus yang hidupnya di area kotor berpotensi menularkan bakteri penyebab penyakit leptospirosis.

Dia mengimbau warga yang tinggal di permukiman padat seperti Kecamatan Plered mewaspadai penularan penyakit tersebut.

"Kami memang belum pernah menemukan leptospirosis, namun masyarakat harus waspada," katanya.
Leptospirosis termasuk penyakit penyerta banjir. Penyakit ini ditandai dengan gejala seperti demam mendadak, sakit kepala, lemah, mata merah, warna kekuningan pada kulit, dan nyeri otot betis.

Penularan bakteri penyebab leptospirosis bisa dicegah dengan memakai sarung tangan dan sepatu bot saat membersihkan rumah atau selokan serta mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir setelah selesai beraktivitas.

Orang yang mengalami gejala serupa gejala leptospirosis dianjurkan segera mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan supaya bisa mendapat penanganan sedini mungkin dari para petugas kesehatan.

 

Pewarta: Khaerul Izan

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022